---
His past.
---
Jiwoong menatap ponselnya geram seraya mencengkram erat benda persegi itu. Ini sudah jauh dari jam pulang kerja, tapi Jiwoong masih berkeliaran di antara macetnya kota. Maklum, sekarang Jumat malam yang mana akan ada banyak sekali orang berkeliaran sebelum akhir pekan. Terutama di daerah hiburan malam seperti ini. Melempar asal benda persegi ke kursi penumpang, Jiwoong menekan klakson kencang. Ya Tuhan, kapan dia bisa sampai tujuan kalau begini?
Setelah berlama-lama di jalan, Jiwoong tak mau ambil pusing soal parkir. Pria itu menyerahkan kunci mobilnya pada petugas valet dan bergegas masuk ke dalam gedung hiburan malam. Begitu masuk, Jiwoong langsung disuguhi musik keras menggelegar yang memekakkan telinga. Jiwoong tak pernah menyukai tempat berisik seperti ini. Tapi ada satu orang yang tak pernah gagal menariknya datang.
Jiwoong mengernyit tak nyaman dengan sesaknya suasana di dalam, padahal gedung ini sangat amat luas. Tapi melihat orang berdesakan di lantai dansa juga musik yang memekakkan, membuat Jiwoong tak tahan ingin segera ke luar. Matanya memicing mengedarkan netra ke penjuru lantai dansa. Mencari pelaku yang menyeretnya ke tempat ini.
Setelah susah payah mencari, netranya menangkap seorang wanita yang sedang menari mengikuti alunan musik. Didekatnya ada seorang pria bertubuh kekar yang juga ikut menari sembari sesekali menyentuh nakal tubuh si wanita. Tentu saja wanita itu menyingkir, namun sepasang mata sayu itu tak pernah benar-benar mengusir si pria. Maka, dengan bejatnya si pria memanfaatkan kondisi mabuk si wanita untuk senantiasa menyentuhnya.
Tanpa berpikir lebih panjang, Jiwoong segera melepas jas hitamnya seraya menghampiri wanita itu. Pandangannya yang terpaku pada satu titik, membuat tubuhnya menabrak beberapa orang tanpa sengaja. Tak mau repot-repot minta maaf dengan para manusia teler itu, Jiwoong mengabaikan semua makian dan terus berjalan. Sampai di titik tujuannya, Jiwoong segera mendorong pria kelas itu menjauh. Kemudian membalut tubuh si wanita berpakaian minim dengan jas hitamnya. Matanya menatap nyalang pada si pria kekar sampai membuatnya menyingkir.
Tubuh melekuk sempurna dalam balutan dress hitam berkelip perak. Kulit yang terekspos kini terasa hangat dalam balutan jas hitam milik Jiwoong. Wanita itu, Kang Hyewon, tersenyum lebar dengan pipi merona kemerahan kepada Jiwoong. Dia tidak mungkin tersipu di saat seperti ini, Hyewon lebih tepat dikatakan mabuk.
"Oh! Jiwoong!!" wanita itu berseru riang. Walau bersinggungan dengan kerasnya musik dansa, Jiwoong bisa mendengar jelas ucapan Hyewon. Yang mana langsung membuat Jiwoong berdecak kesal.
"Ayo pulang." ujarnya final seraya meraih tangan Hyewon untuk ditarik. Wanita itu berusaha menghempas, namun dengan kesadaran 50% itu tak mungkin mengalahkan tenaga Jiwoong.
"Gak mau! Lepasin!"
Jiwoong mengabaikan teriakan Hyewon, masih menarik tangannya berusaha ke luar dari kerumunan. Keduanya hampir melewati meja bar saat Hyewon menghempas tangan Jiwoong sekuat tenaga. Tubuhnya sampai terhuyung begitu lepas dari genggaman Jiwoong. Kaki berbalut hak tinggi yang berkilau merah itu menyeimbangkan tubuh, kemudian Hyewon menatap lurus pada Jiwoong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Thread Of Fate » (Kim Jiwoong)
FanfictionSong Hayoon bersumpah, tak akan pernah mau berurusan dengan pria populer mana pun karena trauma masa lalunya. Maka dari itu, Hayoon selalu menghindari Kim Jiwoong. Kim Jiwoong, pria populer yang selalu mampu membuat gadis mana pun menjerit hanya den...