"Akhirnya, sudah selesai aja event hari ini." Ujar Galan sedang beberes dibantui Astra yang tengah mengumpulkan sisa-sisa sampah yang berserakan di lantai.
"Besok ada lagi, Bang. Ini belum seberapa, lho." Balas Astra meregangkan tangannya kearah depan. Capek lama-lama kalau ambil sampah di lantai. Punggungnya bisa bungkuk lama-lama nih di usia mudanya.
Seketika Galan ikut-ikutan meregangkan tubuhnya. Dari tadi dia tidak duduk, padahal di kesehariannya, duduk itu merupakan tempat peristirahatannya yang sering ia lakukan setiap hari.
"Lo tadi sempet liat Ezra?"
"Bang, lo lagi bertanya ke siapa?"
"Yang disini ya cuma kamu, mana mau si hantu balas pertanyaan gue, As." Jawab Galan menjelaskan.
Ya mungkin setan juga nggak bakal jawab, batin Galan menunggu balasan Astra.
"Kalau itu sih... Tadi sempet liat. Tapi nggak ngobrol sama sekali. Cuma saling lihat, habis itu Astra sibuk lagi." Jawab Astra diangguki Galan.
"Oke, kalau gitu-"
"GALAN! ASTRA!"
Keduanya terkejut saat Joan menghampiri mereka sambil berlari kearah mereka berdiri. Di sana ada Galan yang menghampiri Joan dan bertanya, "lo kenapa sih, Jo? Ada sesuatu?" Joan mengangguk, hanya itu responnya.
"Ada sesuatu apa, Bang Jo?"
"Kalian tadi lihat... Wulan?" Galan maupun Astra menggeleng. Kepala Joan menunduk.
"Aku harus nyari dia kemana, coba?"
Melihat yang tengah panik, Galan pun menenangkannya dengan cara mengelus punggung temannya itu pelan.
"Sstt, udah nggak apa-apa. Kita cari bareng-bareng aja, siapa tahu dari kita ada yang ketemu sama adek lo itu. Lo nggak usah panik beginj, oke?" Ujar Galan.
"Bang, kata Lian, Wulan lagi sama dia. Lokasinya di... Di halaman belakang asrama putri." Ucap Astra membuat Joan yang mendengarnya langsung merasa tenang. Ia pun bisa bernafas lega. Dan... Kenapa dia tidak kesana ya, tadi? Bodohnya dirinya ini.
"As, sejak kapan lo deket sama Lian?"
"Hm? Itu-"
"HEH! JOAN! LO MAU KEMANA?!"
Galan berteriak memanggil Joan yang sudah melenggang pergi meninggalkannya. Lelaki bernama Joan itu terus saja berlari. Dia rela menghiraukan panggilan Galan dan semua orang yang melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiga Belas Harapan (Dirombak)
Ficção AdolescenteInilah kisah mereka, kisah tiga belas pemuda laki-laki yang berusaha mewujudkan mimpi dan harapan mereka. Tak hanya sebuah harapan yang diperjuangkan, namun juga mereka menemukan pertemanan dan kekeluargaan. Kisah ini bukan hanya menceritakan harapa...