16] Maaf...

93 5 0
                                    

Setelah beberapa hari Gata menginap di dalam rumah sakit, akhirnya ia diperbolehkan pulang ke rumah.

Sesampainya di rumah setelah ia diantar oleh Liam beserta Valen, ia melihat ibu tirinya sedang menatap dirinya tajam.

"Bu..."

Belum ada Gata berbicara, Giovany sudah menarik tangannya duluan.

"S-sakit bu.."lirih Gata meringis pelan ketika tangannya ditarik kasar.

"Diam!"

Giovany membawa Gata ke kamar Gata sendiri.

Brukk

Giovany melepas tarikannya pada Gata.

"Darimana kamu! Hah?!"

"D-dari r-rumah..."

"Syut! Ngerti nggak kamu?! Kamu itu siapa? Siapa di sini? Kamu ngabisin jatah uang anak saya Gani buat kamu berobat? Sakit apa sih kamu?!"bentak Giovany sembari menunjuk wajah Gata.

Gata hanya bisa menunduk. Ibunya tidak tau penyakit apa yang ia bawa, dengan seenaknya ibunya berkata seperti itu.

Dirinya bisa saja melawan ibunya itu, tapi...ia masih mempunyai sopan santun pada ibunya.

"Jawab!"

"Maaf bu.."hanya kata itu yang bisa diucapkan Gata sekarang.

Mau ia membela diri pun ibunya tidak akan percaya. Mau ia berkata apa pun tidak akan didengar oleh ibunya.

"Ngaku juga kamu! Sekarang terima hukuman kamu!"

Giovany menarik kembali pergelangan tangan Gata ke kamar mandi di kamar pemuda itu.

Duk

"Shsh..."Gata meringis kecil karena punggungnya menghantam tembok kamar mandi.

Giovany mengambil shower menghidupkannya dan menyiramnya ke arah Gata terduduk.

"Kamu itu tidak lebih dari sampah Gata! Kalau kamu sakit kenapa nggak sekalian mati aja?! Nanggung! Menyusahkan hidup orang saja"ucapnya kepada Gata.

Gata menutup matanya tapi tidak dengan telinganya yang mendengarkan perkataan ibunya itu.

Sumpah serapah yang ibunya ucapkan selalu menyakiti hatinya. Walau sudah sering kali mendengar sumpah serapah itu, tetap rasanya sakit.

Giovany mematikan shower. Jongkok untuk menyamakan tingginya dengan Gata.

Mencekram rahang Gata keras.
"Dengar ya anak sialan. Hidupmu hanya menyusahkan. Saya menderita gara-gara kamu! Kamu pembawa sial!! Hanya anak haram! Haram!! Menjijikan!"

Gata mendengar itu. Ia tidak tuli. Sakit rasanya. Menahan tangis satu-satunya cara yang ia simpan sedari dulu.

Plakk

Wajah Gata menoleh ke samping karena tanparan keras Giovany. Panas dan perih menjadi satu. Tamparan dari tangan ibunya tidak ketinggalan untuk menyiksanya.

"Dengar sekali lagi! Kamu bukan siapa-siapa di rumah ini! Ingat Gata!!"

"Iya bu...maaf"lirih pemuda itu.

Giovany meninggalkan anak tirinya dengan keadaan basah di kamar mandi.

Berjalan angkuh meninggalkan rumahnya.

"Hiks~"satu isakan lolos keluar dari bibir Gata.

"Gata sadar kalo Gata bukan siapa-siapa ibu...Gata hanya anak haram...hiks...Gata sadar bu..."tangisan yang ia tahan sedari tadi keluar.

Ia mencoba berdiri. Sedikit sempoyongan memang, tapi ia harus ganti baju sebelum dirinya drop kembali.

<><><><>

Hai

Chap kali ini sedikit banget ya

Eum menurut kalian udah hampir ketebak belom sih endingnya?

Selalu tinggalkan jejaknya ya. Jangan lupa. Wkwk

Oh iya, aku bakal sering up buat kalian.

Pasti kalian penasaran pengen cepet-cepet ending kan?

Ya udah segitu dulu ya

Papay😁

Ett lupa

Pap dari Gata tuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pap dari Gata tuh. Wkwk

JIWA YANG MATI || CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang