Chapter 15

185 22 6
                                    

Males basa basi intinya tinggalin jejak aja ok..
Happy reading 🌼🌼🌼

_______________________________

"Naya masih belum mau keluar kamar ma?"tanya Burhan menatap Agnes yang sedang mengambilkan nasi untuknya.

Seperti malam biasanya kini ruang makan tersebut hanya berisi Agnes dan Burhan saja,jika dahulu ruang makan itu akan di bisingkan dengan celotehan Naya kini terdengar sepi.

Hanya ada suara dentingan garpu dan sendok yang saling bersahutan.

"Coba mama panggil gih,siapa tau Naya mau makan malam bareng"sahut Burhan yang dibalas anggukan oleh sang istri.

Agnes beranjak dari duduknya,wanita parubaya itu lantas berjalan menuju ke lantai dua tepatnya kamar Naya berada.

Tok tok tok..

Agnes mengetuk pintu kamar putrinya ketika ia baru saja sampai.
Wanita berbaju bunga-bunga itu lantas memutar knop pintu tatkala tidak ada sahutan dari dalam.

Agnes menatap ruangan tersebut,dahinya sedikit mengkerut ketika ia mendapati ada yang berbeda dari kamar putrinya.

Jika biasanya kamar Naya akan gelap berbeda dengan sekarang,kamar bernuansa putih itu begitu terang,rapi dan.....harum?.

Agnes semakin di buat bingung,ketika ia mencium aroma khas Naya setela sekian lama gadis itu tidak memakai pengharum ini.

Langkahnya kini semakin dalam,menelisik ke berbagai sudut ruangan tersebut.

Klek.

Agnes menoleh ke arah sumber suara,pupil mata wanita itu membesar ketika ia melihat pemandangan yang sangat langkah kini berada tak jauh darinya.

"Naya?"guman Agnes menatap putri semata wayangnya dengan tatapan bertanya.

Naya tersenyum,gadis itu lantas berjalan mendekat ke arah Agnes.
"Naya kamu..?"ucap Agnes masih belum percaya bahwa yang di hadapannya sekarang adalah Naya,putrinya.

"Kenapa ma?"tanya Naya seraya menatap dirinya sendiri.

Sementara Agnes,wanita itu masih meneliti pakaian Naya yang menurutnya sangat berbeda.

"Kamu...sejak kapan kamu pakai jilbab sayang?"tanya Agnes masih meneliti pakaian yang Naya kenakan.

"Gak boleh ya ma?"tanya Naya menatap Agnes dengan tatapan lesu.

Agnes menggelengkan kepalanya,wanita itu lantas tersenyum dan mengelus kepala Naya lembut.

"Boleh sayang boleh banget malahan..tapi bukannya dulu kamu nggak suka sama pakaian itu??"tanya Agnes seraya menatap putrinya yang kini terlihat lebih baik dari hari sebelumnya.

"Naya...Naya pengen hijrah ma"ucap Naya seraya menunduk,jujur saja Naya sangat malu terhadap Agnes mengingat bahwa tubuhnya sudah kotor bahkan sangat.

"Mama bakal dukung hijrah kamu sayang..apapun keputusan kamu mama bakal setuju"sahut Agnes membuat Naya tersenyum.

Ia lalu memeluk tubuh Agnes dari arah samping dengan air matanya yang entah sudah sejak kapan luruh.

"Maaa maafin Naya ya,karena udah krepotin mama sama papah,Naya...bodoh..."

"Sayanggg kamu nggak boleh ngomong gitu,Naya anak mama itu pinter,cantik dan ceria,jadi jangan ngomong gitu lagi ya...yang udah berlalu biar berlalu yang penting sekarang Naya udah baikan."sahut Agnes mengusap lembut lengan Naya.

Naya mengangguk,hatinya saat ini menghangat berbanding terbalik dengan pikirannya.

Sejujurnya Naya sedikit takut ketika ia ingin mengucapkan yang sesungguhnya kepada Agnes kenapa ia mengurung diri di kamar selama seminggu dan ingin melanjutkan kuliahnya di rumah saja.

"Maa ...."

"Iya sayang"

"Maafin Naya,Naya sayang sama mamah"ucap Naya semakin mengeratkan pelukannya.

"Cuma mamah nih?papah nggak?"sahut Burhan yang entah sejak kapan pria parubaya itu sudah berada di ambang pintu.

"Papah?"ucap Naya menatap Burhan yang saat ini tenga berjalan ke arahnya sembari merentangkan kedua tangannya.

"Papah sayang sama kalian"ucap Burhan memeluk Naya dan Agnes secara bersamaan.

Hati laki-laki itu terasa hangat ketika mengetahui bahwa keadaan putrinya sudah membaik bahkan jauh lebih baik dari sebelumnya.

•••

Naya menidurkan kepalanya di atas meja belajar,setelah makan malam tadi bersama dengan kedua orang tuanya selama seminggu dirinya tidak ikut makan malam bersama kini gadis itu sedang mempelajari berbagai ilmu.

Mulai dari tata cara berpakaian yang benar menurut Islam dan berbagai macam ilmu lainnya.
Bukan hanya itu saja semenjak Naya memutuskan untuk berhijrah kini ia membuat jadwal belajarnya sendiri agar ibadahnya tidak terganggu.

Gadis itu sengaja membuat hari-harinya sibuk dengan buku buku dan ibadah untuk menyingkirkan bayangan Devan begitu juga dengan perasaannya.

Jika Naya boleh jujur ia masih memiliki perasaan terhadap Devan apalagi Devan adalah cinta pertama dan tentunya seseorang yang sudah berhasil merusaknya.

Namun itu semua berusaha Naya lupakan meskipun rasanya sangat berat namun ia tidak ingin di selimuti dengan perasaan sedih terus-terusan.

Dirinya harus bangkit,masa depannya masih panjang dan ia juga tidak ingin membuang waktu remajanya hanya untuk bersedih.

Dan untuk masalah percintaan,gadis itu sudah membuang jauh jauh dari hal yang berbau pacaran,ia hanya ingin dicintai dengan satu lelaki yang tulus yang bisa menerima dirinya bahwa ia sudah tidak suci.

Tapi apakah jaman sekarang masih ada?.

Naya menutup bukunya yang sudah ia baca hampir dua jam,tangannya lantas mengambil satu buku lagi yang berukuran tebal.

"Hemm,"guman Naya setelah membaca lembaran demi lembaran buku tersebut.
Hingga kini dirinya membeku ketika ia membaca sebuah kalimat di dalam buku tersebut yang menyatakan.

"Wanita pezina yang bertobat kepada Allah atas apa yang ia lakukan selama ini tidak pantas di sebut sebagai wanita murahan.Sebagaimana berlian yang jatuh dan kotor lalu kemudian ia bersihkan maka berlian tersebut jauh lebih mengkilap dibandingkan dengan sebelumnya."

Bahu Naya bergetar,gadis itu menggigit bibir bawahnya berusaha menahan Isak tangisnya ketika ia membaca buku yang ia pegang saat ini lembaran demi lembaran.

"Ya Allah maafff..."guman Naya masih membaca buku tersebut meskipun air matanya sudah meluruh bahkan semakin deras.

Apa ini yang namanya hidayah?
Kalo memang benar,Naya merasa beruntung karena dirinya mendapatkan apa yang tidak mungkin orang lain dapatnya.

Sebab menurut buku yang ia baca,Hidayah dari Allah hanya untuk orang orang yang di pilih oleh Allah dan jika benar begitu maka Naya merasa bangga karena dirinya sudah di pilih oleh Allah.[]

Maaf jika part kali ini kurang menarik.
Karena aku bener² lagi gabut wkwkwk
TBC🌼🌼

AlkanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang