#11

1.5K 72 5
                                    

ali dan teman temannya masi asik berbicara sampai tidak sadar sekarang sudah jam 10 malam

"ali sudah jam 10 ayo pulang" ucap alicia, ali menoleh ke arah alicia ali pun melihat jam nya yang sudah menunjukkan pukul 22.22

"pulang dulu ya, udah malam nih" ucap ali berpamitan kepada teman temannya, "hati hati di jalan ya li" ucap mereka

ali pun memasuki mobilnya di ikuti alicia, "cia, kau tidak di marahi pulang jam segini?" tanya ali kepada alicia, "tidak" jawab alicia singkat sambil memainkan handphone nya

ali menyetel lagu untuk menghilangkan kesunyuan, "ali aku ingin menanyaimu sesuatu" ucap alicia menatap ali yang sedang menyetir, "silahkan, kamu mau nanya apa?" jawab ali yang masi menatap ke depan, alicia takut untuk menanyakannya, ali sedikit menoleh ke arah alicia "cia?" ucap ali

alicia pun memberanikan dirinya untuk menanyai soal itu, "apa kau masi menyukai mantanmu?" tanya alicia sedikit takut "memangnya aku punya mantan?" tanya ali balik, alicia menatap ali malas "itu loh cinta pertamamu, yang namanya keana mauren" ucap alicia, "oh mauren, aku tidak menyukai dia lagi, memang nya kenapa?" ucap ali menanyai alicia balik "tidak, aku cuma bertanya saja" ucap alicia menatap lurus lagi, ali hanya mengangguk

ali memang punya pacar dulunya, keana mauren itu cinta pertamanya saat mereka sudah tidak punya hubungan apapun ali sudah tidak berminat lagi untuk berpacaran

saat kelas 3 SMP ali dan mauren sangat bucin, namun semuanya sirna saat ali mengetahui bahwa mauren selingkuh, dan mereka pun menjadi asing

saat kejadian itu ali tidak mempercayai bahwa adanya cinta tulus, namun saat ali melihat alicia, ali merasakan bahwa alicia adalah orang yang tulus walau dulunya mereka sering bertengkar

back to alilicia

saat sudah sampai di depan rumah alicia, alicia pun menuruni mobil ali, "kalau mau tidur jangan lupa cuci kaki dan gosok gigi ya" ucap ali menatap alicia, alicia hanya menatap ali malas "iya iya bawel, kamu hati hati di jalan jangan ngebut ngebut" pesan alicia kepada ali, ali hanya tersenyum dan berpamitan kepada alicia

saat sedang asyik menyetir ali melihat jam tangan nya yang menunjukkan pukul 22.50 saat mengetahui sudah hampir jam 11 ali mengebut "sialan sudah mau jam sebelas, bisa bisa pas sampai rumah aku di pukuli ayahku" gumam ali yang masi terus mengebut

skip

saat sudah sampai rumah ali memasukkan mobilnya kedalam garasi
ali melangkahkan kakinya kedalam rumah dan melihat ayahnya yang menatap ali tajam

"dari mana kamu?" ucap ghazali dengan muka datarnya, "maaf ayah, aku habis dari tongkrongan" ucap ali sedikit menunduk, "KALAU MAIN TUH TAU JAM ALI" ucap ghazali membentak ali, ali masi tetap membungkamkan mulutnya, ghazali menghampiri ali "kamu bener bener gabisa di atur ali, KAMU BENAR BENAR MEMBUAT AYAH MARAH " ucap ghazali, entah ada setan dari mana tiba tiba ghazali menampar ali dengan sangat kencang, ali sedikit meringis mendapatkan tamparan dari ayahnya itu

ghazali pergi meninggali ali yang masi tetap berdiri sambil memegang pipinya, ali pun mulai pergi ke arah kamarnya, ali memasuki kamarnya dengan tatapan sedihnya

ali membaringkan dirinya di kasur miliknya, ali menatap ke atas atapnya
"mama lihat ali, ali benar benar tersiksa tidak ada mama, ali ingin ikut mama" ucap ali lirih

ali memang terlihat bahagia di luar namun saat di rumah itu sudah beda lagi

orang yang terlihat sangat bahagia, justru orang itu yang menyimpan banyaknya luka

