03

151 27 1
                                    

Leta tersenyum dengan menampilkan gigi putihnya saat tiba di kediaman Carana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Leta tersenyum dengan menampilkan gigi putihnya saat tiba di kediaman Carana. Leta menyiapkan keperluan Carana untuk bekerja, termasuk membuatkan sarapan yang memang Leta sendiri ingin membuatnya.

"Let, kenapa kamu yang masak? Ada bibi yang buat sarapan?" Carana datang sudah berpakaian rapi. Wanita itu bersiap berangkat setelah sarapan nanti.

Leta tersenyum tipis. "Saya mau sendiri kok, Bu. Ini makan pagi andalan saya kalau kepepet. Sederhana tapi Ibu pasti suka," balasnya dan menyiapkan piring untuk Carana. "Silakan dicoba, semoga Ibu suka," lanjutnya dan menatap Carana dengan lekat. Berharap wanita itu menyukai masakannya.

Carana mencicipi masakan Leta dan seketika raut wajahnya berubah senang. "Enak banget, Let! Padahal cuma sejenis omllete tapi bisa enak gini," serunya dan melahap makanan itu dengan nikmat.

Leta tersenyum. "Syukurlah kalau Ibu suka."

Beberapa menit berlalu, Carana telah selain sarapan

"Jadwal pagi saya hari ini apa?" Caran bertanya dengan memainkan ponsel.

"Menjadi model produk di QuiZoe. Produk pakaian santai ditambah perfume edisi terbaru mereka," jawab Leta panjang.

Carana mengangguk. "Setelah itu?"

"Jangan lupa bertemu dengan keluarga anda."

Carana menepuk kening. "Sampai lupa saya. Harusnya saya kabari mereka dulu atas kedatangan saya ke sini. Bisa-bisanya lupa," serunya heran.

Leta terdiam setelah bicara tentang keluarga. Keluarga? Sudah lama Leta tidak merasakan kehangatan keluarga. Sudah bertahun-tahun Leta hidup sebatang kara. Berusaha mencari uang, menyemangati dirinya, menyembuhkan trauma, membahagiakan dirinya seorang diri.

"Let, Leta."

Leta mengerjap kemudian, menatap sumber suara. "Iya, Bu?"

Carana menghela napas. "Ada apa? Kamu dari tadi saya panggil banyak diam? Ada masalah? Kalau ada masalah tentang pekerjaan saya bilang saja. Saya sudah menganggap kamu sebagai adik saya sendiri."

Leta tersenyum tipis kemudian, menggeleng. "Tidak ada bu. Tadi hanya memikirkan saja—siang nanti Ibu makan apa ya," jawabnya diakhiri tawa kecil.

Carana mendesis. "Kalau itu tidak usah dipikirkan, kamu urus saja jadwal saya pagi ini. Soal makan, kita bisa mampir restoran di sekitar perusahaan," balasnya.

Leta mengangguk dan setelah sesi makan pagi selesai, Leta dan Carana bersiap untuk menuju QuiZeo Corporation.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PUNISHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang