10. SEGARA, SHILA DAN PERJANJIAN

29 2 0
                                    

Episode 10.

>>

Berserahlah, Tuhan tau kamu menyukainya,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berserahlah, Tuhan tau kamu menyukainya,

∗⁎.ʚɞ.⁎∗

Shila duduk di taman Smanix, taman rawatan anak-anak extrakulikuler PLH.

Sedari tadi ia berdiam diri disitu cukup lama, memandangi bunga warna-warni yang menyejukkan hati, dan sesekali mengerakan kakinya yang bengkak kemarin.

"Dasar aneh," monolog gadis itu mengingat dengan jelas peristiwa rumah sakit kemarin.

Jadi, laki-laki itu tak sepenuhnya mengesalkan, pada saat Segara membiarkan dirinya terluka, pada saat itupun Shila sudah menganggapnya cowok baik.

Meski sebelum itu keduanya tak akur, tapi terkadang perlakuan Segara sering diluar prediksi.

Kadang seperti ini, kadang seperti itu.

"Begong mulu, nanti kerasukan ga lucu loh," ujar ketos Smanix yang tiba-tiba datang membawa 1 botol minuman.

Bersamaan dengan suara itu Shila menoleh, "Ngapain lo?!" suara khas orang tak suka.

Sudut bibir Arjuna melengkung, "Hehe, calm down girl, jangan jutek-jutek gitu, nih terima dulu dong minuman dari gue."

Shila tidak menjawab, dan tidak menerima penawaran dari laki-laki itu meski ia masih disitu, hanya saja ia tidak terlalu mementingkan keberadaan Arjuna.

Walaupun dikacangin, Arjuna justru mengubah posisinya yang tadi berdiri menjadi duduk di kursi besi berwarna putih di samping Shila, gadis itu pun refleks berdiri. "Ngapain sih lo?! jangan deket-deket!!"

Nada Shila sudah tidak bersahabat alias naik dari suara awalnya, "Jangan gitu sama calon tunangan," ucap Arjuna dengan senyum manisnya.

Shila mengerutkan kening, ini namanya menganggu singa tertidur, "Bacot lo, gue gak kenal sama lo, jangan ngomong sembarangan!" sarkas Shila tegas.

"Usst—adik kelas ga boleh ngomong kasar, iya deh kalau ga dianggap tunangan tapi minimal dianggap ketua osis kan?" kata Arjuna lagi, masih dengan mata yang menyipit itu.

Dengan wajah datar miliknya, Shila menjawab ketus, "Gue gak perduli, mumpung lo disini sekalian aja, permasalahan lo dan gue cukup di kita berdua, kalau sampai ada yang tau, hidup lo gak akan pernah aman!" ucap Shila sembari menatap tajam bola mata Arjuna.

Arjuna membalas tatapan tajam itu dengan tatapan soft miliknya, ibaratnya seperti bertemu api dan air. "Lo ngancem gue?"

"Pikir aja sendiri, satu lagi gue bukan calon ataupun tunangan lo, itu semua palsu, seharusnya seorang ketua osis bisa dong bedainya." sukses berkata begitu Shila langsung pergi, sebab jika ia terus berada disana, bahaya ia tidak bisa mengontrol ucapannya.

SEGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang