Prolog

1.1K 78 10
                                    

Kilatan cahaya dari sebuah kamera terlihat saat memotret seorang wanita cantik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kilatan cahaya dari sebuah kamera terlihat saat memotret seorang wanita cantik. Pakaian branded, rambut panjang bergelombang, wajah cantik, tubuh tinggi dan proposional membuat siapa saja yang melihatnya ikut terpukau.

"Ambilkan saya minum," ucapnya dengan nada datar dan angkuh.

Seorang wanita yang menjadi manager dari wanita model itu mengangguk dan membawakan segelas air dingin dan memberikannya.

"Setelah ini, apa jadwal saya?" tanyanya dengan meletakan gelas dan menatap manager di depannya.

"Pemotretan brand perfume dan ada meeting dengan brand Indonesia," jawabnya dengan membuka buku kecil yang menjadi catatannya selama menjadi manager.

Model wanita itu mengangguk dan kembali lagi untuk melakukan pemotretan. "Kamu manager baru jadi lakukan yang terbaik. Saya tidak mau ada yang kacau untuk hari ini," serunya tegas.

Manager baru itu mengangguk. "Baik, saya akan bekerja keras dan melakukan pekerjaan dengan benar," balasnya dan menatap bosnya yang sudah kembali melakukan pemotretan.

Menghela napas lelah, manager baru itu terduduk di kursi yang tidak jauh dari tempat pemotretan.

"Bagaimana kerja sama model dengan sifat seperti itu?" Pertanyaan dari staff modeling.

Manager itu menoleh kemudian, tersenyum tipis. "Sudah biasa. Jadi makanan gue sehari-hari," balasnya.

"Dia di cap dingin, datar, cuek dan agak kasar. Lo baru sehari kerja jadi belum tau sifat aslinya," ucapnya. "Sebelum manager lamanya resign, dia pernah buat kasar, menyiram dengan hot coffee, meninggalkannya di mall, bahkan membiarkannya kedinginan di saat musim suhu dari turun drastis."

Manager baru itu terdiam kemudian, kembali tersenyum tipis. "Saya bakal melakukan yang terbaik. Siapa tau, dia melakukan itu pada manager dulunya karena suatu hal. Sikap seseorang berubah karena sikap orang yang dilawannya bukan?"

Staff modeling itu mengangguk dan menepuk bahunya. "Semoga lo betah, beberapa hari ini dia lagi bad mood, jadi usahakan jangan buat masalah."

Manager baru itu mengangguk. "Gue usahakan untuk melakukan yang terbaik."

.

Kenzo menyandarkan punggungnya pada kursi kebesaran di QuiZoe, anak perusahaan Arslan corporation. Sebenarnya bukan anak, melainkan perusahaan yang Kenzo bangun sendiri namun, pria itu ingin QuiZoe berada dibawah Arslan Corporation.

"Zo, ada orang yang mau ketemu sama lo." Ketukan pintu diikuti suara terdengar.

Kenzo menegakkan tubuh dan menghela napas. "Suruh masuk."

Pintu terbuka, seseorang masuk diikuti temannya yang kebetulan juga sedang berkunjung. Dia, Raja. Pria itu mengambil tempat duduk di sofa dan memperhatikan tamu yang datang bersamanya. Dari penampilan, Raja tidak yakin Kenzo kenal dengan seseorang itu. Bukan, dunia Kenzo sekali seseorang itu.

Kenzo menaikan alisnya dengan kedatangan tamu yang tidak dikenalnya. "Siapa?" tanyanya langsung dengan tatapan dingin dan suara beratnya.

Seseorang itu datang dan langsung membungkukkan tubuhnya di depan Kenzo. "Emm," Seseorang itu menoleh sekilas pada Raja. Gila bukan hanya pemilik perusahaan ini yang tampan, tetapi juga pria yang datang bersamanya itu. "Perkenalkan, saya, Auriza Raskalia. Eum, seseorang yang kamu tabrak kemarin," ceritanya yang sontak membuat Raja menatap Kenzo meminta penjelasan.

"Lo habis tabrak orang, Zo?"

Kenzo menghela napas. "Jadi apa yang kamu mau? Ganti sepeda kamu yang hancur atau meminta sejumlah uang?" tanyanya langsung dengan tenang.

Mendengar ucapan Kenzo membuat cewek yang berada di depan Kenzo mendengus. "Sombong banget," ucapnya dalam hati.

"Bagaimana kalau opsi lain?" seru Auriza.

Kening Kenzo mengkerut. "Apa?"

Senyuman langsung tercetak di bibir ranum Auriza. "Saya mau bekerja di sini. Apapun pekerjaannya bakal Saya terima. Jadi cleaning service juga nggak apa-apa, yang terpenting Saya bisa bekerja di sini," jawabnya semangat.

Kenzo menatap cewek di depannya dengan sangat datar, bahkan matanya menelisik cewek itu dari atas sampai wajah. Pakaian sederhana dengan jaket hitam dan celana bahan hitam, sepatu tali hitam putih yang terkesan kotor, rambut kuncir kuda dan make up tipis.

"Tidak ada pekerjaan yang sesuai dengan kamu," seru Kenzo dan setelahnya memainkan ponsel. "Saya akan transfer biaya sepeda baru kamu, jadi tulis nomer rekeningmu di sini," lanjutnya dengan memberikan secarik kertas.

Mendengar jawaban Kenzo yang menyebalkan membuat cewek itu dibuat kesal. "Seperti apa sih, cleaning service di perusahaan ini?" tanyanya kesal. Seolah dirinya tidak layak untuk bekerja sebagai cleaning service.

Mendengar ucapan cewek di depannya membuat Kenzo tersenyum miring kemudian, mengetikkan sesuatu di ponselnya.

Tidak lama terdengar ketukan di pintu dan setelahnya pintu terbuka. Menampilkan seorang wanita dengan pakaian seperti staff kantoran. Terlihat begitu rapi dan bersih.

"Apa pekerjaan mu di sini?" tanya Kenzo tiba-tiba membuat cewek itu menoleh.

Wanita yang baru saja datang sedikit bingung namun, akhirnya menjawab dengan lantang. "Cleaning service, Presdir."

Bibir cewek itu seketika terbuka. Terkejut dengan pakaian dari pekerjaan cleaning service di perusahaan ini.

"Apa anda bisa berpakaian seperti itu?" tanya Kenzo dengan nada menyebalkan.

Cewek itu menunduk dan menatap sepatunya yang begitu kotor. Dia juga baru menyadari, hanya dirinyalah yang terlihat sangat kotor. Bahkan pakaian yang dikenakannya terkesan tidak layak saat memasuki perusahaan.

"Jadi, tulis nomer rekening dan tunggu sampai uang sampai di kamu."

Cewek itu menghela napas kemudian, mendongak. "A-apa tidak ada harapan untuk saya bekerja di sini?" tanyanya dengan memelas.

Raja yang sedari tadi hanya memperhatikan tersenyum miring. "Zo, nggak kasihan? Terima aja," sambungnya membela.

Kenzo terdiam sejenak. Memikirkan perkataan sahabatnya. Terima cewek menyebalkan itu?

"Saya akan bekerja dengan sungguh-sungguh. Ba—eum, Presdir nggak akan menyesal saat sudah menerima saya jadi karyawan di sini," ucapnya dengan memelas.

Menghela napas. "Saya akan pertimbangkan."

Seperti ada harapan, cewek itu langsung membungkukkan hormat dengan semangat. "Terima kasih, Pak! Kalau begitu saya permisi. Saya tunggu kabar baiknya," ucapnya dan berlalu.

Raja yang melihat raut wajah Kenzo langsung tertawa geli. "Kenzo! Akhirnya ada perempuan yang nggak takut sama lo! Sial, lucu banget. Coba aja gue videoin, bakal gue sebar di Demons," serunya dengan memukul sofa.

"Shut up!" seru Kenzo dan setelahnya kembali sibuk. Namun, tatapannya beralih kertas yang diberikannya untuk cewek itu tulis.

"Auriza Raskalia...," gumamnya dalam hati.

.

Vote, share and comments
Thanks for reading


PUNISHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang