Seperti janjinya tempo hari yang lalu, akhirnya kembali menginjakan kaki ke ruang BK untuk bertemu guru kesayangannya. Tenang, kali ini bukan karena pengen di kasih tausiyah karena bolos sekolah. Kali ini dia dateng buat ngasih serantang rawon buatan bang tangkas yang akhirnya udah seontentik rawon rawon di malang.
''Ini beneran buat saya?'' pak guru berkumis itu masih speechless dengan kehadiran Ann. Agak nggak percaya soalnya biasanya Ann kalo mau ke ruang BK buat bimbingan kudu dikejar kejar dulu sampe pojok sekolah.
''Kemaren saya becanda doang hehe'' lanjutnya rikuh. Cuma di sisi lain Ann malah nyengir mantap, ia sama sekali nggak ragu menepati janjinya. Lagian bang Tangkas juga setuju.
''Kata almarhum abah saya kalo punya janji harus ditepati. Jadi saya mau nepati janji saya kemaren pak hehe''
''owalah gitu...Makasih loh...''
''Sama-sama pak. Selamat menikmati pak hehe''
Senyum Ann hampir menenggelamkan matanya. Hari ini moodnya cukup bagus, beda dengan beberapa hari yang lalu. Ia seperti lahir kembali setelah tau Sabda masih tengil seperti hari hari yang lalu. Lega, karena akhirnya ia bisa mengejar pujaan hatinya tanpa harus memikirkan si sabda yang tengil itu.
Langkah Ann terhenti, niat hati ingin menuju kelas Sebastian tapi gerumul siswa menghalangi langkahnya. Ann mencermati, menilik dengan seksama, sayangnya ia tak menemukan apapun selain gerumunan anak berjas lab yang chaos itu.
Ann menyernyit, ingin memutar balik tak mau ambil pusing. Namun belum sempat ia membalik badannya bisik-bisik gerumul itu berhasil masuk ke telingan Ann.
''Serius yang ngambilin baker glass itu Sabda?''
''Ya ampun selama ini bener dong kata orang?''
''Liat pake mata kepala sendiri jadi makin percaya. Nggak nyangka sih''
''Baker Glass harga berapa sih, masa segitunya''
''Buset gue kira tajir, malah clepto. Amit-amit, malu-maluin nggak sihh....''
''Selama ini yang nyuri peralatan lab kimia tuh sabda? Anjir banget sih cleptomania''
''Keluarganya nggak bilang ke pihak sekolahan. Selama ini kita curiga ada maling, eh malingnya siswanya sendiri.' Sakit mental kok dipelihara. Najis banget!'
''sabda sabda sakit mental kok ngambil beker glass. Ngambil duit aja hhahahah''
Ann mengigit bibirnya, menolak percaya dengan apa yang ia dengarkan. Ia berulang kali menelan ludah, menelan perasaan yang campur aduk. Meski tengil begitu Ann selalu yakin Sabda bukan orang yang seperti itu. Kenyataan yang ada cukup jauh dari ekspektasi Ann.
Ann sih harusnya senang karena semesta kayaknya lagi membantu dia menjelek jelekkan Sabda. Tapi nyatanya gadis itu nggak senang. Harusnya stu satunya orang yang boleh menjelek jelekan orang tengil itu adalah dirinya.
''BUBAR BUBAR!!''
teriakan seorang siswa laki-laki mampu memecah gerumulan siswa di depan Ann. Satu persatu mereka kembali masuk ke dalam lab. Menyisakan Sabda dan dua orang guru dengan raut kecewa dan marah yang beradu menjadi satu. Tidak lama mereka menasehati Sabda, sampai akhirnya mereka berdua juga masuk ke dalam lab.
Sekarang tersisa Sabda yang sedang membenahi pecahan beker glass di depannya. Berulang kali Sabda terlihat menghembuskan napas beratnya. Ia masih belum sadar dengan kehadiran Ann yang tepat ada di depannya dalam jarak 5 meter. Gadis itu dengan tatapan teduhnya menatap Sabda dengan lembut.
Semesta menjebak mereka berdua dalam keheningan. Sabda sibuk merapihkan sisa pecahan, sementara Ann mempertahan dirinya untuk tidak melangkah dan membuat suara. Lima menit berlalu, dengan berat hati Ann membalikan badannya. Ia meninggalkan sabda tanpa membuat sebuah sapa.Bukan tanpa alasan, Ann begitu karena nggak mau sabda merasa malu karena kepergok olehnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEGIN AGAIN [soobin x lia]
General FictionCerita Liliana Reviera yang dikhianati Sabda Bumi Lazuardi. ''Sab, lo tau kan seberapa percaya gue sama lo?'' ''...'' ''Tapi kenapa lo begini ke gue? Kenapa lo?'' Sabda terdiam. Ia pandangi Ann dengan tatapan penuh sesal. Sejauh ini, ia pikir ini y...