Chapter 16: EVENT DAY-3

134 12 0
                                    

"Oke, karena pertunjukan sebelumnya
sudah usai, maka...."

"Hm, benar banget. Yuk, kita saksikan dan kita sambut, persembahan ari kelas tari! Mohon diharap segera naik ke atas. Terimakasih." Ucap Angga yang berada di atas panggung.

"Tuh, udah dipanggil sama Angga. Ayo, kalian yang semangat! Semangat semua!" Seru Rakha sampai punggungnya pun dipukul sama Putra.

"Lo ngomongnya terlalu kekencengan. Kasihan kuping mereka, ntar." Kata Putra.

Rakha hanya terkekeh, kemudian penampilan anak-anak tari pun dimulai. Penampilan mereka sangat keren, sampai para penonton berdiri dan berteriak. Suasana sangat ramai, sampai Rakha dan kawan-kawan yang sedang dibelakang panggung pun terharu melihatnya.

Seusai penampilan itu selesai, mereka pun turun, lalu anak-anak tersebut disambut senang oleh Rakha, Devan, dan Putra juga Joan.

"Selamat, yah," ucap Devan memberikan sekantung besar berwarna putih, semacam totebag dan sebuah paperbag yang entah isinya entah apa. Semua anak-anak tari terdiam, lalu langsung saja Rakha menjawabnya.

"Hadiah kerja keras kalian. Maaf, selama ini kalau kakak suka banget marahin kalian, apalagi waktu kalian menarikan bagian yang salah, terus-"

"Nggak usah lo lanjutin, banyak drama nanti." Kata Putra menutup mulut Rakha. Semua anak kelas tari pun tertawa melihat itu, kemudian mereka mengucapkan "terimakasih" kepada Rakha, Devan, dan juga Putra bersamaan.

"Terimakasih atas kerja kalian. Untuk itu, kakak liburin latihan 2 pekan deh, mau?" Ucap Rakha diangguki semua anak-anak kelas tari.

"Oke, sekarang semua beres-beres, ganti baju kalian dan nikmati event ini, oke?" Kata Rakha kemudian anak-anak kelas tari bubar, semuanya pergi untuk beberes, namun langkah mereka terhenti saat Devan berkata, "besok pagi, kalian ke ruang latihan! Jangan lupa!" Serunya diangguki anak-anak, lalu tempat itu pun sepi. Tersisa kan mereka berempat saja.

"Gue pergi duluan, ya. Mau ketemu Wulan, takutnya nunggu." Kata Joan melambaikan tangannya. Tersisa kan 3 orang sekarang.

"Wulan beruntung ya, punya kakak yang baik kayak Bang Joan." Gumam Devan yang didengar sama Rakha.

"Loh, lo kan punya adek juga, dua lagi, mana cowok semua, Bang." Kata Rakha di sikut saja perutnya sama Putra.

"Maksud dia, Wulan beruntung punya kakak kayak Bang Joan. Bukannya dia nggak bersyukur atau pengen punya adek perempuan, Kha." Jelas Putra diangguki Devan.

"Gue merasa bukan kakak yang baik. Tapi, gue berusaha apa yang gue bisa buat mereka seneng dan bangga punya abang kek gue ginj. Apalagi, tugas sebagai kakak kepada adiknya itu tanggung jawab nya besar, kan?" Kata Devan yang tiba-tiba sepasang telapak tangan menepuk pundaknya.

"Lo udah baik sebagai kakak. Nalendra sama Ezra juga seneng punya lo, Van." Kata Putra disenyumin sama Devan.

"Maaf gue curhat dikit, tapi makasih udah dengerin." Ucap Devan.

"Oh iya. Ngomong-ngomong, Vino sama Juan kemana, ya? Padahal si Vino mau nonton tuh katanya."

"Ya barangkali tempat dia lagi ramai, mana mungkin sepi."

"Bener sih," jawab Devan langsung merogoh ponselnya. Tidak ada pesan yang terkirim padanya. Satu pun tidak ada.

"Kalau gitu... Juan kemana berarti?" Rakha.

"Mungkin dia sibuk kesana-kesini. Dia kan panitia. Ngurus ini, ngurus itu, banyaklah pokoknya." Jelas Devan memasukkan kembali ponselnya itu. Dia melihat sekitarnya, lalu berpamitan kepada Rakha dan Putra. Ia pun keluar dari acara event tersebut. Perasaannya tidak enak, apa ada sesuatu yang terjadi, sehingga membuatnya memiliki perasaan yang tidak enak seperti ini?

Tiga Belas Harapan (Dirombak)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang