9

893 163 6
                                    

"yang ini bagus ga?" Tanya (name).

"Bagus. Beli saja semua yang kau suka."

Suara berat khas Jihoon terdengar dari ponsel milik (Name).

Video Call toh.

Jihoon tidak jadi menemani (name) untuk membeli alat lukis. Jadinya ini yang mereka lakukan.

Vc nya terpaksa mati karena batre (name) habis. Akhirnya setelah selesai membeli, ia ingin langsung pulang.

"Bukannya itu gimyung ya?" Gumam (name)

"Hem. Kau kenal dengan Gimyung?"

(Name) mengangguk. Tunggu-tunggu.

"KYAAA" tanpa sengaja ia menampar Junggo.

Sialan. Wibu kuning sialan!!

"Kenapa kau ada disini??" Tanya (name)

"Aku? Habis membeli komik. Saat ingin kembali, aku tak sengaja melihat muka mu. Jadi ku hampiri saja." Jelasnya

"Komik apa btw?"

Junggo memperlihatkan bawaannya.

"Wah. Kau suka Demon slayer?" Tanya (name)

"Kau tau juga?"

(Name) mengangguk. "Siapa yang tidak suka dengan anime ini? Menurut ku sangat amat bagus."

"Kau suka siapa?"

"Akaza!"

"Kalo aku suka Nezuko. Apalagi pas mode iblis. Beh"

Akhirnya mereka berbincang banyak.

(Name) melihat jam tangannya. "Maaf Goo. Aku harus pergi. Sampai jumpa"

"Mau ku antar?" Tawarnya

(Name) menggeleng. "Gausah 😁."

"Ok."

(Name) pun pergi.

😁😁😁

KNTLLLLLLLLLLLLLLL. GUA TANDAIN LO BANGSWATTTTTT. Batin name

"Maaf. Aku tidak sengaja. Maaf ya." Ucap mba mba berne—. Mitsuki.

"Daijobu. Bukan masalah besar. Aku bisa membelinya lagi. 😁"

"Mituski." Panggil seseorang. Nomen.

Kenapa mereka berdua ada disini? Sial. Hari yang begitu sial.

"Eh? Kau orang Jepang ya?" Tanya mituski

"Siapa dia?" Tanya nomen

"(Name). Silakan panggil aku (name)." Balas (name).

"Dan aku bukan orang Jepang 😁." Lanjutnya

"(Name)? Sepertinya aku pernah mendengar nya." Ucap Nomen.

"Aku juga.." sambung Mitsuki

"Mungkin kalian salah dengar. Namaku soalnya pasaran. Ah- maaf. Aku harus pergi 😁"

"Tunggu!"

"Dia pergi. Sepertinya dia takut padamu. Ryuhei."

"Hah? Kok aku?"

-
-
-

(Name) kini berada di pinggiran kota.
Kite rehat sejenak.

"Gimyung... Apa aku salah lihat?" Gumamnya

"Hei. Darimana kau tau namaku? Sebelumnya kita pernah bertemu?"

Deja vu.

Oh, shit. ******* .

Kata kata sangat ramah. Lebih baik tidak didengar agar pendengaran kalian tetap suci.

"Hei. Aku bertanya. Kita pernah bertemu?" Tanya gimyung.

(Name) menghela nafas panjang. Ia kembali menatap langit langit yang bernama Oren itu. Kenapa ga warna pink aja?

"Duduklah. Wahai anak muda." Ucap (name)

"Wah. Kau lebih tua dariku ya?"

(Name) menggeleng. "Kau pedofil ya?"

Gimyung : iyain, biar seneng. Namanya jga cwk.

"Bercanda." Lanjut (name)

"Sepertinya aku pernah melihat mu. Dimana ya..." Ucap gimyung

"Dimana?"

"OH. Kau adalah gadis yang waktu itu ada di anak ke-3 kan?"

"Sepertinya saya ingat mu cukup bagus." Balas (name).

"Bagaimana bisa kau ada disana? Kau anggota Ilhae? Atau penyusup?"

"Pft. Aku? Penyusup? Ya iyalah. Pake nanya. Beliau ini"

 Beliau ini"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Wah. Nyali mu boleh juga. Kau tau tidak apa itu Ilhae?" Tanya gimyung.

(Name) bangkit dari duduknya.

"(Name). Ingat itu. Wahai Jamet." Ucapnya kemudian pergi.

"TUNGGU! SETIDAKNYA BERI TAHU AKU KENAPA KAU MENGETAHUI NAMAKU!!!"

(Name) seolah tuli. Ia benar benar tak peduli lagi dan langsung pergi. Kren.

"(Name) ya...."

TBC.

AOWMAOENSIQMOSBSIAMSIAM???!!!!

sebenarnya ak udh nyiapin tiga bab tau. Yang satu penuh dengan plot twist. Tapi ga jadi karena menurut aku gj.

Btw, semangat ya yg udah masuk sekolah. Jaga kesehatan. Awas nginjek kecoa.

Soalnya gwehj baru kejadian kemarin.

Hehe 😁😁😁😁😁.

L O O K S I M 독자 - [ REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang