19

600 109 4
                                    

"aneh, mana ada yang namanya reinkarnasi. Abis nonton apasih ni anak?" Gerutu Ren.

Ren berjalan ke arah balkon, melihat pemandangan dari atas sangatlah indah.

Lampu yang beragam, dan juga kegelapan. Terlihat jelas semuanya dari atas.

"Mamah..? Reinkarnasi ya?" Pikir ren

Mikirin apasih bro? Serius amat.

Ren menengok ke arah suara tersebut.
"Lino? Gapapa."

🐤🐤🐤

(Name) sedang berada di halte bus.

Flashback>>

"Gak. Bahaya. Lagian, buat apa kesono? Mau ketemu Seok? Emangnya dia siapa kamu? Sepenting itu." Kesal Jihoon.

Pagi" sudah drama. Dasar boti.

"Apasih. Kok malah narik urat? Ke desa kan cuman mau healing. Istirahatin pikiran." Jelas (name)

"Gak. Aku ga izinin."

Lu siapa gua anying? Bukan siapa siapa sok"an ga ngizinin. Najong. umpat (name).

Bisa bahaya jika ia pergi ke sana sendirian. Terlebih disana sarangnya para monster. Bagaimana jika ia terluka? Tidak! Pokoknya tidak boleh! Batin Jihoon.

"Jihoon, denger. Aku ini udah gede, bukan anak kecil lagi. Lagian aku juga ga bakal macem macem. Cuman beberapa hari doang." Final (name).

"(Name).." Jihoon sudah tidak bisa berkata kata lagi. Dia tidak bisa seenaknya mengatur (name). Bisa bisa dia di benci.

"Ya? Plis.." ucap (name).

Jihoon menghela nafas. Kemudian ia mengangguk. "Tapi janji, ga boleh sampe kenapa napa. Kalo ada masalah langsung bilang. Dan cuman beberapa hari aja."

"IYAAAA"

Flashback end.

Bis sudah datang. Saatnya berangkat.

Butuh waktu beberapa jam sampai ke tempat tujuan.

Sebenarnya ia bukan ingin menemui phs.

(Name) memasang earphone nya. Lalu menyetel musik.

Tunggu saja

-
-
-

"Apa yang sedang anda pikirkan Yoojin?" Tanya mandeok.

"Aku hanya penasaran soal nona (name). Ia benar-benar tertutup. Bahkan satu informasinya pun tidak ada." Ucap Yoojin.

"Apakah saya harus menyuruh seseorang?" Tanya mandeok

Yoojin menggeleng. "Tidak usah, terimakasih atas tawaran nya. Tapi aku yakin, nona (name) bukanlah orang biasa. Untuk sementara awasi saja dia."

-
-
-

"Ishida (name). Apakah di Jepang tidak ada informasi apapun?" Tanya jonggun

Bawahannya menggeleng. "Maaf tuan. Tapi saya tidak menemukan apapun di kediaman Ishida. Setau saya, Ishida sudah sangat langka. Sama seperti kamado."

Jonggun meminum anggur yang ada di gelasnya. Wanita yang sangat misterius. Seperti putri dalam dongeng saja. Batin Jonggun.




Sisi Jihoon.

Ia sibuk dengan pikirannya. Entah soal Ilhae, ataupun (name). Gadis yang berhasil memikat hatinya.

Jihoon menghela nafas. Sebenarnya apa yang terjadi pada dirinya?

Jihoon menatap Lux yang sedang tidur dengan pulas. "Apa aku kalah dengan Husbu nya? Padahal lebih tampan aku." Ucap Jihoon.

"Dan kau, hanya seekor kucing. Bisa membuat (name) memeluk mu setiap saat. Sial, apa yang kulakukan sekarang? Mengeluh pada seekor kucing? Apa aku gila?" Kesal Jihoon.

Selamat nak jihoon, kamu berhasil menjadi gila. Gila karena mengeluh pada hewan. Padahal sesama hewan.

TBC.

halow gais.

Maaf, makin lama makin gaje. Kehabisan ide. Udah mana aing sibuk ngurus pendaftaran lagi :)

Terlebih badan ku lemes semua. Jadinya otak ga konek. Kalo otak ga konek, ga bisa mikir.

*Minta maaf sambil kayang

*Minta maaf sambil kayang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
L O O K S I M 독자 - [ REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang