23. TERKAPAR MELAWAN CINTA SENDIRI

11 2 0
                                    

EPISODE 23.

•••

Penolakan bukan ajang tolak ukur sebuah perasaan kawan, cinta mu berhak di miliki oleh orang yang sama-sama mau.

⁎.ʚɞ.⁎

Dengan raga terpaksa Shila bangun dari kursi tempat duduknya, meletakan headphone putih kesayangan di dalam tas, karena sudah sedari tadi ia gunakan untuk mendengar lagu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan raga terpaksa Shila bangun dari kursi tempat duduknya, meletakan headphone putih kesayangan di dalam tas, karena sudah sedari tadi ia gunakan untuk mendengar lagu.

Keberadaan kelas sepi, karena kebanyakan dari mereka sudah berada di lapangan untuk melaksanakan kelas olahraga pagi ini.

"No, kelas olga udah mau di mulai nih, lo gak turun?" tanya Shila yang membuat Nino menatapnya.

"Oh iya, otw," ujar laki-laki jenius itu lalu menutup buku sains nasionalnya.

Nino tipikal lebih suka belajar teori daripada praktek, jadi ia malas untuk cepat-cepat turun ke lapangan.

Keduanya, mengambil langkah beriringan menuju lapangan bawah, sesekali Nino melirik perempuan disampingnya, "Shi, gue boleh nanya gak?"

"Nanya apa, No?"

Nino mengantung ucapannya sebentar, memberi jeda untuk rasa gugupnya, "Ekmm, lo udah punya pacar?" tanya Nino ragu.

Shila termenung, ini bukan kali pertama seseorang yang menanyakan hal itu kepadanya, waktu itu Segara pernah sekali, "Belum," jawab Shila jujur.

Nino mengulam senyum, tentu saja jadi hal menyenangkan untuknya, "Kalau gitu, tipe cowok idaman lo kaya gimana, Shi?" ujar cowok itu lagi.

Shila tidak merasa aneh, karena ia pikir Nino hanya bertanya hal random saja agar suasanya tidak hening, "Gue suka yang ugal-ugalan + to the point," kata Shila seadanya.

Karena kita butuh effort cowo ugal-ugalan untuk perempuan gengsi setinggi manara paris ini.

Tibanya di lapangan, keduanya berpisah, Nino yang mencari teman-temannya, dan Shila pun menghampirinya sahabatnya.

"El, cuma kelas kita aja yang olga? kelas lain kemana?" tanya Shila yang tak menemukan penggabungan kelas hari ini.

"Oh itu, mipa 5 hari ini jam fisikanya maju, soalnya bu Melati gak bisa ngajar pas jam terakhir, jadinya di tuker sama jam olga," balas Elsa tau karena bu Melati yang memberitahunya.

Shila berOh ria, laki-laki pemilik kalung perak liontin ombak laut itu mencuri pandangan Shila, tapi ternyata Segara sudah kentara lebih dulu melihatnya.

Segara duduk alim dengan memainkan bola basket di telunjuknya, entahlah, curi-curi pandangan dengan perempuan itu akhir-akhir ini menjadi kebiasaannya, Segara pun tak menemukan alasanya.

SEGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang