Chapter 19: Between You, Me, and The Problem

160 11 0
                                    

Situasi kian mulai membaik. Selepas Putra yang mengamuk itu, adiknya yang diketahui bernama "Dewa" pun, datang dan di suruhlah Putra yang berkata begini,

"KALAU MAU TERIAK-TERIAK JANGAN DISINI, BODOH! GUE TIMBUK KALIAN SEMUA SATU-SATU, MAU?!"

Ya begitulah, dan di turuti permintaan sederhananya itu oleh semuanya.

Kali ini, Joan sedang menjelaskan alasan mengapa Galan dan juga dirinya itu bisa-bisanya lebih dulu ke rumah sakit dan membuat teman-teman lainnya menunggu mereka di asrama.

Kemudian, nasib Rakha, Astra, Varez, dan juga Vino yang lebih baik ikutan saja pun berada di kantin rumah sakit. Tentunya ditemani oleh Dewa di sana. Sesuai permintaan sang kakak padanya.

Lalu, Devan yang sedaritadi setelah datang, ia pun menyapa Dara dan mulai berbincang banyak dengannya. Banyak sekali. Karena, dulunya, keduanya memang benar-benar akrab dan dekat. Devan dan Nalendra yang dahulu suka sekali bermain dengan Dara, kini dipertemukan kembali setelah sekian lamanya.

Meskipun... Sebelumnya Nalendra benar-benar pernah bertemu dengan gadis bernama Dara itu.

Karena tidak tahan lagi, akhirnya Nalendra pamit kepada Devan sekedar untuk mencari udara segar di luar-katanya... Padahal itu hanya alibi. Sebenarnya Nalendra benar-benar tidak tahan dengan situasi yang sedang Nalendra hadapi.

Kepergian Nalendra membuat Dara sedikit menyesal dan merutuki dirinya dalam hati kecilnya. Dia benar-benar menyesal. Devan yang melihat itu mempersilahkan jika gadis itu mau-mau saja menyusul Nalendra.

"Beneran nggak papa? Kamu nggak marah?"

"Buat apa aku marah? Bukannya ada sesuatu yang mau kamu luruskan sama mantan temanmu itu, atau... Jangan-jangan mantan pacar kamu?"

"Sejak kapan aku pacaran sama dia coba?! Enyahlah, aku ada urusan sekarang." Ucap Dara langsung melenggang pergi. Tentunya mungkin menyusul Nalendra yang tengah mencari udara segar di luar sana.

"Nalendra punya mantan ternyata?" Putra.

"Nggak sih, gue cuma bilang gitu biar Dara kesel, terus langsung keluar nyusul Nalendra. Daripada gue ajak dia ngomong, kapan dia bakal lurusin semua masalahnya?" Ah, benar juga. Mungkin? Putra mengangguk dan setelah itu, dia meminta tolong kepada Devan untuk mengambilkan bubur yang sudah disiapkan oleh Kak Alza beberapa menit yang lalu.

Tentu bubur itu disiapkan sebelum teman-teman nya datang dan membuat keributan.

"Tapi, kayaknya mereka punya hubungan lebih, deh. Bagi gue, kayaknya nggak mungkin cuma hubungan biasa."

"Kalau iya, lo kasih izin?"

Devan nampak berpikir. Kemudian, jawaban pun sudah ja dapatkan. Dia menjawab, "Mungkin? Dara juga orang yang baik dan cocok sama adek gue itu."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tiga Belas Harapan (Dirombak)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang