tiga

393 26 0
                                    

Pukul enam sore

Sesuai dengan janji Ino, dia berjanji jika Ino akan membantuku mencarikan pekerjaan baru.

sekarang aku Tengah terdiam di tempat biasa tempat yang selalu kami kunjungi saat SMA dulu yaitu Cafe.

sudah hampir 2 jam aku menunggu di sini tetapi Ino tidak kunjung datang juga, awalnya sih aku akan membatalkan janji ini tapi aku juga butuh.

butuh pekerjaan, karena aku tidak ingin diomeli terus oleh ibuku, hanya karena aku sudah dewasa tidak kunjung Memiliki pekerjaan.

"Udah besar susah dapet kerja!...bagaimana kalo kamu juga susah dapet suami bagaimana nantinya!!!"
Ucap ibuku Minggu lalu sebelum aku melamar kerja di perusahaan milik pacar Ino yaitu sai.

Lagi lagi seorang pelayan menghampiri ku sambil memberikan ku buku menu, namun aku menggeleng dan hasilnya pelayan itu kembali lagi ke tempatnya.

"Ino kamu lama banget sih...!" Ucapku dalam hati.

Clingg...

"Selamat datang"
Ucap para pelayan yang bertugas menyapa pelanggan, di pintu masuk.

Aku memutarkan badanku melihat ke arah dimana pintu yang baru saja ada seseorang masuk.

Tapi.

Tidak ada Ino!...hah....aku harus menunggu berapa jam lagi! Apakah aku harus pulang saja.

Aku mencoba menelpon Ino kembali tetapi handphonenya tidak aktif.

"Grrrrt"
Aku kesal, aku ingin pulang saja pokoknya aku tidak peduli dengan Ino, biarkan saja jika Ino sudah disini dan mencariku.

Aku akan pulang.

Aku beranjak pergi melangkah meninggalkan bangku ku, Karena kesal.

sampai sampai saat aku berjalan dengan tidak sengajanya aku tidak melihat ada orang yang berjalan di belakangku.

sehingga saat aku berbalik aku menabraknya membuat tas yang ia bawa terjatuh ke lantai.

"Ah...ma...maaf" ucapku terbata bata.
Karena merasa bersalah telah menjatuhkan barang orang lain, akupun langsung mengambil barang yang berupa tas itu di lantai.

namun tidak hanya aku yang mengambil tas itu.

seseorang yang memiliki tas itu pun bersamaan mengambil barang miliknya.

Hingga lengan kita bersentuhan.

"Ah...maaf" lagi lagi aku minta maaf.
Aku sedikit tersenyum malu karena telah berbuat sesuatu hal yang memalukan.

Namun, orang yang ku tabrak itu ternyata dengan sempurna menyebutkan namaku.

"Sakura!"

Refleks saat aku mendengar namaku di panggil olehnya, aku langsung melihat ke arahnya, dengan wajah bingung dan penuh tanda tanya.

Siapa?

Aku melihat kedua bola mata berwarna hitam, dan rambut yang mecuat seperti pantat ayam.

Wajahnya sangat tampan seperti artis artis atau model model di majalah.

Aku nyaris tidak berkedip karena melihat ketampanan lelaki itu.

Namun lagi lagi lamunan ku di sadarkan oleh lelaki yang tidak ku ketahui namun dia mengetahui namaku.

"Sakura!"

"Eum....ma...maaf" 2 detik "apakah anda mengenal saya?" Ucapku gugup.

Aku melihat jelas saat aku berbicara, wajahnya langsung berubah drastis.

Ia seperti kecewa,tapi aku tidak tahu.

"Ehmmm...maafkan saya telah menjatuhkan barang anda" ucapku yang langsung membungkuk kan badanku sambil berlalu pergi meninggalkannya.

Sedangkan lelaki yang ku tinggalkan itu masih terdiam dengan posisi yang sama.

"Kenapa dia bisa mengetahui namaku?"
.
.
.
Bersambung

A Mafia ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang