Kalian kalo mau komen di setiap kalimat gpp loh, aku pengen baca aja reaksi kalian kalo baca cerita aku😃
Jangan lupa vote, komen, dan follow yaa
Happy Reading💙
Secangkir teh menemaniku dimalam ini yang sedang terduduk di balkon, dengan angin yang berhembus pelan sesekali kedua tangan milikku kusatukan dan kuusap agar meredakan dingin ditubuhku.
Mingyu belum juga pulang, dia juga tidak mengirimkan pesan untukku. Mulai sekarang aku tidak lagi mempermasalahkan tentang itu, karena akan percuma jika aku memintanya untuk sekedar mengirimkan pesan untukku, dia tidak akan pernah mendengarkanku.
Semenjak kejadian kemarin, aku tidak lagi tidur bersamanya. Bukan Mingyu yang memintaku pindah kamar, tetapi diriku. Aku lebih baik menjauh darinya, bukan?
Tapi kewajibanku sebagai istri, aku tetap melayaninya.
Aku menutup mataku perlahan dan menarik napasku. Aku melihat perutku yang makin lama mulai terlihat sedikit membesar, tapi sejak saat ini pun Mingyu masih belum mengetahuinya. Mungkin karena akhir-akhir ini aku sering menggunakan sweater oversize ketika bersamanya. Sehingga perutku yang membesar ini tidak terlihat.
Sungguh, aku bingung harus mengatakan bagaimana kepada Mingyu? Apa harus mengatakan malam ini?
Bukankah lebih baik aku mengatakannya sekarang, agar dia segera mendapatkan keinginannya. Menjadi seorang CEO milik perusahaan ayahnya. Inikan tujuan kita menikah, untuk mendapatkan keturunan, dan Mingyu akan menjadi CEO.
Dan mulai sekarang aku seharusnya juga mempersiapkan diriku sendiri, jika keinginan Mingyu sudah tercapai lalu aku akan bercerai dengannya. Dulu aku berpikir seperti itu, tapi dengan berjalannya waktu dan aku makin mencintai pria itu, aku tidak rela untuk melepaskannya begitu saja.
"Hah...kenapa aku akhir-akhir ini banyak pikiran." secangkir teh dimeja ku raih, lalu aku meminumnya.
"Kenapa tiba-tiba aku ingin susu pisang? apa aku titip Mingyu saja?" aku merogoh saku sweater untuk mengambil ponsel. "Ah...tidak, nanti aku mengganggunya."
"Kalau besok saja bagaimana?" tanganku mengusap perutku, bertanya dengan bayi kecil didalamnya.
Tapi semakin aku menunggu jawabannya, aku semakin ingin susu pisang. Sepertinya memang harus membeli sekarang.
Aku membuka ponsel, mencari kontak milik kak Jeonghan. Lalu aku memanggilnya.
"Hallo." suara kak Jeonghan menyapaku
"Hallo, kak Jeonghan sudah pulang?" tanyaku ragu.
"Sudah. Kenapa?"
Aku terdiam sejenak. Jika kak Jeonghan sudah pulang, seharusnya Mingyu sudah pulang juga, berati alasan Mingyu belum pulang bukan karena lembur.
Lupakan, lupakan. Ini bukan tujuanku menghubungi kak Jeonghan.
"Boleh aku minta tolong?"
"Katakan saja."
"Kak, tiba-tiba aku ingin susu pisang. Ah bukan aku yang meminta sepenuhnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Bayaran || KIM MINGYU✔️
Fanfiction[WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Kim Mingyu, dia adalah laki-laki yang menikahiku bukan karena atas dasar cinta. Aku bekerja sebagai 'istri bayarannya'. Walaupun kita menikah sah secara agama dan hukum. Dia selalu menganggapku orang asing dihidupnya...