mashiho yang baru saja menyelesaikan studinya di luar negeri harus menerima kenyataan pahit ketika kembali ke kota asalnya. hingga ia terpaksa menyamar demi bekerja pada seorang bos tampan yang aneh.
ㅡ bxb, lowercase, semibaku
ㅡ dom!yoshi sub!mashi
...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
mashiho loh kenapa? |
si rempong | lo inget kan dia hipersensitif sama bau? | kalo di tempat rame otomatis berbagai macam bau bercampur jadi satu | makanya kalo kelamaan dia bisa pusing
mashiho termenung membaca penjelasan jisung. pemuda itu seketika teringat pertemuan pertama mereka di bandara beberapa waktu silam.
jadi karena itu dia pake masker?
mashiho menatap cemas ke arah pemuda di hadapannya yang kini sedang tak sadarkan diri itu. "maaf ya, pak."
"kenapa minta maaf?"
mashiho hampir terlonjak saat suara bariton itu menyapa pendengarannya.
"b-bapak udah sadar?"
"kenapa kamu minta maaf?" ulang yoshi, sedikit memberi penekanan pada kata-katanya.
"eum, itu ... saya dengar dari jisung kalau bapak nggak bisa berada lama-lama di tempat ramai. maaf karena saya baru mengetahui hal itu."
masih dengan mata terpejam, yoshi kembali menjawab. "lupakan soal tadi. itu bukan salahmu."
seulas senyum tipis merekah di bibir mashiho, tetapi buru-buru ia sembunyikan.
"saya buatkan teh ya, pak." mashiho beranjak dari tempatnya lalu mulai meracik segelas teh manis hangat dengan cekatan.
senyap mendadak menyelimuti ruangan berukuran kurang lebih tiga puluh meter persegi ini, hanya suara denting gelas yang terdengar saat mashiho mengaduk teh yang ia buat.
"takata mayuko."
panggilan yoshi atas nama lengkapㅡsamaranㅡnya itu membuat mashiho menoleh dengan sedikit heran ke arah sang atasan yang masih dalam keadaan setengah sadar.
"kenapa ya ...." yoshi menggantungkan kalimatnya sejenak, membuat mashiho menanti dengan was-was.
"... saya selalu melihat sosok lain dalam dirimu?" lanjut yoshi sambil memandang ke arah mashiho dengan tatapan yang sulit diartikan.
"p-pria?" tangan mashiho meremas ujung bajunya dengan gugup. "bagaimana bisa? s-saya ini wanita, pak."
yoshi tertawa hambar saat menyadari bahwa mungkin kata-katanya barusan terdengar sangat tidak masuk akal.
"benar, saya juga tidak tahu kenapa saya bisa berpikir seperti itu."
melihat yoshi yang kelihatannya tidak ingin memperpanjang pembahasan dan memilih untuk kembali memejamkan mata membuat mashiho serta-merta bernapas lega.