hari ini mashiho diberikan libur oleh yoshi, berhubung besok mereka akan berangkat ke busan. alih-alih menghabiskan waktu dengan beristirahat di rumah, pikiran pemuda mungil itu malah tertuju ke satu tempat.
levanter asylum.
mashiho melangkahkan kakinya menuju ruangan bernomor 101 sambil membawa kotak kecil yang berisi kue-kue kecil kesukaan mamanya.
namun, langkahnya terhenti seketika saat dirinya telah sampai di depan pintu kamar bercat putih itu. cukup lama si mungil hanya diam berdiri sambil menatap ke dalam lewat kaca kecil yang ada di dinding pintu.
"tidak masuk?" sapa sebuah suara yang menyadari kedatangan mashiho sejak beberapa saat lalu.
pemuda takata itu menoleh dan mendapati psikiater muda yang selama ini mengurus sang ibu tengah tersenyum padanya.
"nggak usah, nggak apa-apa, dok. saya nggak mau bikin mama ketakutan lagi kalau liat saya," ucap mashiho lirih.
seungmin memandang pemuda itu dengan iba lalu berjalan mendekat ke arahnya. "saya akan bantu agar beliau bisa ingat kamu lagi."
senyum mashiho mengembang kala menatap pemuda di hadapannya itu. "makasih, dok," ucapnya tulus.
meskipun ia tahu hal tersebut belum tentu bisa terwujud seratus persen, tetapi kata-kata seungmin seakan menjadi angin segar baginya.
"ah iya, soal biaya yang waktu itu ...."
senyum di wajah mashiho mendadak luntur begitu menerka bahwa seungmin hendak menyinggung kembali soal biaya pengobatan sebesar 50 juta won yang mereka bicarakan tempo hari.
"maaf, dok. bolehkah saya minta waktu sedikit lagi?"
"soal ituㅡ"
"saya janji akan melunasinya! tolong berikan saya lebih banyak waktu, ya dok?" ucap mashiho dengan nada memohon.
"begini, mashihoㅡ"
"setidaknya sampai akhir bulan ini!" potong mashiho lagi.
sebenarnya, kalau boleh jujur, ia hanya takut mendengar kelanjutan kata-kata yang akan keluar dari mulut sang psikiater.
"k-kalau begitu, saya pamit dulu, dok." mashiho membungkukkan badannya sekilas lalu beranjak pergi begitu saja.
melihat hal itu, seungmin hanya bisa memandangi punggung mashiho yang semakin menjauh darinya sambil menghela napas pelan.
padahal ia ingin mengatakan pada mashiho untuk tidak perlu terlalu memikirkan biaya 50 juta won itu.
namun, mengapa mashiho malah bersikap seolah-olah dirinya adalah seorang penagih hutang yang menakutkan?
ㅡ
"lo bener-bener bakal pergi ke busan bareng pak yoshi?!" seru jisung sambil meregangkan tubuhnya.
pemuda han itu baru saja bangun dan terkejut saat melihat sang sahabat yang sudah berpakaian rapi, padahal hari ini weekend.
"hm," sahut mashiho seadanya.
"naik apaan?"
"kereta."
"kapan pulang?"
"entar malem."
"loh, kenapa nggak nginep aja sekalian?" tanya jisung lagi.
mashiho sontak menatap tajam ke arah sahabatnya. "gila ya lo?!"
jisung terkekeh melihat reaksi lucu yang ditunjukkan mashiho. "haha! bercanda, kok. hati-hati ya bro, jangan sampe ketauan."
mashiho mengacungkan ibu jarinya. "gue pergi dulu. bye!"
mashiho berjalan menuju lift untuk turun ke lantai dasar apartemen dan mendapati sebuah mobil mewah sudah terparkir ketika ia sampai di bawah.
pemuda mungil itu segera mempercepat langkahnya kala menyadari bahwa itu adalah mobil yoshi.
"maaf, sudah menunggu lama ya, pak?" tanya mashiho merasa bersalah.
yoshi pun menggelengkan kepalanya. "saya juga baru sampai."
di sisi lain, jisung yang sedang mengamati kepergian sang sahabat dari jendela kamarnya yang berada di lantai tiga, hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya heran.
"di mana-mana juga karyawan yang nyamperin bosnya, mana ada bos yang jemput karyawannya langsung di rumahnya," celetuk jisung.
ㅡ
tok tok!
"selamat pagi!" sapa felix dengan senyum cerianya ketika membuka pintu kamar 101.
seperti biasa, nyonya kwon hanya duduk diam sambil memandang ke luar jendela.
"ini sarapan anda." felix meletakkan nampan penuh berisi makanan di nakas sebelah ranjang dengan hati-hati. "menu pagi ini spesial, lho!"
"ada bubur abalone dan teh chrysanthemumㅡ"
ucapan felix terhenti saat netranya menangkap wajah nyonya kwon yang terlihat memprihatinkan. cairan bening membasahi pipi tirusnya yang mulai keriput itu.
felix pun menghampiri wanita paruh baya itu. "kenapa anda menangis lagi?"
ada jeda beberapa detik hingga nyonya kwon akhirnya membuka mulut dengan sedikit bergetar. "mashiho ...."
"m-mashiho?" ulang felix.
"aku rindu anakku ...," lanjut nyonya kwon.
perawat muda itu kembali terkejut.
"anda ... sudah ingat?"
[]
KAMU SEDANG MEMBACA
perfume; yoshiho [✓]
Fanficmashiho yang baru saja menyelesaikan studinya di luar negeri harus menerima kenyataan pahit ketika kembali ke kota asalnya. hingga ia terpaksa menyamar demi bekerja pada seorang bos tampan yang aneh. ㅡ bxb, lowercase, semibaku ㅡ dom!yoshi sub!mashi ...