04. MENJADI TEMAN OR MUSUH?

30 3 0
                                    

Episode 4.

Follow, vote, coment, share.

@segara.team mutualan ig yaa ꒰⌯͒·̫͒

∗⁎.ʚɞ.⁎∗

Lab Fisika SMA Phoenix

Bu melati, selain sebagai wali kelas XI MIPA 2, ia juga bergelar Guru Fisika, ilmu paling menyebalkan no 2 setelah matematika.

Hari ini, sesuai janji dan materi, Bu melati mengajak 36 kepala untuk praktek di Lab. "Anak-anak bahan yang Ibu suruh bawa sudah lengkap?"

Mereka semua mengecek bahan dan alat yang dipelukan kembali, nantinya kalau ada yang kurang tinggal minta di kelompok sebelah.

Shila kebinggungan untuk duduk dimana, semuanya sudah memiliki anggota kelompok.

Segara bersama Satya si waketu, Nino si juara kelas, Adit si penjaga pintu dan 2 lainnya.

Sedangkan Arthur ia nampak kesenangan dengan artinya kebetulan dan keberuntungan, laki-laki penuh candaan itu dikelilingi oleh anggota perempuan.

Sedangkan Bastian, justru berbanding terbalik dengan Arthur di kelompoknya hanya ada 1 perempuan, dan anak itu Ibu Ketua bar-bar XI Mipa 2. Sejujurnya Bastian mah sama siapapun fine-fine aja, ditaruh dimana saja ia tetap oke, intinya hanya satu, asalkan pas kerkom ia tinggal datang dan numpang nama saja.

"Maaf Bu, saya kan murid baru, belum dapat kelompok," ujar Shila tiba-tiba. Habisnya ia kebinggungan mau duduk dimana?

"Sama gue aja, Shi. Ayo gabung disini, soalnya kelompok gue beban semua," ucap Elsa terang-terangan.

Si Fahri menjawab, "El, jangan remehkan kekuatan lelaki."

Elsa terkekeh, "Buktiin dong, jangan cuma omong kosong."

Bu Melati menghitung mereka semua, sebelum Shila datang berarti jumlah mereka ganjil, dengan begitu hanya tersisa 1 kelompok ganjil.

Ketemu, "Kamu gabung sama kelompoknya Nino, ya." ujar Bu Melati menunjuk Nino.

Nino? Itu berarti satu kelompok dengan Segara, Shila menautkan alis cantiknya, "Segara? Aduh kenapa harus ada Segara nya."

Tentang pembunuhan Papa kamu

Sial, muncul lagi, Shila menggeleng pelan, Segara menatapnya sekarang, bahkan tidak terjeda, "Gak boleh gugup, nanti Segara makin curiga sama gue."

Segara penasaran, seberapa lama gadis ini bisa menutupi sesuatu darinya, ia menarik tarikan kecil dibibir, "Kita liat, sampe kapan lo bakal terus diam."

Si Adit menyambut Shila dengan ramah, bocah itu lebih pandai berbaur dan membuat lawan bicaranya merasa santai.

"Oke kalau begitu, coba sekarang mulai prakteknya, coba mulai potong karetnya habis itu jepit di statis, inget catat berapa panjangnya, nanti Ibu suruh kalian buat laporan tentang praktikum elastisitas."

"Baik, Bu.."

Yang begini-begini, otak Nino harus berpikir, si juara kelas nan ambis pun mulai beraksi, walaupun disana ada Segara, ia pun tetap akan menyuruhnya. "Oke bagi-bagi tugas, ya,"

SEGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang