Sedikit sebuah kenangan dari semua kenangan. Dimana Gani terakhir mandi hujan bersama Gata. Itu adalah kenangan terakhirnya yang paling ia ingat.
Semuanya tinggal kenangan. Kalau bisa ia memutar ulang waktu, ia tidak akan mau meninggalkan kakaknya bersama dengan mamanya. Sekarang berakhir fatalkan? Walau bukan hanya itu alasannya untuk pergi.
Kata ikhlas. Ikhlas itu bohong. Ikhlas itu terbiasa, terbiasa, dan terbiasa.
Kepala Gani berkecamuk mengingat semua kenangan bersama sang kakak. Ia ingat-ingat lagi kapan mereka tertawa dan bergurau untuk terakhir kalinya.
Figura sang kakak ia peluk erat-erat. Ditatapnya lamat-lamat figura itu. Senyuman teduh, tatapan hangat dari seorang pemuda yang selama ini selalu berusaha menguatkan dirinya sendiri.
Kehilangan ada bukan untuk meninggalkan rasa sakit, tapi kehilangan ada untuk belajar menerima akan berakhirnya sebuah kisah di satu chapter kehidupan, belajar untuk menelan rasa pahit saat membalik sebuah halaman baru tanpa hadirnya mereka yang hilang, dan belajar memahami bahwa kehilangan adalah bagian dari suatu hidup.
Ia kembali mengingat perkataan sang kakak padanya dulu. Saatt Gani benar-benar takut untuk ditinggalkan.
"Gani, hidup itu berputar. Hidup juga perihal menyambut dan kehilangan. Kamu tahu tidak alasan manusia kenapa manusia punya perasaan? Sebab itu suatu cara agar kita bisa mengenang. Jangan terlalu sedih jika kehilangan datang. Sedih seperlunya aja, lalu ingatlah suatu kenangan akan abadi bersama kenangan-kenangan lain. Mengerti?"
Namun rupanya, Gani masih belum menerima. Sekarang semua kebahagiaanya diambil oleh Tuhan. Kurang apa semuanya?
<><><><><><>
"Ni~ayo senyum lagi. Gue kangem senyum lo Ni"lontar Valen. Ia masih berusaha membujuk walau hasilnya sama saja.
"Gani, gue mau bicara sama lo"celetuk Liam. Gani masih dengan menatap danau di depannya tanpa menyahut Liam.
"Tahu kenapa senja meninggalkan sesuatu yang indah sebelum hilang bergantinya malam?"tanya Liam. Suaranya di telan oleh suara air danau yang lumayan deras alirannya.
"Agar orang-orang bisa berkenalan dengan senja mungkin"
Liam menggeleng. "Agar kepergiannya bisa dikenang dengan baik dan indah Ni"
"Senja pergi mengalah pada malam dan esoknya senja juga melakukan itu. Seterusnya. Bayangkan saja, senja adalah kakakmu, dan malam adalah lukanya. Gata sudah selalu melakukan itu bukan? Sekarang biarkan dia pun egois untuk satu kalinya pada luka."
Gani terdiam. Kalian mengerti arti ditinggalkan bukan? Hati adalah organ paling bisa merasa sedih dan bahagia semaunya. Kalau memang itu alasannya, Gani sudah bisa mengerti. Namun, tidakah ada cara lain selain meninggalkan?
"Bang, gue salah enggak sih nangis kehilangan mereka?"tanya Gani.
Valen terkekeh pelan. Ia bermain batu dan melempar ke dalam danau.
KAMU SEDANG MEMBACA
JIWA YANG MATI || Completed
Ficção AdolescenteGata Adiwidya-anak hasil perselingkuhan seorang wanita bersama lelaki yang sudah mempunyai keluarga. Setelah anak itu lahir ke dunia, lelaki itu menitipkan anak dari hasil perselingkuhannya kepada istri sahnya, kemudian ia dan ibu kandung dari anak...