- 3 -

124 18 3
                                    

- 2018 -

He is popular.

---

Song Hayoon.

Nama itu dengan cepat menyebar saat Hayoon memasuki tahun pertama kuliah. Para dosen dan senior penasaran, ingin melihat gadis penyandang nilai tertinggi di ujian masuk. Tapi percayalah, ketenaran Hayoon tak berlangsung lama.

Kebanyakan orang hanya bertanya, "Yang mana sih Song Hayoon?"

"Mana yang nilai ujiannya tertinggi?"

"Itu Song Hayoon?"

"Jadi ini Song Hayoon?"

Kemudian setelah benar-benar melihat Hayoon mereka hanya, "Ohh..."

Yah, Hayoon tidak keberatan juga dengan reaksi yang kelewat biasa itu. Rata-rata hanya antusias di awal, lalu kembali biasa saja setelah melihat Hayoon. Lagi pula tidak ada yang bisa di hebohkan, karena penampilan Hayoon sangat tidak menarik. Hayoon itu terlalu biasa.

Rambutnya ikal dan masih jatuh sebahu, seolah tak pernah berubah selama beberapa tahun. Hayoon tak terlalu suka mengubah sesuatu yang sudah membuatnya nyaman. Gigi kelinci juga masih tampak lucu setiap kali Hayoon membuka sedikit bibirnya. Hanya pipi tembamnya yang berubah sedikit tirus, efek dari memforsir diri untuk belajar hingga lupa makan. Kepribadian yang sulit bergaul dengan orang baru, menambah kesan culun dari Hayoon. Memang begitulah ekspektasi kebanyakan orang soal murid jenius pemilik nilai ujian masuk tertinggi.

Berbeda dengan Kim Jiwoong.

Namanya juga menyebar dengan cepat saat Jiwoong memasuki tahun pertama kuliah. Tepatnya 2 tahun lalu. Ketika Jiwoong menunjukkan aura kepemimpinan di masa orientasi. Juga kepribadian yang supel dan mudah bergaul. Ditambah wajah super-duper-mega tampan, ini menurut para penggemarnya. Tak heran setelah 2 tahun berlalu, Jiwoong masih menjadi mahasiswa populer di jurusan Pangan dan Nutrisi, Universitas Yonsei.

Kembali ke masa sekarang, malam keakraban mahasiswa yang lebih banyak diisi dengan obrolan tak bermutu berteman minuman keras. Sebuah kedai disewa penuh oleh jurusan Pangan dan Nutrisi. Meja disusun memanjang, para mahasiswa duduk berjajar dan berhadapan. Suasana meja di ujung Utara tampak ramai, kemudian semakin sunyi mulai dari tengah hingga ujung Selatan.

Hayoon duduk di sisi selatan. Mejanya tampak penuh dengan beberapa mahasiswa baru dan para senior yang sama-sama suka belajar. Orang-orang yang tak terlalu suka keramaian. Dan orang-orang yang mulai mencari-cari alasan untuk pulang. Hayoon pun mulai iri dengan seorang senior yang bisa pulang lebih dulu. Dia mahasiswa baru, yang harus mengikuti acara hingga selesai. Seolah terkekang oleh perintah para senior yang sok berkuasa.

Mendengus kesal, Hayoon menatap kesal ke arah meja Utara di mana segala keseruan terlihat. Walaupun begitu, keramaian itu sama sekali tak tampak seru bagi Hayoon. Dia hanya ingin pulang dan tidur. Hayoon hanya bertanya-tanya, kapan acara ini akan selesai? Dan kapan orang-orang di meja Utara itu akan berhenti?

"Pantas kak Jiwoong populer. Lihat, Songha. Udah tampan, keliatan asik juga. Tipeku sekali."

Suara itu terdengar sayup dari sisi kiri Hayoon. Teman terdekatnya sejak SMA, Arin, tampak memandangi seorang pemuda tinggi dari meja Utara. Hayoon berdecih heran, menatap gadis mungil berponi itu dengan sudut mata. Hayoon sudah hapal dengan tabiat Arin yang selalu menyukai pria tampan. Gadis itu terlalu mudah menyukai seseorang, bagi Hayoon.

"Selalu begitu. Asal tampan aja, kamu bilang tipemu."

"Sialan! Kali ini benar-benar tipeku! Liat dia, Song."

Red Thread Of Fate » (Kim Jiwoong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang