07

262 29 0
                                    

Kenzo berdecak saat melihat karyawan barunya yang masih belajar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kenzo berdecak saat melihat karyawan barunya yang masih belajar. Kalau bukan karena kasihan, Kenzo tidak akan mau menerimanya sebagai sekretaris.

"Minuman kesukaan Bapak apa?" tanyanya. Pertanyaan yang sudah kesekian kalinya ditanyakan pada Kenzo.

Kenzo menghela napas. "Americano dan...matcha," jawabnya yang membuat sekretaris barunya menaikan alis.

"Bapak juga suka matcha?" tanyanya senang.

"Hmm."

"Wahh! Sama Pak, saya juga suka matcha."

"Nggak ada yang tanya kesukaanmu," balas Kenzo datar.

Sekretaris baru itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Merasa malu dengan ucapan Kenzo.

"Maaf, Pak."

"Setelah lampu merah, bidamenepi di cafe biasa. Saya mau membeli minum dan cemilan," seru Kenzo pada supir pribadinya.

"Baik, Pak."

Kenzo menyandarkan punggungnya pada kursi, membuka ponsel dan melihat room chat dengan nama kontak 'Leta♡'. Nama kontak itu tidak pernah diganti sampai saat ini. Rasanya sayang jika diganti.

Kenzo kembali menghela napas. Tadi siang dirinya bertemu dengan Leta dan suasana sangatlah canggung. Ditambah, ucapannya yang menyingung perasaan Leta. Tapi, tidak salahnya bukan bicara seperti itu? Wajar Kenzo marah. Nyatanya, selama lima tahun ini hanya dirinya yang menderita, sedangkan Leta, cewek itu terlihat bahagia.

"Pak, sudah tiba," ucap sang supir namun, Kenzo masih dalam melamunnya.

"Pak," panggil supir itu lagi namun, lagi-lagi Kenzo tidak menyadarinya.

"Pak Kenzo!"

Kenzo tersadar dan menatap sumber suara. "Pelankan suaramu," serunya dingin.

"Maaf, Pak. Habisnya Bapak dipanggil tidak jawab, jadi saya panggil agak kencang," balasnya menjelaskan.

Kenzo mendesis dan keluar mobil namun, sebelum benar-benar keluar, Kenzo menatap kursi depan. "Kamu ikut, saya belikan matcha terenak di kafe ini," serunya dan keluar mobil.

Tentu kesempatan emas, sekretarisnya Kenzo segera keluar dan mengikuti Kenzo dibelakangnya.

Tiba di kasir, Kenzo langsung pesan minuman kesukaannya, berikut untuk sekretaris barunya dan sang supir yang menunggu di luar kafe.

"Sama croissant satu, makan di sini," lanjut Kenzo dan melakukan pembayaran, setelah itu mencari tempat duduk.

"Ikut, ada pekerjaan yang ingin saya kerjakan dan berkaitan denganmu," perintah Kenzo dan memilih duduk dekat pintu masuk kafe.

"Baik, Pak," balasnya dan mengikuti Kenzo di belakang.

Beberapa menit berlalu, Kenzo sudah mulai kembali bekerja. Tentu dengan sekretarisnya yang sesekali membantu Kenzo.

PUNISHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang