18. RASA HARAP PERIHKU

27 2 0
                                    

Episode 18
____

Jatuh cinta lah pada siapapun itu, perihal terbalaskan atau tidak itu normal.

Jatuh cinta lah pada siapapun itu, perihal terbalaskan atau tidak itu normal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

∗⁎.ʚɞ.⁎∗

TINNN TINNN

TINNN TINNN

Suara klakson motor terdengar berisik, dan Shila menyadari keberadaan laki-laki itu, siapa lagi yang menjemputnya setiap hari kalau bukan Segara.

Shila dengan cepat mengambil tas ranselnya dan berlari keluar, "Cowok gila." bagaimana bisa membuat kebisingan di pagi-pagi buta begini, bagaimana para tetangga pada kesal dan mempermasalahkan itu?

TINN TINNN

TINN

Pintu kontrakan Shila terbuka, memunculkan dirinya, "SEGARA DIEM!"

Buset, Segara terkejut. Bersamaan dengan hentakan Shila, aksinya pagi itu pun berakhir, "Lama banget lo, udah tau nebeng,"

Shila celingak-celinguk, melihat kondisi lingkungannya, sepi, tidak ada kericuhan, ia bernafas lega, "Uhhft..syukurlah." kemudian memukul lengan pelaku kekhawatirannya pagi ini. "Dasar cowo gila! Gimana kalau tetangga gue pada bangun gara-gara lo anjir?! Sialan lo!" gerutu Shila marah.

Wah, Segara tidak menyangka dirinya hari ini kena amukan perempuan ini, sekaligus terkena pukulan yang keras, "Wah, sehat lo?" ujar Segara menampilkan ekspresi tak percayanya.

Emosi Shila memuncak, "Sehat, lo baru gak sehat." Shila langsung naik ke motor Segara tanpa aba-aba, bodo amat dia kesal.

Segara pun heran, "Ini kenapa jadi lo yang marah-marah? harusnya kan gue yang marah," ucapnya seraya melirik spion, memantulkan ekspresi wajah Shila yang benar-benar kesal, "PMS lo ya?"

"Iya, puas lo!" PMS day pertama, Shila tidak stabil dengan suasana hatinya, selamat ya Gar, lo orang yang kena kemarahan Shila di PMS hari pertamanya.

Segara menancap gasnya sambil berucap pelan, "Pantesan, kesetanan."

Setengah perjalanan menuju Sekolah Menengah Atas itu sedang Segara tempuh, tidak lupa juga dengan perempuan yang sedang bersamanya, menjadi penumpangnya, yang merepotkannya.

Jalanan Ibu Kota pagi ini lumayan, macet. Wajar saja, itu akan selalu menjadi kebiasaan, sebab artinya manusia masih aktif beraktivitas, Semenjak keluar dari perkarangan Awan Hijau, gadis itu terdiam dengan seribu bahasanya, tidak berisik seperti biasanya.

Sedetik tak lama, "Segara lo gapapa?" celutuk Shila tiba-tiba, sekaligus membuka pembicaraan. "Soal Bastian sama Greta," soal ini, sejujurnya Shila ingin menanyakan ini dari tadi.

Pandangan Segara fokus ke depan, soal mereka, soal perasaannya, itu menjadi hal malas yang ingin ia bicarakan. "Hm, sekarang giliran tugas lo."

"Gue usahain," kata Shila sembari melihat pengendara yang berlalu lalang. "Cerita aja kali, kaya kuat aja," lanjutnya.

SEGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang