twenty three

827 83 18
                                    

jangan lupaa vote & commentnyaa!!

Pukul 11 malam. Yuna masih belum tidur. Ia masih menunggu kabar dari Jisung yang menghilang sejak tadi pagi. Sebenarnya Yuna sudah sangat mengantuk, tetapi dia berusaha menahannya dengan membaca buku. Tak lama, Yuna pun ketiduran.

Pukul 1 pagi, Yuna terbangun karena Jisung meneleponnya.

"Halo kak? Kakak dimana?"

"Malam mba Yuna, maaf mengganggu, saya pegawai Club 36 Kemang, saya menelepon karena mas yang mempunyai handphone ini tidak sadarkan diri, saya khawatir terjadi pencopetan atau kejahatan lain jadi saya menelepon mba Yuna karena kontak mba di pin oleh masnya."

"Malam mba, baik mba terimakasih banyak sudah menelepon. Saya akan segera kesana."

"Baik mba. Sementara pegawai kami akan mengawasi masnya. Terimakasih."

"Terimakasih mba."

tut...tut...tut...

"Duhh ngerepotin amat sih." dumel Yuna sambil memakai jaketnya. Lalu dia memesan gojek, untung saja masih ada yang mau mengambil karena Yuna khawatir lama jika memakai mobilnya. Sesampainya di Club 36, Yuna langsung menghampiri Jisung dan seorang pegawai lelaki yang sedang duduk di sebelahnya.

"Mas, tadi saya yang di telepon sama mba yang itu." kata Yuna sambil menunjuk salah satu pegawai yang menelepon Yuna sebelumnya. "Oh iya, baik mba. Apakah perlu bantuan dipindahkan ke mobil? Saya melihat masnya membawa kunci mobil. Ini mba, tadi terjatuh di sofa." kata pegawai tersebut sambil menyerahkan kunci mobil Jisung kepada Yuna. "Makasih mas. Boleh mas tolong diangkat aja. Saya liat mobilnya di depan pintu persis kok." kata Yuna. Pegawai tersebut mengangguk lalu memanggil temannya untuk membantu mengangkat Jisung ke mobil.

Setelah Jisung berhasil dimasukkan ke dalam mobil, Yuna duduk di kursi pengemudi dan mulai mengendarai mobil untuk pulang. Karena sekarang sudah pukul 2 pagi, Yuna tidak mungkin memulangkan Jisung ke rumahnya, jadi Yuna membawa Jisung ke rumah Yuna.

Sesampainya di rumah, Yuna bingung cara memindahkan Jisung ke dalam rumah. "Kak, udah sampe." ujar Yuna sambil menarik Jisung. "Hng..Yuna?" ujar Jisung pelan. "Ayo bangun kak." ujar Yuna. Lalu akhirnya Jisung bangun walaupun tidak sepenuhnya sadar dan Yuna membantunya untuk masuk ke kamar tamu.

Sesudah menaruh Jisung di kasur, Yuna melepas sepatu Jisung dan memindahkan barang-barang Jisung ke meja. Saat memegang HP Jisung, Yuna tidak sengaja melihat wallpapernya yang masih foto selfie dirinya. "Masih dipake ternyata." ujar Yuna pelan sambil tersenyum. Saat Yuna hendak keluar, Jisung memanggilnya, "Yuna...maafin gue..."

Yuna menengok, ternyata Jisung mengigau, dia masih tidur. Yuna membetulkan posisi tidur Jisung lalu pergi, tetapi ditahan oleh Jisung. "Boleh temenin ngga...?" tanya Jisung pelan sambil memegang tangan Yuna. Yuna duduk di sebelah Jisung. "Kalo lu ga peduli kenapa kaya gini, Yun..? Kalo kemaren lu beneran ga khawatir ga usah kasih gue harapan lagi.." ujar Jisung yang masih mengigau. "Sekarang gue ngapain ngurusin diri sendiri kalo lu ngga peduli, Yun?" ujar Jisung. Yuna menghela nafas, ia tahu Jisung sedang meracau karena Jisung sedang dalam pengaruh alkohol. Tetapi Yuna jadi sedih karena Jisung tidak pernah se putus asa ini selama Yuna mengenalnya. Yuna meninggalkan Jisung di kamar tamu dan masuk ke kamarnya.

Keesokan harinya, hari Sabtu, Yuna bangun pukul 11 siang. "Dek, kamu ngga bilang Jisung dateng tadi malem? Nginep dibawah ya?" tanya Sooyoung yang baru masuk kamar Yuna. "Iya ma. Dia udah bangun?" tanya Yuna, Sooyoung mengangguk.

"Turun gih. Sarapan." ujar Sooyoung lalu keluar dari kamar Yuna. Yuna keluar dari kamarnya dan turun ke bawah. Di bawah, ada Jisung yang sedang mengobrol bersama Minho. "Pulang sana." ujar Yuna. "Loh dek kok diusir pacarnya?" tanya Minho.

"Kan udah putus pa. Udah biarin aja. Kak Jisung sana pulang." ujar Yuna. "Yaudah kalo gitu aku pamit ya om, tante." ujar Jisung lalu keluar. Yuna mengikutinya keluar.
"Gue ga mau lagi ya ngurusin lu gini lagi kak. Tolong unpin kontak gue supaya pegawai club ga ngehubungin gue kaya kemaren lagi." ujar Yuna tegas. "Iya. Maaf. Makasih kemaren udah mau jemput gue." ujar Jisung pasrah.

"Yun, kita ngga bisa ya balik kaya dulu lagi?" tanya Jisung. Yuna yang tadinya hendak masuk kembali ke dalam rumah, berbalik badan. "Menurut lu, kak? Gue ga mau kalo kerjaan gue cuma makan hati doang." ujar Yuna judes. "Kita ga bisa omongin dulu apa, Yun? Masalah kita yang kemaren-kemaren kan belum selesai.." ujar Jisung lagi.

"Omongin apa lagi sih kak? Masalah apa yang belom selesai? Masalah kita cuma emang kita ga cocok. Ga bisa diomongin." kata Yuna. "Kan kita berantem karena lu sering ngelarang-larang gue Yun, sekarang gue udah berhenti semua, lu ga mau balik lagi?" ujar Jisung dengan nada melas.

"Masalahnya ga itu doang kak! Emang lu pernah sekali peduli sama gue? Kerjaan lu cuma marah-marah terus. Mau jalan jalan kaya orang lain juga lu kan ga bisa terus karena balapan. Udahlah ga usah diomongin. Gue capek." ujar Yuna. "Yun..." ujar Jisung sambil menahan Yuna. Yuna menatap Jisung, dia melihat mata Jisung yang sudah menahan air mata. "Kak, udah, ga bisa dipaksain." ujar Yuna sambil melepaskan pegangan tangan Jisung.

"Lain kali ga usah ngechat kalo ngga khawatir. Seengganya gue ga berharap lagi sama lu. Makasih buat setahun kemaren, sama tadi malem. Gue berharap yang terbaik buat lu. Semoga di kehidupan lain kita jodoh, Yun." ujar Jisung lalu masuk ke dalam mobilnya. Yuna terdiam sambil menatap mobil Jisung bergerak dari taman rumahnya. Setelah itu, Yuna masuk ke rumah dan segera masuk ke kamarnya, tangis Yuna pecah pada saat itu juga.
Dia sedih karena sebenarnya dia sangat ingin kembali ke Jisung, tetapi dia tidak sanggup sakit yang dia alami dahulu terulang kembali. Dia juga sedih karena Jisung yang terlihat sangat mengharapkan Yuna luluh.

—————————————————————
hellooooo!! kalian comment yang banyak dongg, aku suka bacain comment kaliann😁🫶🏻

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 05, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

k a s a r // park jisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang