26. Let's work a little more

32 2 0
                                    

Bab 26. Let's work a little more


***

Rafi salah satu anak buah Leo yang sudah melayaninya selama ini merasa tidak tenang, bagaimana tidak makin lama tuan yang dilayaninya ini makin berulah. Dulu sekali Leo adalah orang yang baik, dia bahkan memberikan para anak buahnya tempat tinggal. Dia menganggap orang-orang yang bekerja dengannya adalah keluarganya.

Tapi setelah istrinya kambuh lagi, Leo jadi tidak terkendali dia bahkan mulai mencabuli mahasiswanya dan semua itu diketahui oleh Rafi. Dia terpaksa diam meski tahu ini tidak benar. Ditambah lagi perebutan posisi rector yang mana itu tidak dilakukan dengan cara yang baik melainkan melalui koneksi dan penyuapan.

Pria empat puluh delapan tahun itu berdehem melegakan tenggorokannya sebelum bicara dengan Leo. Selama ini, Rafi adalah orang kepercayaan Leo. “Apa kita perlu sejauh ini, pak?”

Leo berbalik dia menatap Rafi dengan sengit dan berjalan mendekat. “Kita tidak akan sejauh ini jika Herman dan keluarganya tidak memulai.”

Rafi menghembuskan napasnya, namun itu malah menarik perhatian Leo. “Kami sudah berupaya menutupi semuanya, tapi … maaf sebelumnya pak, karena kecerobohan bapak menabrak anak itu dengan jelas, kita pasti kini sedang diincar polisi. Menurut laporan, mereka sudah melaporkan ini ke polisi.”

“Rafi … apa yang kamu pikirkan, mobil itu sudah saya jual. Jikapun saya ditangkap, uang bisa menyelesaikan semuanya. Karena itu orang harus bisa mengumpulkan banyak uang supaya bisa menutup mulut yang seharusnya di tutup.” Leo berkata dengan bangga. Dia berjalan menuju meja kerjanya.

“Liona kini mulai curiga dengan mobil itu, karena Sania sudah memberitahunya.” Rafi menginformasikan itu dan membuat rahang Leo mengeras.

Leo berjalan dengan cepat keluar, dia menuju ruang tengah rumah dan mendapati Liona tengah menonton televisi. Emosi pria itu menggebu, bahkan kini anak-anak Herman sudah berani melawan anaknya di sekolah dan membuat anaknya jadi curiga atas dirinya.

“Liona!”

Gadis itu berbalik menatap nyalang pada papinya. “Apa, pi?” Dia bertanya dengan nada santai.

“Bisa-bisanya kamu santai sekarang? Kamu tidak ingin mendapatkan undangan dari universitas, ha?” tanya Leo dengan wajahnya yang memerah.

Liona menaikkan satu alisnya. “Yailah, pi. Baru juga abis ujian masa langsung belajar. Sekarang Liona mau istirahat dulu.” Dia kembali mengalihkan pandangan ke televisi.

Dan tiba-tiba gadis itu teringat sesuatu, dia bangkit berdiri dan mendekati Leo. “Ada yang buat Lio kesal di sekolah.”

Membuang napas kasar Leo menaikkan alisnya. “Apa?” Sedikit tenang karena apa yang dikatakan Rafi tidak terjadi. Karena jika saja Liona tahu perkara mobil itu, dia pasti langsung mendatanginya.

“Sania, Salwa, Angga dan William. Mereka buat kesal banget.”

“William? Kenapa?” Leo cukup heran karena selama ini cowok itu selalu ada buatnya apalagi saat dia terkena amukan Leo.

“Salwa abis kecelakaan, mereka bilang yang nabraknya papi, karena itu papi jual mobil kita. Benar itu, Pi?” tanya Liona santai tapi tidak bagi Leo. “Lio sih ga percaya. Enak aja nuduh papi macam-macam.”

“Kalau kamu mendengarkan mereka maka kamu akan gila. Sudahlah, papi ke kamar dulu.”

***

Langkah kaki tergesa-gesa menuju rumah Johan, detektif yang akan menangani kasus ini. Dia adalah Gian yang berhasil mendapatkan sebuah bukti percakapan dari Asma Candrawati saat dilecehkan dan tentunya ini akan memperkuat bukti.

Iam Sorry [selesai]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang