°05 Beruang Hijau

1.5K 214 19
                                    

Gemerlap lampu jalan yang ditambahkan nuansa keramaian, aroma makanan yang semerbak ditiap pinggiran jalan. Langkah mereka bersamaan menyusuri jalanan yang lumayan senggang karena waktu masih terlalu awal, stan makanan masih tampak baru dan segar. Tautan tangan mereka tak pernah lepas satu sama lain, sesekali Shani juga terus memperhatikan raut wajah Gracia yang terus tampak bahagia. Sedikit berpindah dari nuansa rumah sakit yang riuh, kini mereka berada pada tempat teramai yang penuh dengan jajanan ibukota.

Langit sore kini penuh dengan sekumpulan awan dan warna oren jingga yang begitu cantik , udara masih terasa hangat atau karena mereka sama-sama menyalurkan rasa hangat. Shani tidak melepas genggaman mereka, lalu merangkul Gracia kala ada keramaian yang lumayan padat.

Begitu juga Gracia, sudah tidak merasa kaku lagi pada Shani, ia juga bisa leluasa menggenggam, atau merangkul lengan gadis itu. Perasaan bahagia nya sore ini benar-benar memenuhi dirinya, senyumnya tak pernah luntur kala Shani tiba-tiba melontarkan lelucon receh, atau bercerita berapa banyak jenis makanan disini. Ia juga melihat sisi lain Shani yang berbeda ketika berada di rumah sakit, Gracia selalu melihat Shani sebagai sosok dokter yang berwibawa. Bahkan hari-harinya melihat Shani yang berseragam dinas dokter, namun kini melihat gadis itu berpakaian santai nan casual.

"Emang suka makan ya kamu?"

"Suka."

"Oke, kita beli semua yang ada disini."

"Ngga gitu konsepnya kak."

Bayangkan ada berapa banyak stan makanan dan minuman disini, Shani ini kadang-kadang agak lain. Gracia sudah kesekian kalinya tertawa, begitu juga Shani yang menertawai kalimatnya sendiri.

"Mau gambar disana ngga?" Shani tiba-tiba menunjuk pada stan lukis pinggiran.

Biasanya itu dikhususkan untuk anak-anak, namun jika dilihat lagi tidak masalah orang dewasa seperti mereka juga turut ikut serta. Apalagi Shani tau Gracia suka melukis, pasti sangat seru.

"Buat anak-anak itu kak."

"Eh apasih gapapa, ayo." Shani menarik Gracia dengan semangat.

Kini mereka sama-sama duduk bersila dan disuguhi dua kanvas yang sudah memiliki pola gambaran yang tinggal diisi cat warna warni. Shani meletakkan cardigan Gracia untuk menutupi bagian bawah gadis itu yang sedikit terbuka. Ia juga membantu menuangkan cat warna pada palet yang sudah disediakan.

Gracia memperhatikan perlakuan kecil Shani yang menurutnya sangat perhatian tanpa banyak bicara namun melakukan ini itu hanya untuk dirinya.

"Makasih ya kak."

"Makasih mulu, kenyang lama-lama."

Mereka tertawa kecil mengingat ini tempat dua kali lipat lebih ramai daripada rumah sakit, mereka tidak mau menjadi pusat perhatian. Kini tangan mereka mulai sibuk memoles warna yang mereka inginkan, Shani memilih pola gambar beruang sedangkan Gracia memilih pola gambar bunga.

"Ngelukis udah dari kecil?"

"Iya. Dulu sering banget ikut lomba, aku juga ngambil jurusan DKV."

"Keren banget, tadi aku juga liat kamar kamu banyak kanvas lukisan-lukisan gitu."

Gracia tersenyum sambil menoleh pada Shani yang tampak fokus mewarnai, ia perhatikan gadis yang lebih tua darinya itu tampak begitu cantik dua kali lipat dengan topi hijau yang dikenakan.

Tak lama Shani melepas topinya seperti ada rasa gerah yang mulai menyerang, ia menyisir rambutnya kebelakang. Dan Gracia melihat semua aktivitas yang mengagumkan itu, Shani dua kali lebih attractive ketika berpakaian bebas seperti ini.

AMERTA & KAHARSA || greshanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang