Leta meletakan minuman kaleng dingin pada pipinya yang masih terlihat merah. Rada nyeri masih dirasakannya yang padahal sudah dua jam berlalu. Kini, Leta sedang berada kafe. Leta sedang membelikan kopi pesanan Carana.
Leta menghela napas dan menatap keluar jendela. Wanita itu menunggu kopi pesanannya jadi.
Leta tersenyum tipis, dia melihat anak kecil sedang bermain bersama Ibunya. Rasanya terlihat bahagia, Leta jadi merindukan seorang Ibu yang sudah lama sekali kehilangan.
"Leta rindu Mama Papa," ucap Leta dalam hati.
"Nona Leta."
Leta tersadar, mengambil pesananya dan keluar kafe. Jarak dari kafe ke perusahaan sekitar lima menit, jadi Leta memilih jalan kaki. Hitung-hitung refreshing.
Sebuah mobil melewatinya yang di mana tatapan Leta langsung bertemu dengan seseorang di dalam mobil itu. Cukup lama, sampai Leta yang lebih dulu memutuskan tatapannya dan mengalihkan ke arah lain.
Leta berhenti melangkah saat melihat mobil itu berhenti di depan lobi. Seseorang itu keluar mobil dan Leta juga melihat seseorang lainnya keluar mobil. Dia, seorang perempuan terlihat masih muda dan cantik.
Leta tersenyum miris dan menunduk sebentar. Rasanya tidak adil, tapi Leta tidak bisa berbuat apa-apa. "Ternyata kamu bahagia," ucapnya dalam hati dan melanjutkan langkahnya. Berusaha mengabaikannya.
Leta memasuki perusahaan dan tiba di depan elevator. Menunggu elevator bersama beberapa karyawan perusahaan.
Leta mendengar langkah kaki sepatu pantofel dan Leta juga bisa merasakan langkah kaki itu yang berhenti di sebelahnya. Aroma perfume seseorang itu juga menyeruak di indera penciuman Leta.
Leta melirik sekilas dan seketika terdiam kaku. Leta langsung menunduk, sebisa mungkin mengabaikan seseorang yang datang dan berdiri di sebelahnya.
"Selamat siang Pak Kenzo."
"Hmm."
Leta memainkan jari tangannya gelisah. Tidak, Leta harus menjauh. Dengan perlahan, Leta mundur dan menerobos beberapa karyawan agar keluar dari area pintu masuk elevator. Namun, sayangnya pintu elevator terbuka dan Leta malah terdorong masuk sampai berada dibagian sudut elevator.
Semua karyawan masuk elevator termasuk seseorang yang Leta hindari.
"Pak Kenzo tidak naik elevator VIP?" tanya pegawai heran. Tumben sekali Presdirnya itu naik elevator karyawan.
"Ada tempat yang ingin saya datangi."
Leta masih pada posisinya, menunduk dengan berusaha menjaga kopi pesanan Carana. Namun, karena ada Kenzo di depan pintu elevator, membuat karyawan menjaga jarak agar Kenzo tidak merasa risih. Sedangkan Leta semakin terhimpit dan terdesak.
KAMU SEDANG MEMBACA
PUNISHER
Teen FictionSemua telah berubah. Tidak ada yang sama seperti beberapa tahun yang lalu. Bahkan sosok yang Kenzo cari selama ini, benar-benar telah berubah. Kenzo tidak menemukan apapun yang sama dari beberapa tahun yang lalu. Kenzo seperti bertemu dengan orang b...