- 27 -

6 2 0
                                    

---

The Mother(s).

---

Poli Obstetri Ginekologi

adalah tempat paling dihindari oleh wanita bertubuh semampai yang tengah duduk tak tenang di kursi tunggu. Jika terbesit dalam benaknya menginjakkan kaki di klinik, poli kecantikan adalah satu-satunya yang dia tuju. Tapi kini, wanita itu diapit oleh dua wanita lainnya yang bersikeras menariknya memeriksa kandungan. Dia menoleh ke kanan mengamati wanita berambut ikal, duduk bersedekap, aura tegas menguar dari tatapan datarnya. Kemudian dia menoleh ke kiri, wanita mungil berponi tampak berbeda, sibuk mengikik sembari memainkan ponselnya. Tak ada obrolan di antara mereka, tapi cukup membuatnya merasa terhimpit dan terjebak.

"Jujur aja," Hyewon, wanita di tengah memecah hening di antara ketiganya. Tubuhnya bersandar pada kepala kursi. Tangan dilipat ke dada dan sebelah kaki dilipat ke kaki lainnya. Masih menunjukkan seringai angkuh di tengah-tengah masalahnya sendiri. "Masalahku gak ada hubungannya dengan kalian," ujarnya ketus.

Hayoon, wanita di kanan Hyewon mendecih pelan. Jelas meremehkan Hyewon yang seolah merasa dirinya lebih tinggi dari siapa pun, padahal yang dia punya hanya tubuh semampai dan keahlian merayu. Hayoon tidak goyah, membalas ucapan Hyewon dengan tegas, "Jadi urusanku juga kalau masih ganggu Jiwoong dengan masalahmu."

Kali ini Hyewon yang mendecih, bukan meremehkan, justru mengernyit tak percaya dengan ucapan Hayoon. Wanita cantik itu menoleh pada Hayoon, menatapnya setengah terkejut. "Aku benar-benar gak mengerti apa yang dia lihat dari kamu."

Hayoon mengendik, tak terpengaruh dengan ucapan Hyewon yang seolah merendahkannya. "Yah, orang yang berakal akan bisa melihat nilaiku."

Hyewon bungkam. Bibirnya terbuka hendak menyerang Hayoon kembali, tapi bibirnya buru-buru mengatup. Hyewon mengendus kesal lalu kembali menatap ke depan. Sungguh tak bisa menerima sudah dibuat kehabisan kata-kata oleh Hayoon. Sementara Hyewon kehabisan kata-kata, wanita di kiri justru terkekeh mengejek. Hyewon kini menoleh ke kiri, mengangkat sebelah alis, jelas tak nyaman dengan keberadaannya.

"Kenapa ketawa?"

Arin, wanita di kiri Hyewon mengendik. Masih menyeringai dengan mata mengejek. "Terserah aku. Apa urusanmu?"

"Lalu, apa urusanmu di sini?" sahut Hyewon, tak mau kalah.

"Cukup penting, kalau kamu mau cari jalan ke luar. Kalau aku jadi kamu, aku akan diam dan berterimakasih. Tapi gak mungkin, sih, karena aku bukan kamu," tegas Hayoon yang lagi-lagi membungkam Hyewon. Arin terkekeh melihat Hyewon yang tak berkutik setiap kali diserang Hayoon.

Aura dominan Hayoon memang menyurutkan keberanian Hyewon, entah bagaimana. Sedikitnya juga, Hyewon merasa jera setelah menyerang Hayoon di apartemen kala itu. Dan Hyewon sadar, kehadiran Hayoon membuatnya tidak bisa lagi mengontrol Jiwoong seperti dulu. Kehadiran Hayoon seolah menyadarkan Jiwoong dari bayang-bayang rasa bersalah yang sengaja dibentuk oleh Hyewon untuk kepentingan pribadinya. Sebut saja Hyewon terintimidasi oleh keberadaan Hayoon, dan dia tidak akan mengelak. Malah diam seribu bahasa.

"Nona Kang Hyewon."

Ketiga wanita menoleh. Hayoon dan Arin bangun, sementara Hyewon mendengus merasa enggan bangun dari duduknya. Namun, dia tau tidak ada jalan keluar untuk ini. Setelah jeda yang tidak lama, akhirnya Hyewon bangun. Ketiganya masuk ke ruang dokter, sedikit memenuhi ruang pemeriksaan itu. Pemandangan yang cukup langka bagi dokter dan perawat jaga. Tapi tak ada yang menghentikan atau mengganggu pemeriksaan.

Dua kursi di depan meja dokter diisi oleh Hyewon dan Arin, sementara Hyewon berbaring di brankar. Dokter memeriksa kandungan Hyewon dengan alat USG. Tak ada lagi kesempatan bagi Hyewon untuk kabur. Hening beberapa detik sempat mengisi ruangan dan Hyewon hanya mendengar detak jantungnya sendiri. Hingga detik berikutnya, detak jantung lain terdengar menggema mengisi ruangan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Red Thread Of Fate » (Kim Jiwoong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang