- 17 -

46 5 0
                                    

---

Falling.

---

Seharusnya hari ini menyenangkan bagi Jiwoong, dia bahkan sudah berencana menonton film di apartemennya yang nyaman. Ini sudah hari Jum'at yang artinya besok Jiwoong akan libur kerja. Ditambah Jiwoong pulang cepat, jadi dia punya banyak waktu yang bisa dihabiskan sebelum malam. Namun, semua rencananya sirna begutu saja dengan satu panggilan telepon.

Bukan telepon sembarangan, Jiwoong mendapat telepon genting dari security. Jiwoong diminta menyelesaikan masalah dua insan yang ternyata berkaitan dengannya. Begitu menutup telepon, Jiwoong segera turun menuju pos security hanya dengan baju santai seadanya. Raut wajahnya tampak panik, keningnya berpeluh saat menunggu lift turun ke lantai dasar. Kabarnya ada yang terluka dari dua insan itu. Jiwoong harap bukan orang yang ada di pikirannya. Karena kalau sampai orang itu terluka, entah apa yang akan dilakukannya.

Sementara itu di pos keamanan, Hyewon dan Hayoon duduk saling berjauhan. Saat pintu lift terbuka tadi, bukannya berhenti, mereka justru semakin menjadi. Bahkan Hyewon mendorong Hayoon hingga ke luar lift dan membuat keributan. Tubuhnya menindih Hayoon yang terkapar, lanjut melancarkan aksi jambak-menjambak. Beruntung Ibu yang ada di sana segera menghubungi security. Maka, di sinilah mereka sekarang, diawasi oleh dua security yang menatap kesal. Adegan ini persis seperti guru BK yang mendapati kedua muridnya berkelahi.

"Permisi, Pak."

Empat pasang mata dalam ruangan itu sontak menoleh pada pria tinggi yang baru saja datang. Jiwoong tersengal dengan kening berpeluh, tampaknya pria itu baru saja berlari. Begitu masuk ke dalam pos keamanan, Jiwoong langsung mencari Hayoon dengan matanya hingga keduanya saling bersitatap. Tampak jelas dari sorot matanya bahwa Jiwoong sangat khawatir. Bagaimana tidak, Hayoon di sana terduduk dengan penampilan yang begitu berantakan. Dan dipipi berisinya, Jiwoong bisa melihat goresan berwarna merah. Rahang Jiwoong mengeras bersamaan dengan kedua tangan yang mengepal erat. Wanita itu terluka, Hayoon-nya terluka.

"Jiwoong..." Rengekan Hyewon lantas membuat Hayoon langsung memutus tatapannya pada Jiwoong. Kemudian wanita bertubuh semampai itu berdrama diduduknya, seolah paling menderita.

Wanita berambut ikal itu menunduk, beralih menatap jari jemari yang dimainkan. Sedikit menatap Jiwoong tadi, Hayoon menyadari kemarahan dari mata pria itu. Hayoon malu, menyesal, juga kecewa pada dirinya sendiri. Dia sudah melakukan hal paling kekanakan pada Hyewon, mantan kekasih Jiwoong. Tentu saja Jiwoong marah, pasti karena Hayoon bertengkar dengan Hyewon. Setidaknya begitu isi kepala Hayoon yang lantas menambah rasa nyeri disekujur tubuhnya. Nyeri yang lebih menyakitkan daripada saat Hyewon mendorong tubuhnya hingga tersungkur.

"Sebenarnya ada apa ya, Pak?" suara Jiwoong terdengar masih terkontrol dengan baik, walau hatinya sudah sesak ingin berteriak. Sementara Hyewon, hanya melirik tajam pada Hayoon dari duduknya.

Hayoon tak berani mendongak bahkan saat salah satu petugas security menjelaskan, "Mereka bertengkar di dalam lift dan mengganggu penghuni lain."

Kemudian salah satu petugas melanjutkan, "Kami sudah cek CCTV, dan nona Hyewon terlihat lebih dulu menyerang—"

"Sudah kubilang, dia yang memprovokasi lebih dulu!!" pangkas Hyewon, sementara Hayoon semakin merasa kesal. Kedua tangannya mengepal di atas pangkuan dan matanya melirik tajam pada Hyewon.

Petugas tadi menghela napas jengah, "Kami hanya bertugas menjaga keamanan, tuan. Untuk masalah pribadi, kami mohon diselesaikan dengan baik tanpa mengganggu penghuni lain." imbau petugas itu.

"Baik, Pak. Saya mohon maaf atas kejadian ini. Karena itu, untuk seterusnya, tolong jangan biarkan Hyewon masuk ke sini lagi."

"Kim Jiwoong..." Hyewon menatap Jiwoong tak percaya. Dia bahkan bangun dari duduknya, karena terlampau terkejut dengan ucapan Jiwoong yang tak terduga. Hyewon tak menyangka Jiwoong akan seperti ini. Seperti bukan Jiwoong yang biasa dia hadapi. Tidak ada lagi Jiwoong yang selalu lemah di hadapannya. Jiwoong yang biasanya mudah dimanipulasi dengan dramanya. Pria itu adalah Jiwoong yang tampak begitu marah.

Red Thread Of Fate » (Kim Jiwoong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang