- 13 -

60 12 3
                                    

---

Night sky in his smile.

---

Duk!

"Astaga!"

Jiwoong segera menarik Hayoon dari kedua lengan, begitu mendapati wanita itu menabrak pintu dan terdiam dia sana hampir tertidur. Menopang tubuh sempoyongan yang begitu lunglai sambil berusaha membuka pintu, ternyata tidak mudah bagi Jiwoong. Tapi dia berhasil keluar dari kedai itu bersama Hayoon yang tampak bingung.

Melihat Hayoon yang mabuk, sontak membuatnya menyesal. Harusnya dia tak menawarkan sedikit soju pada Hayoon. Kalau saja Jiwoong tahu, bahwa sedikit soju bisa membuat Hayoon mabuk. Ya, sedikit. Benar-benar sedikit, sekitar enam hingga delapan teguk. Bahkan tak menghabiskan setengah botol soju. Sekarang Jiwoong tahu kalau Hayoon sepayah itu.

"Hayoon! Itu tempat sampah! Hey!" Jiwoong sontak menarik lengan Hayoon saat wanita itu berjalan miring ke tempat sampah. Tubuh yang begitu lunglai hampir jatuh ke pelukannya, kalau Jiwoong tak menahannya dengan kedua tangan.

"Aaiishh!!" tiba-tiba Hayoon menghempas tangan Jiwoong dan mundur beberapa langkah sempoyongan. "Aku gak maauu tauu!! Jangan telepon aku!!"

"Telepon apa maksudmu?" Jiwoong mengernyit heran menatap Hayoon yang sepasang matanya hampir terpejam. Pipinya merona kemerahan dengan bibir yang sedikit dimajukan. Wajahnya tampak sedikit membengkak, membuat Hayoon tampak berkali-kali lipat lebih lucu.

Oh, astaga, itu sih menurut Jiwoong. Lihat saja, dia malah tertawa sementara Hayoon menggeleng ribut berusaha kembali sadar.

Lalu Hayoon memicing memperjelas pandangannya yang mulai rabun. Dahinya mengernyit, bibirnya maju, tatapannya menelisik pada Jiwoong yang menahan tawa. Lalu tiba-tiba berseru, "Aku gak mabuk! Aku gak butuh kamu! Aku gak butuh siapa-siapa! Aku-hik!"

Tawa Jiwoong lepas saat Hayoon cegukan dan berbunyi seperti tikus kejepit.

"Hik! Stop!" titah Hayoon mengacungkan telunjuk pada Jiwoong. Wajahnya berkerut, memicing, berusaha mengambil alih kasadaran secara penuh. Astaga, kepalanya pusing sekali dan pandangannya tak jelas. "Hik!"

Jiwoong menurunkan telunjuk yang tepat di hadapannya dengan perlahan. Lalu kembali menatap jelas wajah Hayoon yang marah dengan lucu. Kalau tak memaksa dirinya berpikir jernih, entah apa yang akan dilakukan Jiwoong. Mungkin mencubiti pipi Hayoon sampai semakin merah karena gemas.

"Udahlah, ayo pulang."

"Cih! Jangan haraapphh kamu bisa tau rumahku!"

"Ngomong apa sih? Aku tinggal di sebelahmu."

"Kamhh-huft!" Hayoon menggelengkan kepalanya cepat, lalu kembali memfokuskan pengelihatan. "Siapa siihhh?"

Sepasang mata Jiwoong melebar, takut kalau-kalau Hayoon hilang ingatan karena mabuk. Tidak mungkin, 'kan?

"Kim Jiwoong. Kamu kalau mabuk hilang ingatan, ya?"

Kemudian Hayoon tertawa miring lalu melengos dengan langkah pelan. "Si berengsek ternyata."

"Hah? Berengsek?"

Red Thread Of Fate » (Kim Jiwoong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang