12. NOMBER

22 2 0
                                    

Episode 12

Dan pada akhirnya, setiap yang selesai hanya akan menjadi kenangan.

Dan pada akhirnya, setiap yang selesai hanya akan menjadi kenangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

∗⁎.ʚɞ.⁎∗

"WHATTT? DI CAFFE SEGARAA?!"

Shila sedikit menjauhkan handphonenya dari indra pendengar sebab suara nyaring Elsa langsung menembus telinganya, "Santai dong njir,"

"Duh, sorry, plotwist banget soalnya. Lo juga gak pernah cerita sama gue,"

Shila meletakkan handponenya di kasur, ia sibuk memakai sepatu, malam ini ia harus bekerja, sebagai kariawannya bos Segara.

"Belum sempet cerita gue, maunya cerita tapi lupa terus," ujar Shila seadanya sambil mencari dimana ikat rambut yang ia beli tadi siang. "Ya begitulah, my life right now just need cuan."

Suara helaan nafas dari saluran panggilan, "Aigoo, aigooo.. padahal bokap sama nyokap malah nyuruh lo tinggal disini, mereka ga mau lo sendirian tau."

Shila tersenyum mendengar itu,  "Sampain makasih gue sama orang tua lo El, gue gapapa kok santai aja." Shila senang sekaligus bersyukur karena masih ada orang lain yang perduli dengannya.

"Tenang aja, masalah ini biar jadi tanggung jawab gue, lo cukup dukung gue aja," lanjutnya.

Hidup dengan memilih jalan ini adalah pilihan, maka Shila harus hidup di pilihannya itu, konsekuensi dan pertahanan hidupnya biarlah jadi miliknya.

"I always support you, i trust you Shila Prisayanea."

Shila lagi-lagi tersenyum mendengar itu, "Thank u El, kalau gitu pinjam dulu setriliun."

"Setriliun ? gampang, gampang itu mah, gue tinggal jual sertifikat rumah dulu."

Shila masih memikirkan bagaimana menstylish rambutnya, sepertinya ia ingin mengikat setengah rambutnya. "Terus lo di kick dari pewaris keluarga," balas Shila.

"HAHAHA,"

Sudah, Shila sudah selesai dengan baju kaos putih polos dan celana jeans berwarna gelap dengan sepatu putihnya serta gaya rambut yang sengaja ia ikat setengah, terkesan sederhana, simple dan tetap cantik.

Shila mencari tasnya memasuki dompet, tidak lupa lipbam yang juga harus dibawa, "Elsa, gue tutup telfonya ya, mau otw nih."

"Oh gitu, oke semangat sengku, cintaku, bestieku, gue juga mau lembur buat tugas extra."

SEGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang