ninth scent ㅡ iced pear margarita

672 101 46
                                    

"yuko, atur jadwal rapat dengan para pemegang saham!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"yuko, atur jadwal rapat dengan para pemegang saham!"

"yuko, lengkapi dokumen yang saya kirim lalu print dan serahkan pada saya!"

"belum selesai juga? saya nggak mau tau, pokoknya harus selesai malam ini!"

"yuko, besok saya mau ketemu klien penting. batalkan semua jadwal saya yang lain!"

"yuko, mana notulensi rapat kemarin?"

"apa?! kamu nggak nyatet?! tugas sepele kayak begitu aja kamu nggak tau?!"

"yuko!"

"yuko!"

"tAKATA MAYUKO!!"




"argh! bisa botak kepala gue kerja lama-lama di sini!" keluh mashiho sambil merebahkan kepalanya di meja kafetaria perusahaan dengan tangannya yang ia gunakan sebagai bantalan.

jisung terkekeh melihat wajah sahabatnya yang kusut itu. "baru juga seminggu, ho."

"lo kok bisa tahan sih ngadepin dia?" tanya mashiho heran.

sebelum mashiho datang, bisa dibilang jisung yang mengambil alih dan merangkap tugas sebagai sekretaris, setelah beberapa sekretaris sebelumnya mengundurkan diri karena tidak tahan dengan sikap yoshi.

jisung hanya menanggapinya dengan tertawa kecil. "ngomong-ngomong, lo belom ketauan, 'kan?"

"untungnya belom," jawab mashiho sambil menyesap es jeruk di hadapannya.

"bagus, deh." jisung melirik jam tangannya. "eh, gue duluan ya, masih banyak kerjaan."

"oke, deh. bye!" mashiho melambaikan tangannya.

sepeninggalan jisung, mashiho menyantap makan siangnya dengan lahap hingga dirinya dikagetkan oleh kedatangan seseorang.

"hai! boleh duduk di sini nggak?" tanya seorang pemuda dengan nada suara yang riang. "bangku yang lain udah penuh soalnya, hehe ...."

mashiho mendongak dan mendapati pemuda asing yang tengah tersenyum lebar hingga membuat kedua matanya menyipit.

"eh, iya, silakan," ucap mashiho sopan, mempersilakan orang itu untuk duduk di meja yang sama dengannya.

"pasti sulit ya, jadi sekretaris pak yoshi?" tanya orang itu begitu duduk di hadapan mashiho. entah karena hanya ingin mencari topik pembicaraan atau memang terlalu kepo.

mashiho pun mengernyitkan dahinya. "kok tahu kalau saya sekretarisnya, pak?"

"ey~ jangan panggil 'bapak' atuh! emang muka saya setua itu apa?" sahut orang itu sambil berpura-pura memasang ekspresi kesal.

"ah, maaf ...," ujar mashiho merasa tak enak hati.

padahal kan mashiho tidak bermaksud begitu. ia hanya bingung harus memanggil rekan kerjanya itu dengan panggilan apa.

namun, sesaat kemudian wajah kesal pemuda itu kembali berganti ceria. "hehe ... bercanda, kok!"

"ㅡkenalin, nama saya park jihoon. panggil 'kakak', 'abang', atau 'aa' juga boleh, terserah kamu. asal jangan 'bapak'." pemuda bernama jihoon itu mengulurkan tangannya.

mashiho membalas uluran tangan si pemuda park. "saya mayuko, uhm ... kak?" jawabnya sambil tersenyum kaku.

"nah, gitu dong!"






































sesuai ajakan jisung, mashiho akhirnya tinggal bareng di apartemen sahabatnya itu.

usai membasuh diri dan mengganti busananya dengan baju santai, mashiho berjalan menuju dapur untuk memasak ramyeon.

"ji, gue mau bikin ramyeon, nih! lo mau nggak?" tanya mashiho sedikit berteriak.

hening, tak ada jawaban.

"woy, han jisung!" panggil mashiho lagi.

karena merasa diacuhkan, mashiho pun beranjak menuju kamar jisung dan setelah membuka pintu, tampaklah penampakan si pemuda han yang sudah terlelap di balik selimutnya.

"udah tidur, toh," gumam mashiho lalu menutup kembali pintu kamar sang sahabat tanpa menimbulkan suara.

saat memasak makanan instan seperti malam ini, mashiho jadi kembali teringat masa-masa di mana ia berada di asrama dulu.

biasanya, mashiho pasti mengobrol dengan mamanya sebelum tidur, walaupun hanya lewat chat.

ah, mashiho jadi semakin penasaran, siapa gerangan yang selama ini bertukar pesan dengannya. apakah benar-benar mamanya?

iseng-isengㅡsambil menunggu ramyeon-nya matangㅡpemuda takata itu mengambil ponselnya dan membuka kolom chat dengan sang ibu lalu mengetikkan sebuah pesan di sana.


mashiho
mah |


lima menit.

sepuluh menit.

tak kunjung ada jawaban.

padahal biasanya sang ibu selalu menjawab pesannya tak lebih dari tiga menit.

di tengah keheningan itu, mashiho mendengar suara aneh yang terdengar tak jauh dari tempat ia duduk sekarang.

suara gelembung airㅡ ah, atau lebih tepatnya, seperti suara air mendidih?

"mampus! ramyeon gue!" pekik mashiho saat mendapati mie instan yang direbusnya sudah mengembang lebih dari yang seharusnya.

sementara itu, mashiho tak menyadari bahwa pesan yang ia kirim beberapa menit lalu, sudah dibaca oleh orang itu.

[]

perfume; yoshiho [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang