Chapter 16

167 21 3
                                    

Holaaaaaa selamat malam..
Gimana kabarnya???
Aku gabut seperti biasa
Jadiiii siap.chap 16 nggak???
Jangan lupa untuk tinggalin jejak dulu 🌼🌼🌼

Happy reading 🌼🌼

_______________________________

"Menghapus Namamu dalam doa adalah sebuah keterpaksaan yang saat ini sedang aku lakukan.."
-Alkana-

_______________________________

Hari demi hari,bulan demi bulan pun kini sudah Naya lewati tanpa gadis itu sadari.
Naya menengadahkan kedua tangannya ke atas, kedua matanya juga mulai terpejam karena tidak kuasa menahan rasa sesak yang saat ini seakan mengikat dadanya.

Naya menutup wajahnya dengan telapak tangan setelah ia selesai membaca doa,gadis itu terisak sehingga membuat kedua bahunya bergetar.

Tidak terbayangkan olehnya bahwa usahanya selama satu tahun ini berbuah.
Bahkan hijrahnya pun benar-benar ia lakukan dengan sepenuh hati meskipun beberapa bulan lalu atau lebih tepatnya saat awal-awal ia berhijrah dirinya sempat merasa putus asa bahwa dirinya tidak bisa namun seiring berjalannya waktu tidak lupa juga dengan doa akhirnya Naya benar-benar merubah hidupnya menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Naya membereskan peralatan sholatnya ke tempat biasa ia letakan khusus buat peralatan sholat,gadis itu lantas membuka pintu kamarnya dan menuruni anak tangga untuk menyusul kedua orangtuanya yang sudah berada di ruang tengah.

"Ma,Pah"panggil Naya seraya tersenyum ke arah kedua orangtuanya.

Naya lantas duduk di samping Agnes,selaku ibunya.
"Kenapa sayang??"tanya Agnes menatap Naya dengan tatapan teduh.

Sementara Burhan , laki-laki parubaya itu meletakkan kopinya di atas meja lalu menatap sang putri yang saat ini sedang menatap kearahnya.

"Emmm Naya kan udah lulus kuliah S1,boleh nggak kalo Naya lanjut S2?Ma,Pah?"tanya Naya menatap penuh permohonan ke Burhan dan Agnes.

Entah itu Burhan maupun Agnes saling bertatap mata hingga..

"Homeschooling lagi Nay?"tanya Burhan menatap Naya

"Emmm nggak tahu pah,tapi Naya pengennya homeschooling lagi"sahut Naya sembari menundukkan kepalanya.

Gadis itu meremat jari jemarinya khawatir jika Burhan tidak menyetujuinya.

"Mas,"panggil Agnes menatap penuh tanya kepada Burhan.

"Papah bakal izinin kamu lanjut lagi"sahut Burhan sontak membuat Naya tersenyum.

"Tapi...."lanjut Burhan

Senyum Naya mendadak pudar,lantara dahi gadis itu mengkerut,menatap Burhan penuh tanda tanya.

"Tapi apa pah?"tanya Naya penasaran.

Burhan menatap Agnes terlebih dulu begitupun dengan Agnes.
Wanita yang saat ini berusia kepala empat itu memberi kode kepada sang suami agar tidak mengatakannya.
Sementara Burhan, laki-laki itu membalas dengan gelengan kepala samar-samar.

Bahu Agnes merosot ketika mendapat jawaban dari sang suami.
Dirinya benar-benar takut jika Naya tidak menyetujuinya apalagi gadis itu baru saja lulus kemarin.

AlkanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang