15

134 24 2
                                    

Leta menatap hidangan mewah dan enak di depannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Leta menatap hidangan mewah dan enak di depannya. Sesuai janjinya dengan Athalariq, sekarang Leta berada di restoran mewah dengan pria itu.

Saat dijemput, Leta merasa kagum dengan penampilan pria itu yang usianya satu tahun dibawahnya. Athalariq, terlihat begitu dewasa dan gagah dengan pakaian khasnya.

Leta menatap Athalariq. "Dalam rangka apa kamu ajak saya ke sini, Athala?" tanyanya heran.

Athalariq yang sedang minum red wine menatap Leta kemudian, tersenyum tipis. "Hanya mengajakmu makan malam," jawabnya tenang.

Leta mendesis dan memakan potongan daging yang sudah dipotongnya tadi. "Nggak mungkin alasannya hanya itu, pasti ada yang lain," balasnya masih tidak yakin.

Athalariq menghela napas. "Fine! Angka jarum jam tiga," serunya agar Leta mengikuti arahannya.

Leta langsung mengikuti dan langsung menaikan alis. Di sana, Leta melihat seorang perempuan yang sedang makan seorang diri. Tapi, yang membuat Leta merasa aneh, sesekali perempuan itu melirik ke arah tempat Leta dan Athalariq duduk. Seperti sedang mengawasinya.

"Siapa dia?" tanya Leta kembali menatap Athalariq.

Athalariq menyandarkan punggungnya pada kursi kemudian, menghela napas. "Perjodohan."

Kening Leta mengkerut. "Jangan bilang kamu lagi dijodohkan dengan perempuan itu?"

Athalariq mengangguk.

Leta terkejut namun, setelahnya tersenyum tipis. "Sepertinya dia lebih muda darimu?" tanyanya mengejek.

Athalariq memutar bola mata malas.  "Ya, dia masih kuliah dan semester awal," jawabnya malas.

Leta kembali tersenyum. "Kok terlihat nggak suka? Padahal dia cantik banget loh!" tanyanya heran.

Athalariq mendesis. "Bukan, tipeku. Saya nggak suka perempuan manja, centil dan...," Athalariq melirik sekilas perempuan itu. "Keras kepala."

Leta tersenyum. "Siapa tau kalau sana kamu dia akan berubah. Dia sepertinya tulus menyukaimu, Athala."

Athalariq berdecak. "Nggak usah mendukung deh. Saya ajak kamu ke sini buat bantu jauhkan dia," ucapnya langsung.

Alis Leta terangkat. "Jangam bilang kamu mau buat dia cemburu dengan saya sebagai...."

Athalariq mengangguk dan tersenyum tipis. "Ya, kamu jadi kekasih bohongan saya."

Mata Leta melebar. "Nggak, ya, Athala," tolaknya langsung.

Athalariq mendesis. "Hanya bohongan, anggap aja kamu bantu saya," ucapnya dengan wajah memohon.

Leta terdiam, menatap Athalariq yang masih memasang raut wajah memelas. Sungguh, Leta tidak ingin terlibat dalam masalah percintaan orang lain. Apalagi, perjodohan yang di mana Athalariq adalah adik dari bosnya.

PUNISHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang