°12 Fetterless

1.6K 181 49
                                    

New Characther

New Characther

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tamara

ENJOY!!!🚙💨

•§•

Ruangan dengan pencahayaan minim masih menyelimuti, aroma bunga lily kini mulai menenangkan tercium ditengah keriuhan badai. Gadis yang sibuk mencari salah satu jaket yang tergantung pada gantungan pakaiannya, akhirnya menemukan jaket yang tepat. Ia berjalan mendekati salah satu perempuan yang duduk terdiam di ruangannya. Lalu, menyodorkan jaket satu-satunya miliknya pada gadis itu. Jaket yang memiliki banyak kenangan dengan seseorang sore kala itu, kini mau tidak mau harus ia pinjamkan pada perempuan di hadapannya. Gadis itu menerima tawaran Shani mengenai jaket yang kini sudah ada di genggamannya. Lalu, dipakai pada kedua sisi bahunya.

Diluar masih begitu menyeramkan dengan badai yang menyerang. Suasana dingin juga tentu saja mulai terasa diantara mereka, hari juga sudah mulai tanda-tanda sore akan tiba. Gadis dengan pakaian dinasnya berdiri di depan seseorang yang masih menunduk begitu dalam. Tangannya terangkat untuk merapikan jaket yang menutupi gadis tersebut.

"Makasih Shani."

Tak ada jawaban dari Shani. Gadis itu masih setia terdiam, ia juga mengalihkan pandangan ketika seseorang yang duduk di hadapannya menatap padanya. Akhirnya, ia memutuskan untuk memakai jas dinas miliknya kembali, sambil bersandar pada meja kerjanya.

"Shani."

"Ya."

"Gimana kabarmu?"

Shani menghembuskan nafas sambil menatap langit-langit ruangannya. Akhirnya keheningan itu terpecahkan dengan pertanyaan yang dimulai dari gadis itu. Perasaannya terasa campur aduk dengan rencana tuhan yang tiba-tiba memberikan sebuah kejutan yang tak pernah ia sangka. Kini ia ingin sekali berteriak pada tuhan, sebenarnya bagaimana alur kehidupannya selama ini. Kenapa dirinya tidak pernah diizinkan untuk tenang sehari saja. Atau bahkan selamanya. Ketika dirinya sudah menemukan seseorang yang begitu sempurna dimatanya, bahkan bisa merubah kehidupannya, kini ia dibawa pada sebuah rencana tuhan yang begitu lucu. Iya, Shani menyesali pertemuan ini dengan seseorang yang kini tengah duduk di ruang kerjanya sambil menanyakan bagaimana kabarnya saat ini.

"Baik."

Jawaban singkat itu membuat gadis yang sedang duduk itu terlihat semakin gugup, ia terus memainkan jemarinya sambil menatap kearah lantai.

"Dua tahun itu lama banget rasanya tanpa kamu."

Jika saat ini ada sebuah jurang besar dihadapannya, Shani akan memilih untuk segera terjun kebawah sana. Atau bahkan ketika dirinya benar-benar mendatangi rooftop itu, ia akan terjun tanpa harus berbincang dengan salah satu manusia disana. Dadanya terasa sakit mendengar ucapan itu.

"Semoga kebahagiaan selalu menyertaimu, Shani."

"Kebahagiaan apa maksudmu?"

Shani bertanya, membuat gadis itu menatap padanya. Begitu juga Shani berani menatap dua binar mata yang pernah membuatnya tenggelam begitu jauh sampai dasar paling dalam. Pipi tembam yang dulu pernah menjadi bahan jemarinya bermain, senyuman yang selalu merekah begitu lebarnya, atau bahkan paras cantik dengan rambut panjang coklat yang setia sampai saat ini. Sungguh tak ada perubahan sama sekali, meskipun dua tahun berlalu.

AMERTA & KAHARSA || greshanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang