two

10.4K 1K 150
                                    

Hectic days, hari ini Yuna ada kerja kelompok, les dan rapat osis. Ya, Yuna memang pengurus osis, tetapi kemarin dia tidak kebagian kerja saat Kangmin dan Haruto bekerja.

"Yun, pinjem mobil ya sumpah gua buru-buru banget Si Jaguar di bengkel nihhh." ujar Lucas. Karena kasihan Lucas yang sebentar lagi telat, Yuna melemparkan kunci mobilnya. "Pake aja bang, dijaga ya. Kesayangan gue."

Akhirnya, Yuna berangkat ke sekolah dengan gojek.

Sesampainya di sekolah, Yuna langsung menuju ke kelasnya. "Eh, Tooooo siniiiiii temeninnnnn." panggil Yuna. "Kenape?"

"Ya gak enak aja sendiri berasa jomblo hehehe." kekeh Yuna. "Dih, tai lu. Mending gue ngapel dah."

"Anjing ya. Dasar manusia laknat." ujar Yuna sambil menunjuk Haruto yang kabur darinya sambil tertawa.

Karena Yuna mengantuk, Yuna menelungkupkan kepalanya di atas meja, lalu dia tertidur.

"KAMU NIAT BELAJAR TIDAK?" bentak Pak Retno. Yuna terbangun kaget, "KELUAR KAMU!" lanjut Pak Retno.

"Pak tapi—"

"KE-LU-AR!" bentak Pak Retno lagi. Yuna pasrah, lalu tersenyum ke arah Yujin dan keluar dari kelasnya.

Yuna memilih pergi ke kantin, dia memesan es teh manis dan membeli beberapa bungkus oreo. Yuna duduk di meja paling luar kantin, dia agak takut bila sendirian di pojok karena kantin sekarang tidak ada orang— kecuali para penjual.

Jisung melihat Yuna di kantin, Jisung menghampiri Yuna yang sedang bersandar dan memainkan handphonenya. "Bolos?" tanya Jisung.

"Dikeluarin Pak Retno. Kakak bolos ya? Balik sana kalo bolos." jawab Yuna tanpa menoleh. "Lo ngantuk?"

"Kakak bolos ya?" ulang Yuna, Jisung mengangguk. "Balik sana kak. Jangan kebiasaan bolos."

"Kenapa dikeluarin?" tanya Jisung tanpa menjawab nasihat Yuna. "Kak jangan mengalihkan topik dong."

"Males di kelas, Yuna. Sekarang gue tanya lo, kenapa dikeluarin?" tanga Jisung lagi. Jisung mencomot oreo milik Yuna yang tidak dipedulikan oleh Yuna.

"Tidur di kelas." jawab Yuna lalu menyeruput es tehnya.
"Abis ngapain tadi malem?" tanya Jisung.

"Belajar lah, ngapain lagi." jawab Yuna. Jisung menepuk pundaknya, "Tidur aja, sini."

Yuna tertawa, "Lo kenapa dah kak? Aneh."
"Yaudah kalo ga ngantuk," ujar Jisung.

"Hahaha kenapasih kak. Gue boleh tidur di pundak kakak nih?" tanya Yuna memastikan, Jisung menarik Yuna ke pelukannya. Jisung bersandar pada tembok dan Yuna bersandar di pundak Jisung. "Nanti gue bangunin, tidur aja." ujar Jisung sambil mengusap-usap lengan Yuna.




























***

Yuna dan teman-temannya sudah duduk di kantin. Karena mereka menyelesaikan ulangan duluan, jadi mereka bisa keluar duluan. "Lu nunggu dimana tadi, Yun? Pas Pak Retno.." tanya Kangmin.

"Di kantin, bobo HAHAHAH" jawab Yuna. "Dih sianjir bisa-bisanya di kantin bobo padahal panas gitu."

"Bisa dong Jin, orang di peluk sama cowok gue." pamer Yuna. "DEMI APA LO? Tumben banget anjinggg iri gue bangsat." pekik Yujin.

"Makanya cepet jadian lo." nyinyir Kangmin yang membuat Yujin mendecak lalu memutar bola matanya.

"Diem ya lo juga jomblo anjing." ujar Yujin. "Halo teman-temanku. Pulsek Senayan City yuk." sambar Doyoung yang baru saja keluar dari kelasnya.

"Iyaaa plis banget pengen kokumi gueeee." rengek Sohee lalu duduk di sebelah Haruto yang sedang menyantap ayam bakarnya. "Gue sih ayo aja." jawab Haruto.

"Gue ngga dehhh..ada kerkom mtk wajib yang waktu itu, sama bimbel. Eh To lo bukannya rapat osis juga sama Kangmin?" tanya Yuna lalu menenggak air mineralnya.

"Oh iya. Yaudah abis itu aja, gua sama Haruto nyusul." kata Kangmin. "Yahh beneran ga bisa ikut Yun?" ujar Sohee dengan wajah sedih.

"Iyaaa sorry bangettt huhuu.." jawab Yuna. "Lo bedua kaga makan?" tanya Yujin kepada Sohee dan Doyoung.

"Pesenin dong Doy, bakso aja hehehehe." pinta Sohee. "Ck, iya iya. Dasar dajjal ya lo."




















***

"Kak, bisa nganter pulang ga?" tanya Yuna kepada Jisung. Jisung menoleh, "Gabisa. Gua udah telat banget ke circuit."

"Balapan lagi? Yaampun kak udah berapa kali gue bilangin jangan balapan lagi.." kata Yuna dengan nada putus asa. "Hobi banget sih ngatur idup gua? Lo udah telat bimbel kan? Sana cepetan." ujar Jisung ketus.

"Gue gatau mau naik apa kak...tapi gausah pikirin gue. Kakak gak boleh ke circuit pokoknya..plis kak.." ujar Yuna lagi yang dibalas decakan oleh Jisung.

"Gua udah telat"

"Kak...ya Allah..." kata Yuna lalu menahan tangan Jisung yang langsung dihempas begitu saja oleh Jisung. "JANGAN NGELARANG GUA, BISA GAK SIH?" bentak Jisung. Yuna menahan tangan Jisung lagi dengan mata berair, "Kak...gak usah ke circuit..."

"GAK USAH NGELARANG GUA! APA KURANG JELAS TADI GUA NGOMONG?" bentak Jisung lebih keras lagi yang membuat Yuna memejamkan matanya dan membiarkan air matanya mengalir begitu saja. Yuna berbalik badan dan pergi menuju warung kopi di depan gerbang sekolahnya. Jisung tidak menghampiri Yuna, ia langsung pergi ke circuit karena sedari tadi sudah telat.

Tak lama, gojek Yuna pun akhirnya datang. Yuna segera menaiki gojeknya dan melaju ke tempat lesnya.

Hanya butuh 20 menit, Yuna sudah sampai di tempat bimbelnya. "Kenapa Yun?" tanya Jiheon. Yuna bimbel hanya bersama Jiheon dan beberapa orang dari sekolah lain, Yuna tak begitu mengenalnya.  "Biasa lah," kata Yuna sambil menyengir.

"Heon, di kelas kita yang bisa nyanyi siapa ya?" tanya Yuna. Jiheon terlihat berfikir, "Hmmm...ga tau deh. Eh, kan elo Yun! Waktu MPLS lo yang nyanyi kan!"

"Yahhh jangan gueeee...buat pensi tanggal 19 nih. Gue disuruh milih sama kakel...tapi jangan gueee.." kata Yuna.

"Tapi siapa lagi coba Yun? Lu tau kan kelas kita kaya apa HAHAHA." kata Jiheon, setelah itu, guru mereka memasuki kelas mereka.




















***

Yuna sudah selesai bimbel, Lucas selaku abangnya tidak bisa menjemputnya karena sedang kuliah malam. Yuna tidak berani naik gojek semalam ini karena trauma hampir diculik beberapa tahun lalu kalau abangnya tidak datang saat waktu yang tepat. "Belom pulang, Yun?" tanya Seonho, kakak kelasnya yang kebetulan bimbel di tempat yang sama dengannya.

"Eh, Kak Seonho. Belum, kak." jawab Yuna dengan sopan. "Dijemput?" tanya Seonho lagi sambil menaiki motornya.

"Nggak, gatau nih mau balik naik apa." jawab Yuna. Seonho melirik ke bangku belakang motornya, "Naik gih, gua anter. Santai aja, ntar gua bilangin cowok lo kalo lo gak ada yang jemput."

"Beneran gapapa nih, Kak?" tanya Yuna tak enak hati. Seonho mengangguk mantap, lalu Yuna menaiki motor Seonho.

Setelah hampir satu jam, Yuna sampai di rumahnya. "Makasih ya kak. Maaf banget ngerepotin." ujar Yuna.

"Santai aja, rumah gua deket sini kok. Lo besok ikut jumat berkah ga?" tanya Seonho. Seonho juga berperan sebagai pengurus osis. Seonho adalah Menteri Ketahanan Sekolah, sedangkan Yuna dan Doah adalah staffnya. Jadi, mereka bisa dibilang dekat karena tuntunan pekerjaan.

"Gak tau deh kak. Tapi kata Kak Taehyun kayanya kelas sepuluh semua yang ikut." kata Yuna.

"Yaudah lo ikut aja. Sekalian besok razia ya, razia seragam sama tas. Lo ngurus kelas sebelas. Gue kelas dua belas, ntar Doah kelas sepuluh. Bilangin ke Doah ya." kata Seonho.

"Oke kak. Makasih ya sekali lagi kak." kata Yuna. Lalu, Seonho melajukan motornya bertepatan dengan Jisung menelfonnya.

"Udah sampe rumah?"

k a s a r // park jisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang