(Semoga kalian bisa memahami sedikit bagaimana peragaan bahasa Isyarat)
Jadi ada perbedaan dari BISINDO (Bahasa Isyarat Indonesia) dan SIBI (Sistem Isyarat Bahasa Indonesia), yaitu SIBI dibuat oleh pemerintah untuk menjembatani proses pendidikan formal di dunia tuna rungu.
BISINDO adalah bahasa isyarat yang berkembang secara alamiah pada kelompok masyarakat Tuli di Indonesia dan dibuat oleh penutur asli (masyarakat tuli).
SIBI bisa menggunakan satu tangan saja, sedangkan BISINDO menggunakan dua tangan.
Semoga bisa dipahami ya🙌
*note disini Gracia dan Shani menggunakan SIBI ya, di chapter sebelumnya Shani dan Keli menggunakan BISINDO.
Enjoy!✨
•§•
"Yaudah kak Shani tidur duluan."
Baru saja pintu coklat itu tertutup, membuat Shani harus menghela nafas panjang. Ia menggeleng sambil menatap datar Gracia. Sedangkan yang ditatap segan untuk menatap balik. Gadis itu menelusuri kamar inap Shani yang tampak lebih luas dibanding miliknya, bagaimana tidak kamar inap dengan pilihan VVIP tentu saja akan lebih luas dan memiliki fitur yang lebih lengkap. Shani meraih buku dan menulis beberapa kata untuk Gracia, yang kini sedang sibuk membuka pintu balkon.
Ada senyuman dibalik wajah Shani melihat Gracia yang tampak seperti anak kecil yang semangat menjelajahi tempat baru, ia mendorong perlahan tiang infus miliknya setelah selesai menulis di lembar buku, lalu menunjukkan tulisannya pada Gracia yang sudah berdiri di pintu balkon, sibuk memandangi langit.
Yaudah, tidur bareng aja.
Gracia melipat bibirnya ketika Shani menyodorkan buku kecil itu tepat depan wajahnya, ia membaca kalimat sebaris itu, lalu memandang kearah langit yang kala itu begitu cerah. Jantungnya yang masih berdetak tidak karuan saja belum bisa tenang, apalagi jika tidur bareng pikirnya.
Membayangkan tadi bagaimana malunya Gracia dengan mata yang sembab harus mendapatkan first kiss dengan wajah cengeng. Kejadian di lorong tadi juga membuatnya terus salah tingkah karena Shani, tapi lucunya yang dicium siapa yang panik siapa, Shani berujung menarik Gracia untuk pergi ke kamarnya. Dan berakhirlah mereka sekarang dalam keadaan yang sangat canggung.
Meski Gracia tau gadis berinfus itu tampak tenang-tenang saja, buktinya ia bisa menatap Gracia seperti biasanya. Sedangkan Gracia mati-matian harus mengalihkan pandangannya dan menyembunyikan wajahnya yang malu-malu.
Tidak, Gracia harus membalasnya kapan-kapan. Serangan mendadak itu tidak pernah terpikirkan di otak Gracia, ketika dirinya masih marah dengan tindakan Shani yang menyebalkan, harus luluh hanya dengan satu kecupan singkat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMERTA & KAHARSA || greshan
Fanfiction"Yang abadi di dunia itu ngga ada." "Kebahagiaan bisa abadi tau, kayak kisah Jack Dawson sama Rose DeWitt, sampai umur mereka sama-sama usai." "Tapi, Jack ninggalin Rose. Jangankan mereka, Habibie aja ditinggal sama Ainun." "Kamu aja yang ngga tau p...