Seminggu setelahnya, semua berjalan lancar. Tidak ada insiden yang berarti. Renjun seperti biasa menjalani hari-harinya sebagai karyawan di sebuah perusahaan ternama.
Hari ini, Renjun bangun sedikit kesiangan. Ia menyetir mobilnya menuju kantor dengan kecepatan tak biasanya. Sesampainya di gedung perusahaan, Renjun segera memarkirkan mobilnya di tempat parkir khusus pegawai, lantas bergegas masuk ke dalam lobby untuk mengejar absen. Dan juga seperti kejutan, ketua divisi langsung memerintahnya begitu sampai di kantor, "Kau yang memimpin meeting dari tim kita hari ini," katanya.
Renjun mengernyit mendengar perintah dadakan itu. Ia baru saja datang dan baru saja duduk di kursi kerjanya, namun langsung dihadiahi hal mengejutkan itu.
"Kenapa harus saya?" tanya Renjun bingung. "Bapak tahu kan kalau saya masih orang baru di sini. Kalau untuk memimpin sebuah meeting, saya rasa saya masih kurang yakin dan belum berpengalaman," jelas Renjun memberi pengertian dengan sesopan mungkin.
"Atasan dari sana langsung memilihmu, Renjun. Kita juga tidak bisa apa-apa selain mengikuti perintah mereka." Pria dengan name tag Taeil itu menepuk bahunya berkali-kali. Mencoba menenangkan Renjun yang nampak panik.
Renjun mengangguk pasrah. Kemudian menerima berkas yang berisikan bahan untuk meeting nanti, "Saya dengar perusahaan sebelah juga akan ikut andil dalam meeting nanti?" tanyanya yang langsung diangguki Taeil. Saat menuju ke ruangannya tadi, ia memang sempat mendengar beberapa karyawan bergosip di lift mengenai pemimpin dari perusahaan lain yang akan ikut andil dalam meeting mereka.
"Ya, perusahaan Jung."
Hampir dua jam lebih Renjun mempelajari berkas-berkas itu. Tak terasa sebentar lagi meeting akan dimulai. Ketua divisi segera memanggilnya beserta tim mereka untuk bersiap menuju ruang meeting.
Kali pertamanya Renjun akan ikut mempresentasikan hasil kerja timnya di depan banyak orang. Sepanjang meeting dimulai, Renjun dengan lugas melaporkan, menjelaskan serta menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan oleh petinggi perusahaan.
Tak dapat dipungkiri, rasa gugup sempat menjalari dadanya. Terlebih sedari tadi ia memutuskan untuk mengabaikan seseorang di depan sana. Wajahnya sempat tegang, namun Renjun dengan penuh konsentrasinya mencoba fokus.
"Thank you for all your attention." Renjun kemudian mengakhiri presentasinya lalu duduk bergabung bersama timnya. Meeting itu lalu dilanjut oleh moderator.
"Dia melihat ke arah kita," gumam seseorang di sebelah Renjun dengan antusias. "Mungkin karena hari ini aku terlihat cantik?" balas salah satu di antara mereka sambil terkikik geli.
Renjun tak sengaja mendengar apa yang dibicarakan oleh orang-orang itu. Dahinya berkerut tidak senang. Bukan tidak senang karena Jung Jaehyun yang 'katanya' melihat ke arah mereka, tapi karena sikap mereka di saat meeting sedang berlangsung. Dan ternyata perusahaan Jung yang dikatakan akan ikut andil dalam meeting tadi ialah perusahaan milik Jung Jaehyun.
-
Meeting baru saja berakhir beberapa menit yang lalu. Akhirnya Renjun bisa bernapas lega setelah keluar dari ruangan itu. Harus di akui bahwa ia cukup lelah karena harus menjawab beberapa pertanyaan yang ditujukan padanya. Untungnya tadi ia bisa menjawab semua pertanyaan itu dan mempresentasikan semuanya dengan lancar.
Sekarang Renjun berada di sebuah dapur yang disediakan di setiap lantai perusahaan ini. Hanya dapur biasa untuk para pegawai menyeduh minuman, bersantai dan semacamnya. Renjun mengambil cup gelas yang biasa digunakannya untuk menyeduh kopi. Ia butuh sesuatu untuk mengusir rasa lelah sekaligus kantuknya. Sembari menunggu mesin kopi itu, Renjun melamun sambil mengetuk-ngetuk jarinya ke atas pantry. Tidak sadar jika langkah kaki tegas seseorang sudah mendekatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Us | JaeRen✔️
FanficBerawal dari kejadian di sebuah pesta, masalah mulai datang perlahan ke dalam hidupnya. Setiap Renjun berada dalam masalah itu, ia tanpa sengaja akan selalu bertemu dengan Jaehyun, penolongnya. Start : 25/04/23 Finish : 11/02/24 RANK #1 JAEREN 23/12...