32. Bintang

2.1K 151 12
                                    

Readers kuu, aku penasaran nih. Kalo kalian baca cerita aku kalian suka terbawa suasana ga sih? misal sedih, marah, baper, atau ketawa kek gituu, aku penasaran bgt hehe...tolong jawab ya😂


🚨BANTU FOLLOW YA, BIAR GA KETINGGALAN CERITA DARI AKU🚨

Jangan lupa vote, komen, follow



Happy Reading💙







Sudah sekitar satu bulan semenjak Mingyu menyuruhku untuk membatalkan perceraian diantara kita berdua. Dia benar-benar menepati janjinya untuk mulai mencintaiku, walaupun aku belum menentukan pilihanku untuk lanjut atau berhenti hidup bersamanya.

Mingyu jadi sering bertemu denganku, pria itu terkadang mengantar diriku untuk pergi ke toko bunga milikku, pernah waktu itu ketika aku pulang tiba-tiba dia sudah berada di depan rumah tanpa sepengetahuanku, beberapa kali dirinya juga menginap di rumahku, Mingyu juga sering mengajakku pergi menghabiskan waktu berdua. Wataknya benar-benar lebih lembut dari sebelumnya.

Kemarin aku baru saja mengecek kandunganku bersama Mingyu, aku sengaja tidak ingin tahu apa jenis kelamin anakku, hanya Mingyu yang tahu.

Aku sudah menutup tokoku satu jam lebih awal dari biasanya, Ha Rin hari ini juga izin kepadaku untuk tidak bekerja. Alasannya aku tidak tahu, karena dia tidak memberi tahuku.

Sekarang aku sedang berada di Naksan Park, berkeliling seorang diri. Tanpa rencana sebenarnya, hanya saja tiba-tiba aku ingin mencari pemandangan yang bisa membantu menyegarkan kembali pikiranku.

Setelah berjalan sedikit jauh, aku berhenti untuk melihat pemandangan yang berada dibawah sana. Beberapa lampu menghiasi kota, aku bisa melihat dengan jelas seberapa ramainya kota Seoul.

Masih dengan posisi berdiri, tanganku bertumpu pada pagar kayu yang berada dihadapanku, angin yang menerpa diriku membuat rambutku berterbangan tak tahu arah. Sesekali aku harus menepikan rambutku yang menutupi wajahku. Mataku terpejam untuk menikmati setiap angin yang menerpa tubuhku yang terbalut kain yang tidak begitu tebal, beruntung saja saat ini sedang musim semi, jadi udara tidak dingin.

Dengan menikmati senja disore hari membuat hatiku menjadi tenang ketika memandangnya.

Aku menunduk ketika merasa sebuah tendangan kecil dari dalam perut, tanganku berpindah pada perutku.

"Adik juga bahagia?" aku sambil mengusap pelan perutku, melemparkan pertanyaan seolah bayi itu akan menjawab pertanyaanku.

Tendangan itu beberapa kali kurasakan, aku terus mengajak bayi dalam perutku untuk berbicara. Aku sering melakukannya di rumah, ketika sedang bersantai diriku menyempatkan untuk berbicara padanya, aku akan tersenyum lebar ketika kurasakan tendangan dari dalam perutku. Tendangannya sudah bisa aku rasakan dengan jelas, semakin aku dibuat sadar dengan kehadiran bayi dalam perutku. Aku semakin tidak sabar menunggu kehadirannya di dunia.

Tujuanku kemari sebenarnya untuk memikirkan kembali jawaban apa yang akan aku katakan pada Mingyu. Aku sudah siap mengurus anak ini seorang diri, aku juga sudah berjanji pada anakku, aku akan menjadi seorang ibu juga seorang ayah untuknya.

Tapi apa anakku akan bahagia?

Anak itu akan hidup dengan ibunya saja tanpa seorang ayah dalam hidupnya, aku tidak tega melihatnya.

Istri Bayaran || KIM MINGYU✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang