Keesokan paginya, dikamar Gata, Gata sudah berpakaian sekolah lengkap. Ia sudah siap ke sekolah dan menjalani hari. Sama halnya dengan Gani, ia juga sudah berpakaian sekolah. Gani dan Gata memang satu sekolah di SMA Wismagama. Sekolah itu adalah sekolah milik keluarga Adiwidya, di sekolah Gani dan Gata memang terkenal bersaudara, tetapi tidak ada yang tahu jika mereka berdua saudara tiri.
Setelah semua sudah siap, Gani dan Gata menuruni tangga bersama. Mereka ingin sarapan, sarapan sederhana yang disiapkan bi Atun-pembantu keluarga Adiwidya.
"Pagi Kak"sapa Gani
"Pagi"
"Lo udah enakan Kak?"Tanya Gani, ia khawatir jika sang Kakak belum sepenuhnya sehat, karena hujan kemarin.
"Udah"ya, itu jawaban singkat Gata. Ia memang terkenal dengan sifat dinginnya.
"Ya udah, yuk langsung turun"
"Hm"
Sesampainya di meja makan, mereka langsung mendudukan bokong di kursi.
"Eh Aden-aden udah pada turun, ayo Den dimakan, keburu siang"suruh bi Atun
"Iya bi. Oh iya, Mamah nggak ada bi?"Tanya Gani
"Nyonya balik ke kantor, Den tadi subuh"jawab bi Atun seadanya
"Huhft. Ya udah bi"
Gata hanya mendengarkan percakapan itu sembari mengambil potongan roti yang sudah disiapkan bi Atun.
"Kak, berangkatnya naik mobil aja ya?"Tanya Gani
"Kenapa harus pake mobil? Gue pengen pake motor"
"Kak, gue pengen bonceng"
"Lo kan punya motor, Ni"
"Ck, motor gue dibengkel, service mingguan, Kak. Gue nebeng lo aja mending. Terus nebengnya enak pake mobil."
"Lo ngerti macet kagak sih, Ni? Ini jam berapa? Klo lo pake mobil lo telat, gue telat. Gue ada rapat osis"
"Ishh Kakak nih, ya udah gue ikut lo pake motor"final Gani
"Nah gitu kan enak dari tadi"
Bi Atun yang melihat hanya menggelengkan kepala, ia gemas melihat Aden-adennya seperti ini. Ia juga sedih mengingat betapa jahat majikannya memukuli Gata. Aden-adennya sudah ia anggap anak sendiri.
"Ya sudah ayo dimakan, nanti kalian telat loh, ini sudah jam berapa? Ayo dihabiskan"suruh bi Atun
"Iya bi"jawab Gata dan Gani kompak
Sesampainya di sekolah, mereka sudah menjadi tontonan anak anak. Ya, memang mereka seganteng itu. Tak jarang mereka semua mengirim surat dan hadiah kecil ke loker Gata dan Gani. Mereka berjalan berdampingan melewati koridor kelas X dan kelas XI. Mereka berteriak heboh, wah sudah seperti pasar saja. Tak sedikit yang mengagumi ketampanan seorang Gata Adiwidya dan Gani Adiwidya, anak pemilik sekolah ini. Mereka berdua kelas XII.
"Aduh kak kita ganteng banget apa ye, heboh bener tu orang pada"pede Gani
"Iyain biar seneng"jawab Gata
"Ishh gitu amat si"kesal Gani
Setelah melewati koridor kelas X dan kelas XI, akhirnya mereka sampai dikelas mereka, setelah kenaikan kemarin, Gata dan Gani memang sekelas. Kelas XII IPA 1, bukan kah mereka pintar? Memang mereka sangat pintar, tak jarang mewakili sekolah dan kelas ini mengikuti lomba-lomba yang diadakan sekolah.
"Akhirnya nyampe kelas juga"keluh Gani. ia di sekolah memang dikenal cerewet, ia beda jauh dengan saudara tirinya, yang dingin dan irit bicara.
Setelah mereka mendudukan bokong disalah satu meja urut paling belakang pojok kanan, mereka dihampiri oleh teman mereka, mereka adalah Varel Velcore dan Liam Jazzairo.
KAMU SEDANG MEMBACA
JIWA YANG MATI || Completed
Teen FictionGata Adiwidya-anak hasil perselingkuhan seorang wanita bersama lelaki yang sudah mempunyai keluarga. Setelah anak itu lahir ke dunia, lelaki itu menitipkan anak dari hasil perselingkuhannya kepada istri sahnya, kemudian ia dan ibu kandung dari anak...