16. Khawatir

2.2K 157 5
                                    

Vote dan komennya jangan lupa yaa




Happy Reading💙



Semenjak kejadian tadi malam, Mingyu belum mengatakan sepatah kata kepadaku. Ku lihat dia juga tidak berani menatap ku seperti biasanya. Begitu juga aku, aku diam-diam menatap Mingyu tanpa sepengetahuannya.

Ya, saat ini kita sama-sama dalam situasi canggung.

Dan sekarang aku dan Mingyu sedang membersihan sebuah gudang. Untuk dijadikan sebuah kamar yang entah untuk apa nantinya. Mungkin saja untuk kamar tamu. Kita melakukannya hanya mengisi waktu luang saja.

"Tadi malam..." tangannya terhenti, ketika aku menengok kearahnya, "ah tidak lupakan saja."

Suasana kembali sunyi.

"Mingyu, lampu ini mau diletakkan dimana?" aku memegang sebuah lampu tidur kecil yang sudah tidak berfungsi.

"Letakkan dalam kardus ini saja." dia memberikan kardus kosong berukuran sedang kepadaku.

Hei, tentu saja aku tahu jika harus diletakkan dalam kardus itu. Pertanyaanku itu ku lontarkan agar membuat suasana terlihat tidak terlalu canggung.

"Baiklah." kataku, kemudian meletakkan barang-barang lain yang sudah tidak digunakan lagi kedalam kardus yang sama.

Mingyu berencana untuk membuangnya, agar barang-barang tidak berguna yang disebut dengan sampah itu tidak semakin menumpuk didalam rumahnya.

Kita sudah membersihkan ruangan ini hampir selama tiga jam. Ruangan yang kita bersihkan juga sudah kosong, hanya ada lemari baju yang belum terisi. Mingyu membelinya sebelum kita menikah, dan masih belum digunakan hingga saat ini.

"Hari ini ingin makan apa?" tanya Mingyu yang berjalan keluar dari ruangan, membuatku mengalihkan pandangan padanya.

"Mm..., aku ingin yang berkuah." aku mengikutinya keluar dari ruangan ini, "samgyetang?"

Dia memberhentikan langkahnya, begitu juga denganku, "baiklah, cepat mandi dan kita makan samgyetang."

"Iya, aku akan segera mandi." aku tersenyum sebelum meninggalkannya, lalu bergegas mengikuti perintah darinya.

~••~

Rasa dingin dalam ruangan ini membuat bulu badanku berdiri. Sudah satu minggu ketika Lee Chan sakit dan sekarang aku sedang bersamanya, membeli dua cup es krim. Kita mampir setelah aku menemani Lee Chan datang kepemakaman ayah dan ibu.

Padahal aku sudah melarangnya karena dia baru saja sembuh, tapi tentu saja dia akan memaksaku. Tidak ada pilihan lain selain menuruti permintaannya.

"Kakak sudah mengirimkan uang padamu." ku letakkan ponselku didalam tas, setalah aku mengabari Mingyu jika aku sedang keluar bersama Lee Chan.

"Terima kasih." dia kembali memakan es krimnya, "Oh iya kak, kalau aku bekerja part time bagaimana?" pandangannya beralih padaku, meminta jawaban dariku.

"Tidak. Kakak tidak setuju." jawabku cepat.

Hembusan napasnya kasar, "aku hanya ingin mencari pengalaman dan membantu kakak."

Istri Bayaran || KIM MINGYU✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang