Daksanya berlagak kokoh, seakan tak mengenal roboh. Tapi tidak dengan hatinya, ia rimpuh, rapuh dan hampir jatuh.
Selalu pemuda itu gumamkan kata,
"Gue harus bertahan, harus. Impian gue masih banyak. Iya, harus bertahan!"Kata itu yang selalu ia ucapkan untuk dirinya sendiri. Tak pernah terlupa.
<><><><>
Gata merenung menatap ke arah jendela yang menampakan keadaan di luar. Di luar sedang hujan, membuat hawanya semakin dingin.
Pemuda itu merekam jejak, kembali ke masa lalu.
Flashback on
"Maaf bu...maaf"mohon anak kecil itu.
"Tidak! Kamu tidak berhak dimaafkan!"
"Hiks, maaf bu, Gata minta maaf"mohon Gata kecil.
Giovany memukul tubuh kecil Gata menggunakan sapu yang ia pegang.
Plak plak plak
"Maaf bu..."
Seolah tuli, Giovany tetap melanjutkan acara menyiksa anak tirinya.
Tak sampai disitu, Giovany membuat Gata harus kembali berdarah.
Lalu meninggalkan Gata di taman dengan keadaan mengenaskan dan keadaan luar sedang hujan.
Gata merangkak mendekat ke arah pintu yang ditutup oleh ibunya.
"Bu...bukain bu. Gata kedinginan..."lirih anak itu.
"Bu..."
Jjdeerrrrr
"Huaaa! Ibuuuuu....Gata takut bu...hiks"teriak anak itu.
"I-ibu...bukain Gata..."
Flashback off
Gata mengggelengkan kepalanya, tidak. Ia tidak boleh kembali mengingat masa lalu kelam itu.
Ia suka hujan namun tidak beserta petir. Karena petir mengingatkannya pada satu hal itu.
"Nggak! Gue mikir apa si?"ucap Gata sembari meremas rambutnya.
"Akhh...gue mikir apa si"
"Mending gue tidur aja, besok udah harus ke sekolah lagi"
Akhirnya ia menutup jendela, dan tidur untuk memulai hari esok tanpa adiknya- Gani.
<><><><><><>
Di pagi harinya, Gata sudah siap dengan seragam yang menempel pada tubuhnya.
"Pagi aden"sapa bi Atun
"Pagi bi"jawab Gata sembari tersenyum simpul.
"Ini sarapannya ya den. Nasi goreng ayam dan telur kesukaan aden"ucap bi Atun sembari memberikan sepiring nasi goreng ke hadapannya.
"Makasih ya bi"
"Iya"
Gata memakan sarapannya dengan nikmat, dan setelah itu ia pamit pada bi Atun untuk berangkat ke sekolah.
"Bi, Gata pamit sekolah dulu ya"
"Eh iya den, hati-hati ya di jala"ucap bi Atun mengelus pundak Gata.
Gata mengangguk sebagai jawaban. "Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
Bi Atun melihat ke arah pintu yang tadi dilewati oleh Gata. Majikan kecilnya yang sekarang beranjak dewasa.
Tak menyangka, dirinya bisa bersama ke dua manjikan kecilnya sampai sekarang.
Ia akan terus menjaga ke duanya sampai ia tutup usia. Itu janjinya. Ia juga ingin melihat bagaimana kedua aden-adennya yang ia sayang sukses dan menikah.
<><><><><><><>
KAMU SEDANG MEMBACA
JIWA YANG MATI || Completed
Teen FictionGata Adiwidya-anak hasil perselingkuhan seorang wanita bersama lelaki yang sudah mempunyai keluarga. Setelah anak itu lahir ke dunia, lelaki itu menitipkan anak dari hasil perselingkuhannya kepada istri sahnya, kemudian ia dan ibu kandung dari anak...