.
.
.
.
.
.

pagi sudah tiba, matahari yang mulai muncul dengan angin yang sangat sejuk, burung burung berkicau dengan sangat bergembira namun tidak dengan ali yang sedang menahan lukanya

rumah milik ghazali sangat sunyi, karena sang pemilik rumah dengan putranya sedang perang dingin, tidak ada kata sapa atau tawaran di antara mereka, hanya ada suara piring dengan sendok di ikuti suara air keran yang terus mengalir

saat selesai mandi dan mengganti seragam, ali mengambil uang yang di tinggali ayahnya. ali pun keluar dari rumahnya dan menaiki motornya ke arah rumah alicia

skip

saat sudah sampai rumah alicia, ali memencet bel nya dan alicia keluar dari rumahnya saat ia tau bahwa itu ali, ali dan alicia pun menaikki motor

"pegangan cia, nanti kau jatuh" ucap ali sedikit teriak takut alicua tidak mendengar ucapannya, "tidak mau" ucap alicia, ali pun sengaja mengebut sampai alicia refleks memeluk ali dari belakang "ALI KALAU NAIK MOTOR PELAN PELAN DONG, AKU GAMAU MATI SEKARANG" ucap alicia teriak, ali pun mulai menjalankan motornya dengan pelan lagi, tapi tidak pelan banget. ali tertawa " iya iya ini sudah pelan, tapi kenapa akunya masi terus di peluk? nyaman ya" ucap ali sedikit menggoda, alicia yang mendengar ucapan ali pun melepaskan pelukannya

"aku tuh kaget makanya refleks peluk kamu" ucap alicia sambil memukul kepala ali, ali pun tertawa mendengar itu

saat sudah sampai di sekolah, ali memparkirkan motornya dan berjalan ke arah kelasnya dengan alicia, saat sudah sampai di kelas alilicia pun duduk di tempatnya masing masing

ali sangat bosan dan menghampiri teman temannya, "li katanya bakal ada murid baru lagi loh" ucap jet heboh, "kenapa banyak sekali murid baru" ucap ali malas, "tu pipi kenapa merah, habis di baperin alicia kah?" tanya crish, ali pun refleks memegang pipinya "ini hasil karya dari ayahku" ucap ali, "kau di pukul dengan ayahmu?" tanya rudy, ali hanya mengangguk

"sebenarnya aku kesal dengan ayahku, aku kan sudah besar sudah punya ktp juga tapi mengapa saat aku pulang malam dia memukulku" ucap ali dengan muka kesalnya, khai pun mengelus punggung temannya itu "mungkin ayahmu khawatir denganmu li" ucap khai, ali hanya berdecih malas "halah khawatir apanya, itu semua hanya omong kosong untuk menenangkan lawan bicara, padahal aslinya tidak ada orang yang khawatir sambil memukul dan di cueki" ucap ali meninggalkan mereka, mereka hanya terdiam mendengar ucapan ali

ali memang di kenal dengan anak yang ceria tapi ia juga sedikit dingin, namun keceriaan itu hanya latar depannya saja latar belakangnya ia memiliki kesedihan yang luar biasa

ali membawa bangku nya ke samping meja alicia, dan mendudukkan dirinya di samping alicia, ali memejamkan matanya di atas tumpuan tangannya, alicia yang kaget dengan tingkah ali yang seperti ini pun mulai heran

iman menghampiri alicia dan membisikkan alicia bahwa ali sedang ada masalah dengan ayahnya, alicia yang mendengar itu pun mengusap kepala ali dengan lembut

raffa dan naya memasukki kelas, raffa yang melihat moment itu pun mulai kesal dan ingin menghampiri alicia, namun niatnya itu pun hancur saat naya menarik raffa untuk menjauh dari alilicia, 'awas saja kau alicia, aku tidak akan membiarkan ali dimiliki olehmu' gumam raffa dalam hati

.
.
.
.
.

SEGINI DULU YA, SOALNYA AUTHOR LAGI GALAU JADI GAPUNYA IDE UNTUK MELANJUTINYA BAGAIMANA HEHE :D

JANGAN LUPA VOTE LOH

My Love [Ejen Ali] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang