thirtieth scent ㅡ dandelion

685 95 102
                                    

mashiho sama sekali tak menyangka kalau pada akhirnya, ia bisa kembali menginjakkan kaki di rumah lamanya bersama dengan sang ibu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

mashiho sama sekali tak menyangka kalau pada akhirnya, ia bisa kembali menginjakkan kaki di rumah lamanya bersama dengan sang ibu.

rasa-rasanya, bila ada seseorang yang menanyakan kepadanya, kapan momen paling membahagiakan dalam hidupmu?, maka mashiho takkan ragu untuk menjawab; saat ini.

namun, di saat yang bersamaan, mashiho tak dapat bersembunyi dari sang ibu kalau ada kekalutan yang juga tengah mengiringi kebahagiaannya sekarang.

"apa ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu?" tanya nyonya kwon.

mashiho tertegun mendengar pertanyaan mamanya. ia beranjak membuat dua gelas teh hangat kemudian turut mendudukkan diri di meja pantry bersama wanita yang paling disayanginya itu.

"mama pernah nggak punya perasaan ke orang yang salah?" tanyanya ragu.

"kenapa? kamu lagi jatuh cinta?" nyonya kwon bertanya balik dengan nada jahil.

hal tersebut membuat pipi mashiho bersemu merah. sejujurnya, ini pertama kalinya ia membicarakan topik semacam ini dengan sang ibu.

mashiho merasa dirinya seperti anak remaja yang baru saja mengalami masa pubertas.

"ututu, anak mama sudah besar rupanya." nyonya kwon menguyel pipi anaknya, membuat sang empunya mendecak kesal.

"mama, ih! aku lagi serius!"

nyonya kwon lantas terkekeh kemudian lanjut bertanya dengan nada yang lebih serius,

"memangnya siapa dia? dan kenapa kamu menganggap kalau itu adalah suatu kesalahan?"

"uhm, dia ... seorang pria." mashiho meremat jari-jarinya dengan gugup, cemas menanti reaksi sang ibu. "dan keluarganya telah melakukan hal buruk."

keluarganya telah merusak kita.

belum sempat mashiho melanjutkan kalimat yang ada dalam benaknya, tebakan dari sang ibu membuat mashiho hampir tersedak ludahnya sendiri.

"orang itu, yoshi?"

"mama tau dia ...?"

nyonya kwon memberi jeda sejenak untuk menyeruput tehnya, sebelum kembali melanjutkan,

"dia anak keluarga kanemoto, 'kan?"

mashiho mengangguk patah-patah.

"dia pernah datang ngunjungin mama di rumah sakit. minta maaf mewakili keluarganya karena udah ngejatuhin perusahaan kita dengan cara kotor. nggak cuma itu, dia juga minta maaf karena katanya udah lancang mencintai anak mama."

kali ini, kedua netra mashiho membulat sempurna mendengar untaian kata yang keluar dari mulut sang ibu, terutama kalimat terakhir.

yoshi benar-benar melakukan hal itu?

"tadinya mama nggak mau terima keberadaan dia, karena bagaimanapun dia anak dari keluarga yang udah ngehancurin keluarga kita. tapi hari-hari berikutnya dia datang lagi."

perfume; yoshiho [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang