14. Strange Thing

22 3 0
                                    

1

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

1. Iam Sorry bab 14

Dalam perjalanan menuju rumah Asma Candrawati yang berhasil ditemukan oleh Angga, Salwa bercerita tentang pertemuannya kemarin dengan Sania sekaligus niat baik cewek itu yang mau bergabung mencari kebenaran akan kasus ini.

"What? Sania ikut gabung buat nyari tahu kebenaran ini?" tanya Angga tidak percaya. Dia bahkan membelalakkan matanya saat mendengar cerita Salwa.

"Lo kesambet? Mau kerjasama sama dia?" Angga masih tidak percaya. "Kemarin aja kerja kelompok kalian kerja masing-masing. Dan sekarang ..."

Salwa mengangguk. "Kita punya tujuan sama, apa salahnya?"

"Tunggu-tunggu. William juga gabung, Sania juga. Lo baik-baik aja?" tanya Angga. Dia memikirkan sahabatnya ini, dia sama sekali tidak ingin Salwa terluka baik fisik ataupun hatinya.

"Tujuan kita apa, Ngga? Mencari kebenaran, bukannya mencari perasaan." Salwa mengabaikan kekhawatiran Angga. "Lagian perasaan gue ke Liam kayanya mulai pudar."

"Uhk—Serius, lo?" cowok itu tidak percaya.

"Angga apa-apaan sih, udahlah. I don't like this!"

Angga mengulum senyumnya, dia mengendarai motor tuanya dengan santai. Sementara Salwa memperhatikan arah jalan sesuai dengan maps yang di ponsel yang digenggamnya. Dia mengerutkan dahinya, titik mereka melenceng dari arah yang seharusnya.

"Angga! Kita salah jalan!" omel Salwa memukul bahu Angga.

"Lah? Salah? Perasaan udah benar, deh!"

"Seharusnya belok ke kiri, lo malah ke kanan," lontar Salwa.

"Hah? Terus gimana? Putar balik dong?" Angga malas-malasan memutar arah laju motornya. "Pertamax gue!" rengeknya.

"Lo ga ikhlas bantuin gue? Pertamax? Motor ini pakai pertamax?" tanya Salwa tidak percaya.

"Jangan salah-salah, Wa. Walaupun ini udah tua, minumnya tetap pertamax, parahnya lagi pertamax turbo," sahut Angga.

Salwa mengabaikan, dia bukan orang yang banyak bicara seperti Angga. Tapi dia pikir, mungkin mulai saat ini dia akan ketularan Angga karena selalu menghabiskan waktu dengan cowok itu.

***

Setelah sepakat untuk bekerja sama mencari kebenaran akan kasus yang dituduhkan ayahnya, Sania berbagi tugas dengan Salwa. Gadis cantik berambut pendek itu bertugas ke kantor ayahnya, mungkin disana ada hal lain yang bisa mereka temukan. Karena dari laptop yang sudah diperiksa, mereka tidak menemukan apa-apa.

Sania ditemani oleh William, mereka mendatangi kantor ayahnya. Melewati ruangan BEM fakultas hukum. Kedua orang itu parkir di depan gedung tersebut.

Seseorang dari ruangan BEM tersebut keluar saat melihat kedua anak SMA ini, dia pikir ini adalah anak yang kemarin tapi ternyata wajahnya beda. "Dik ... parkirnya jangan disitu, disitu khusus parkir dosen," tegurnya.

Iam Sorry [selesai]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang