Semua telah berubah. Tidak ada yang sama seperti beberapa tahun yang lalu. Bahkan sosok yang Kenzo cari selama ini, benar-benar telah berubah. Kenzo tidak menemukan apapun yang sama dari beberapa tahun yang lalu. Kenzo seperti bertemu dengan orang b...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Leta menatap keluar jendela mobil. Raut wajahnya terlihat bahagia, perasaannya saat ini sangat senang. Beberapa menit yang lalu, Leta berpamitan untuk pulang setelah melewatkan makan malam yang di mana keluarga Kenzo sangat hangat dan mau menerimanya kembali.
Genggaman tangan dirasakan Leta. "Ada yang mengganjal perasaan kamu? Atau kamu nggak suka acara makan malam hari ini?" Kenzo langsung bertanya dengan beberapa pertanyaan untuk Leta. Kenzo takut Leta tidak nyaman, apalagi dengan kehadiran Gracia yang tiba-tiba bergabung saat makan malam tadi.
Leta menoleh kemudian, menggeleng dengan senyuman kecil. "Nggak ada yang mengganjal. Justur aku merasa senang. Keluarga kamu begitu baik dan menyambutku dengan hangat. Aku merasa haru dan sedih," balasnya dengan kedua mata berkaca-kaca.
Kenzo mengerjap kemudian, menepikan mobil saat melihat tatapan Leta. Kenzo mengelus tangan Leta dalam genggamannya. "Aku bahagia banget hari ini, Ken. Terima kasih banyak," lanjut Leta kemudian, memeluk Kenzo dengan erat. Air mata mengalir tanda perasaan harunya.
Kenzo terdiam sejenak kemudian, mengelus punggung Leta yang sedikit gemetar. "Aku yang berterima kasih karena kamu mau datang ke acara makan malam. Aku juga minta maaf, kalau misalkan sikap keluarga ku di acara tadi tidak berkenan."
Leta menggeleng dalam pelukan Kenzo. "Keluarga kamu begitu baik, Kenzo."
Kenzo menghela napas lega saat mendengar ucapan Leta. Sepertinya, Leta sudah mulai terbuka dan percaya diri lagi.
"Aku minta maaf lagi, karena ada orang lain di acara makan malam," lanjut Kenzo yang sontak membuat Leta melepaskan pelukannya perlahan.
"Wanita tadi, itu....dekat banget sama kamu?" tanya Leta dengan ragu. Takut-takut Kenzo tidak suka akan pertanyaannya.
Kenzo menangkup wajah Leta dan tersenyum tipis. "Just friend, teman kecil dan kita menjaga jarak beranjak dewasa. Dia kembali sebulan yang lalu karena ada urusan di Indonesia. Orang tuanya menitipkan dia pada orang tua ku," jawabnya menjelaskan.
Kening Leta mengkerut. "Menitipkan? Berarti dia ting—"
"Nggak dia punya rumah di Indonesia," selak Kenzo. "Menjaga hanya sebatas formalitas. Orang tua ku juga tau batasan dan kemauan ku."
Leta mengangguk dan menjaga jarak. "Sekarang dia bukan siapa-siapa ku lagi setelah sepuluh tahun berlalu," ucap Kenzo lagi.
Leta tersenyum. "Iya, aku mengerti."
Kenzo kembali menggenggam tangan Leta. "Jangan cemburu."
Leta terdiam cukup lama kemudian, mengalihkan tatapannya ke arah lain. "Memangnya kita ada hubungan spesial?" tanyanya dengan menatap Kenzo.
Raut wajah Kenzo berubah dan semua itu disaksikan Leta.
Leta mengalihkan tatapannya cepat dan mengigit bibir. "Ma-maaf, aku asal bicara."