03. TIGA KELUARGA BESAR

35 3 0
                                    

Episode 3.

For instagram : @segara.team

*****

Kata orang rumah itu tempat nyaman untuk pulang, tetapi jika tidak, berarti ada yang salah dari kalimat pertama.

Kata orang rumah itu tempat nyaman untuk pulang, tetapi jika tidak, berarti ada yang salah dari kalimat pertama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Shila Prisayanea Ziyandre

∗⁎.ʚɞ.⁎∗

Jadi begini, di suatu daerah yang mereka sebut ada 3 keluarga besar bernote famous, di senggani, di kagumi sekaligus di takuti.

3 keluarga besar itu masing-masing punya 1 keluarga sebagai pendamping sekaligus tangan kanan, jadi jika digabungkan ada 6 keluarga yang merangkap jadi 3.

Keluarga Kalingga
Keluarga yang bermarga Kalingga itu berkedudukan no 1, punya cabang bisnis hebat dibawah naungan seorang nenek berkepala 6. Didampingi 1 keluarga sebagai tangan kanannya, yaitu keluarga Argana. Segara dan Bastian adalah ahli waris di keluarga ini.

Keluarga Ziyandre
Keluarga paling misterius tetapi berkedudukan No 2, keluarga ini ahli sekali dengan kemisteriusan, tangan kanannya keluarga Helen, Shila dan Elsa berasal dari keluarga itu.

Keluarga Analysis
Keluarga pemecah masalah, isinya orang orang berseragam seperti Polisi, tentara bahkan ada pengacara juga. Berkedudukan No 3 setelah Keluarga Kalingga dan Ziyandre, seperti marganya "analysis" mengupas, mengurai, mengulas, membahas, tentu tangan kanan keluarga ini adalah keluarga Arthur yaitu keluarga Aeliano.

Konsepnya begini, Zaman terdahulu, nenek moyang mereka adalah ahli bisnis, yang dimana bertemu sebagai rekan bisnis, tetapi seiring berjalanan waktu, para leluhur mereka membentuk sebuah 3 KELUARGA BESAR yang artinya besar.

Besar untuk tumbuh, dan tumbuh untuk membesar.

Meski tidak didasari aliran darah sekalipun para leluhur sudah membuat kesepakatan, bahwa sejauh manapun dunia ini, ahli waris 3 keluarga besar akan terus ada.

3 keluarga besar tidak akan pernah punah.

Begitupun Segara malam ini, Segara menuruni setiap anak tangga dengan santai, cool. Siap untuk pergi keluar, biasalah anak muda.

"Mau kemana kamu?" tanya sang Nenek mengudara, perempuan berkepala 6 itu sedang duduk di ruang tamu dengan menantunya Mega, bunda dari Segara.

"Caffe."

"Gara, pamit dulu sama Nenek," titah Bunda Mega.

Segara menghela nafas lalu berbalik badan berjalan mendekat, "Nek, Segara ke Caffe dulu," ujarnya seraya menyalami tangan perempuan yang sudah masuk di kepala 6 itu.

Di lanjut ke perempuan yang melahirkannya, "Segara pamit Bunda."

"Iya sayang, hati-hati."

"Gimana Caffenya? lancar?" konon katanya jangan menghindari sesuatu hal yang sudah akan terjadi.

SEGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang