Seorang anak laki-laki termenung dibawah rindangnya pohon. Dia menangis mengingat betapa kelam kehidupannya setelah kematian sang Ayah. Dia sendirian setelah ayahnya pergi ke hadapan Tuhan. Dia tidak diharapkan oleh Ibu tirinya. Ya, ia hanya anak tiri. Dia hanyalah hama dikeluarga Ibu tirinya. Dia anak dari pernikahan siri sang Ayah dan Ibu kandungnya. Dia mempunyai Adik tiri yang lebih muda dua tahun darinya. Ia adalah Gani Adiwidya. Keluarga Ayahnya sangat kaya, sedangkan sang Ibu hanya manusia kalangan biasa yang saat itu menjabat sebagai sekretaris di kantor sang Ayah, ia benci Ayah dan Ibunya, terlebih kepada sang Ibu.
"Kenapa hidup gue seperti ini ya Tuhan, hiks." Tangis anak itu, ia adalah Gata Adiwidya. Ia menangis tanpa disadari sang Adik melihat betapa hancur sang Kakak tirinya.
"Maafin gue Kak, gue nggak bisa bantu ketika lo disakitin Mamah" lirih Gani.
"GUE CAPEK, GUE CAPEK, hiks-hiks" teriak Gata sembari menarik-narik rambutnya. Hujan mengguyur dirinya, sepertinya hujan tahu jika dirinya sedang terluka.
"Gue hama, gue parasite, gue penyakitan, hiks, gu-e capek sama kehidupan yang gue rasa nggak adil buat gue hiks, Ayah, Ibu, jemput Gata, Gata pengen sama kalian, hiks."
Gata divonis penyakit kanker otak stadium empat. Adiknya sudah mengetahui itu, kecuali Ibu tirinya.
"Maafin Mamah dan gue Kak, gue janji bakal selalu ada buat lo, maafin Mamah yang udah nyakitin elo Kak, gue minta maaf, gue pulang Kak, gue tunggu elo di rumah." Setelah itu Gani pergi dari sana menyisakan Gata dan motor kesayangannya dengan hujan yang lumayan deras.
Setelah ia rasa puas untuk menangis, ia ingin pulang, berhubung hujan sudah lumayan reda, ia akan pulang ke rumah bak nerakanya. Ia mengendarai motornya selama 10 menit untuk sampai ke rumah.
Sesampainya di rumah, ia tak melihat mobil Ibu tirinya, Ibu tirinya penggila kerja setelah ngengetahui Suaminya selingkuh dan meninggal bersama dengan Ibu kandungnya...Zaranita. Ia memang ditiitipkan oleh Gibran- sang Ayah.
"Assalamualaikum"salam Gata
"Waalaikumsalam Kak"jawab Gani. Ia langsung ke luar dari kamar setelah mendengar salam dari sang Kakak.
"Ibu belum pulang Ni?"Tanya Gata. Biasanya jika malam selasa seperti ini sang Ibu pulang untuk sekedar melihat kondisi anak kesayangannya dan menyiksa Gata.
"Mamah belum pulang Kak, masuk dulu aja terus ganti baju biar nggak kedinginan, ini handuknya, nanti gue bawain makanan sama teh hangat ke kamar" jelas Gani.
"Iya Ni, gue duluan ke kamar"
Setelah Gata masuk ke dalam kamar dan menutup pintu kamar, Gani segera membuatkan makanan dan teh hangat untuk sang Kakak.
Ceklek
"Ini Kak, setelah makan lo tidur ya Kak"
"Gue belom ngantuk Ni, lo tidur duluan juga nggak masalah kok Ni"
"Tapi Kak-"
Brakkk
"Hei anak sialan, dari mana saja kau sampai lantai rumah ini basah, bagaimana kalau anak saya jatuh terpeleset"tiba tiba sang Ibu mendobrak pintu kamar Gata.
"Ma-"
"Diam kamu Gani! Mamah tidak bicara denganmu!"tegas Giovany.
"Maaf Bu, Gata nggak sengaja Bu, sekarang Gata akan pel Bu."
"Tidak usah, Saya sudah menyuruh pembantu di sini, kali ini saya akan memaafkanmu atas kecerobohanmu Gata, jika terulang kembali Saya tidak segan-segan menyakitimu kembali Gata!" tegas Giovany tanpa bantahan.
"Baik Bu, Gata tidak akan mengulangi kembali"maaf Gata kepada Giovany.
Brakkk
"Kak-"
"Nggak papa Ni, lo boleh keluar dari kamar gue Ni"
"Tapi Kak gu-"lagi-lagi ucapan Gani terpotong.
"Gue bilang keluar Ni, gue mohon"mohon Gata
"Ya udah Kak, gue keluar, jangan lupa diminum obatnya, jangan sungkan telfon gue ketika lo butuh, gue di kamar"jelas Gani
"Iya Ni, makasih"
"Iya Kak, gue keluar"
Hanya deheman singkat Gata sebagai balasannya. Setelah Gani keluar, Gata menangis kembali merutuki nasibnya. Sebenarnya ia menahan bulir-bulir bening itu keluar dari matanya yang indah itu.
"Lo terlalu baik buat gue Ni, gue nggak pantes sebagai Kakak lo, gue menjijikan hiks-hiks." Sedih Gata.
Setelah memakan dan meminum obat yang dibawakan Gani serta menangis merutuki nasibnya, ia kemudian pergi ke alam mimpi. Ia harus tidur malam ini, besok di sekolah ia harus mengurus kegiatan di sekolah karena ia ketua OSIS.
Dilain tempat Gani memutuskan untuk ke ruang kerja Mamahnya, ia ingin membicarakan tentang ini semua.
"Gani masuk ya Mah?"
"Iya Gani, masuklah"
Ceklek
"Ada apa Gani?"
"Gani ingin bicara sama Mamah tentang Kak Gata, Mah"
"Tidak penting sekali ya kamu membicarakan anak sialan itu"
"Mah, Gani mohon jangan terus menyakiti Kak Gata, Mah. Mamah nggak bisa menyalahkan Kak Gata sepenuhnya, dia hanya anak yang tidak tau apa-apa, Mah."
"Halah! Kamu jangan sok tau ya Gani, soal anak itu, kamu sudah diracuni apa sama anak sialan itu, sampai beraninya kamu melarang Mamah"jawab Giovany.
"Mah, Kak Gata nggak salah apa apa, yang salah Papah sama Ibu kandung Kak Gata. Kak Gata nggak salah, Mah"
"Kamu jangan sok tahu ya, Gani. Keluar dari ruangan Mamah!"
"Tapi Mah, Gani-"
"Keluar Gani, Mamah nggak mau ribut"
"Ya, Mah. Tapi tolong pikirkan kata-kata ku"
Ceklek
Sesudah menutup pintu, Gani menarik napas panjang dan dia ingin melihat Kakak tirinya, apakah sudah tidur atau belum.
Ceklek
"Ternyata dugaan gue bener, kamarnya nggak dikunci"Gani memasuki kamar Kakak tirinya dengan perlahan supaya jika memang Kakaknya sudah tidur ia tidak akan membangunkannya.
"Sudah tidur, toh."ia mendudukan bokongnya dipinggiran tempat tidur Gata, posisi Gata membelakangi Gani.
"Good night, I hope you sleep well. Always strong to face all. I ask you to endure your illness. If you don't have the strength to say, let us surrender together. I know you are strong. Thank you for being my half brother. Thank you so much. I hope Mom will regret herself after treating it all to you. Sprit."Gani mengucapkan kata itu sungguh dari hati terdalamnya. Ia benar benar menyayangi Kakak tirinya.
Setelah mengatakan itu, Gani keluar dari kamar Gata. Ia akan pergi tidur, Ia tak peduli kepada Mamahnya, mau Mamamhnya pergi bekerja kembali pun tak masalah, ia juga sudah biasa ditinggal sendiri bersama Gata.
[Jangan lupa Vote ya]
KAMU SEDANG MEMBACA
JIWA YANG MATI || Completed
Teen FictionGata Adiwidya-anak hasil perselingkuhan seorang wanita bersama lelaki yang sudah mempunyai keluarga. Setelah anak itu lahir ke dunia, lelaki itu menitipkan anak dari hasil perselingkuhannya kepada istri sahnya, kemudian ia dan ibu kandung dari anak...