Semua telah berubah. Tidak ada yang sama seperti beberapa tahun yang lalu. Bahkan sosok yang Kenzo cari selama ini, benar-benar telah berubah. Kenzo tidak menemukan apapun yang sama dari beberapa tahun yang lalu. Kenzo seperti bertemu dengan orang b...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Menarik napas dan menghembuskannya perlahan, Quin baru saja mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta pagi ini setelah melewatkan beberapa penerbangan.
"Apa jadwal saya siang nanti?" Suara Carana membuyarkan lamunannya.
Quin menoleh. "Bertemu dengan salah satu pemilik majalah lokal Indonesia dan besok pagi ada pertemuan dengan manager Fashion corporation yang kemarin saya bilang," jawabnya panjang.
Carana mengangguk dan jalan lebih dulu, sedangkan Quin mengikutinya di belakang dengan membawa hand bag milik wanita itu. "Sudah kabari supir?" tanya Carana lagi.
"Sudah, mereka sudah menunggu di area parkir lobi."
Tiba di area lobi, Quin langsung mencari mobil yang menjemput mereka. Setelah ketemu, Quin menuntun Carana ke mobil tersebut dan membukakan pintu mobil. "Silakan," serunya.
Carana masuk, setelahnya Quin menutup pintu dan berpindah pada kursi sebelah pengemudi.
"Pagi Nona Leta," sapa supir pribadi keluarga Carana. Pria paruh baya yang baru mengenal Quin lewat pesan hari ini.
Leta menoleh kemudian, tersenyum. "Pagi—"
"Pak Winan saja," sambung pria paruh baya itu.
Leta tersenyum dan melirik Carana, bosnya. Perempuan itu sedang sibuk dengan ponsel.
Leta menatap depan dan menghela napas. Menatap sekitar dengan memainkan jari tangannya. Sudah lama sekali Leta pergi dan baru hari ini dan detik ini Leta kembali ke Indonesia. Kenangan yang selalu Leta ingat dan tidak ingin dilupakan di negara Indonesia ini.
"Sudah lama tidak ke Indonesia?" ucap Leta dalam hati.
"Let, kamu baru kembali ke Indonesia atau udah sering pulang?" Pertanyaan Carana tiba-tiba membuat Leta menoleh.
"Setelah lima tahun—saya baru kembali lagi," jawab Leta dengan senyuman kecil.
Carana yang sedang memainkan ponsel menaikan alis dan menatap Leta. "Really? Kamu baru kembali sekarang?" Leta mengangguk. "Kenapa? Maksud saya, apa karena pekerjaan kamu yang membuat menetap di sana lama atau....," Carana menunggu Leta yang melanjutkan ucapannya.
Leta menatap keluar jendela. "Pertama karena pekerjaan dan kedua, karena ada sesuatu yang mengharuskan saya keluar negeri dan lama di sana," lanjutnya.
Carana merasa tertarik dengan kehidupan manajer barunya. "Kamu ada kekasih?"
Leta seketika terdiam.
"Belum punya," jawab Leta jujur.
Carana menaikan alisnya. "Serius? Kalau dilihat dari penampilan kamu, kamu itu kelihatan udah punya pacar. Saya kok ragu ya?"
Leta tertawa kecil. "Ibu kok penasaran banget sama kehidupan saya?"
Carana berdehem. "Ya, kan, kamu manager baru saya. Jadi saya harus tahu tentang kehidupan kamu," jawabnya dan kembali sibuk dengan ponsel.