24

597 104 2
                                    

"(name)?"

"Ya? Siapa ya?" Tanya (name).

Tak kenal. Siapa pria rambut panjang berwarna coklat ini? Baru pertama kali liat. Dari mana dia bisa tau namanya?

"Ah.. maaf. Sepertinya aku salah orang" ucapnya kemudian pergi.

(Name) menatap kepergiannya bingung. Apasih, sokab banget. Langsung pergi lagi.

"Gajelas.." balik ajalah aku. Takut di apa apain, kan bisa gawat.

*(Name), pikiran sendiri nyawamu. Kenapa mengkhawatirkan orang lain di saat kamu sendiri sedang kesusahan?

🐤🐤🐤

"Jihooonnnn~" panggil (name).

"Dari mana kau? Ini masih pagi." Tanya Jihoon.

"Loh? Bukannya aku yang harus nanya kaya gitu? Kamu sendiri pagi pagi udah ngilang. Bawa Lux lagi." Jelas (name).

".. aku memang keluar untuk membeli bahan makanan. Tapi aku tidak membawa Lux." Balas Jihoon.

"HAH? TERUS KEMANA KUCING KU????? MASA ILANG????!!!!!"

MAMPUS GUE. bisa gawat kalo dia ilang. Kemana lagian sih?

"Aku akan mencari nya. Kau tolong bantu ya Jihoon! Aku akan segera pulang." Ucap (name) lalu berlari keluar.

"(NAME)! KAU BELUM SARAPAN! SETIDAKNYA MAKANLAH WALAU HANYA SESENDOK. astaga.. ada apa dengan gadis itu? Aku tak habis pikir." Jihoon menghela nafas.



Disisi (name).

Dia sedang mencari dimana kucingnya berada. Sudah berlari larian kesana kemari tapi tak ada hasil.

Sial. Siapa yang berani menculik kucing nya?

Oh, tunggu! Sepertinya ada pria yang mirip.. ah bukan! Itu memang hyungseok.

Di seberang sana dan hyungseok.

Tanpa basa-basi, (name) berlari menyebrangi jalan.

"HYUNGSEOK. KAU MELIHAT LUX TIDAKKK?" teriaknya sambil berlari ke jalan.

Apa gadis ini tidak punya mata? Jelas jelas ada mobil yang sedang melaju kencang.

BRUKK

Are? Apa gue bakal mati lagi? Bakal ke akhirat dong? Tapi.. Lux.. bajingan. Dasar pembohong.

"(Name)!"

"Sialan..."

Darah mengalir dari kepala milik (name).
Emang punya siapa lagi? Yakali punya author.

Orang yang berlalu lalang mengerubungi (name) yang sudah menutup mata nya. Nafasnya sudah lamban.

"Halo! Ada kecelakaan di jalan ****. Segera kesini! Wanita ini sudah sekarat."

Orang yang sudah mati harusnya diam saja. Bukannya malah berkeliaran di dunia lain.

Ingat, takdir tidak bisa kita ubah. Sekalinya mati, tetap mati.

Kalian tidak bisa nego sama yang maha kuasa. Kalian juga bukan dewa. Kita semua hanya manusia normal. Makan nasi, minum air, tidur, main, tertawa.







"Hah? (Name) kecelakaan? Apa maksud mu! Jangan bercanda." Kesal Jihoon.

Laki laki itu syok berat. Meski ia kira ini hanya bercanda, tapi suara di rumah sakit sangat bisa di dengar dengan jelas.






"Kebohongan yang bagus. Tapi sayang sekali, anda tidak bisa membohongi kami." Jelas mandeok.

Yoojin menatap mandeok diam. Siapa yang menelepon nya?

"Presiden, salah satu bawahan mengatakan bahwa nona (name) kecelakaan."

"... Apa?"







"Tuan Jonggun. Nona (name) masuk rumah sakit."

"Kenapa dengan dia?"

"Dia menyebrang tanpa melihat jalan. Alhasil sebuah mobil yang sedang melaju kencang menabrak nya."



Bukan ini perjanjian nya!

Kenapa? Mau protes? Silakan.

Hei. Kau bilang dia hanya akan—ah, sudahlah.

Si putih.. putih. Nama mu keren juga ya. Aku jadi kasian. Hahaha

aku lebih kasian pada pria bernama Jihoon itu. Dan juga.. ren. Renjun? Namanya renjun bukan sih? Tapi kok marganya beda. Dia tidak bermarga Ishida. Siapa renjun bagi (name)?

 Siapa renjun bagi (name)?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"(Name)! Bertahanlah.. kumohon.." oknum bernama Jihoon ini tengah menangis di depan pintu operasi.

Dia bahkan menyewa satu rumah sakit yang baru saja di bangun. Masih baru loh.

Jadinya sepi. Dia juga menyuruh— persetanan dengan berita yang akan di sebar.

Semua dunia harus tau, bahwa (name) adalah miliknya.

L O O K S I M 독자 - [ REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang