Chapter 13

216 41 84
                                    

Assalamualaikum..
Aku update part 13 karena gabut:v
Jangan lupa vote man teman...🌼🌼🌼

_______________________________

Mencintainya itu bagaikan surah Yasin ayat 40.

_______________________________

Sudah hampir satu Minggu kini tidak terasa Naya menjalani kehidupannya di dalam rumah,entah apa alasannya yang jelas ia masih enggan bertemu dengan siapapun terkecuali keluarganya.

Selama satu Minggu juga Naya menghabiskan waktunya dengan melamun dan menangis dalam diam.
Entah mengapa rasa sesal di dalam benaknya kini semakin menjadi dengan bertambahnya waktu.

Bukan hanya itu saja kondisi Naya sekarang juga terbilang cukup banyak perubahan mulai dari cara gadis itu berbicara hingga berpakaian.

Jika dahulu Naya seorang gadis yang banyak bicara sekarang ia cenderung menjadi gadis pendiam dan akan berbicara ala kadarnya.

Seperti sekarang,gadis itu sedang duduk di dekat jendela yang sengaja kacanya ia buka agar ia bisa merasakan angin malam.

Jari lentiknya sesekali menyelipkan anakan rambutnya yang menutupi bagian wajahnya.

"Sayang??"

Panggil seorang wanita parubaya yang entah sejak kapan wanita itu berdiri di dekat Naya.

Naya mendongak,menatap wajah ibunya yang saat ini sedang tersenyum manis.

"Makan dulu yuk?kamu dari tadi siang belom makan loh"ucap Agnes lembut seraya membenarkan tatanan rambut Naya.

"Naya belum lapar ma"sahut Naya.
Kini tatapannya kembali lagi ke semula.

Agnes menghela nafasnya,entah dengan cara apa lagi ia membujuk Naya agar putri semata wayangnya itu mau makan.

"Yaudah,nanti kalo Naya laper tinggal panggil mama aja ya?"Naya hanya diam,gadis itu tidak sedikitpun menoleh ke arah Agnes membuat Agnes lagi lagi menghela nafasnya.

Wanita parubaya itu lalu pergi meninggalkan Naya sendiri di kamar.

"Naya benciii"guman Naya tanpa sadar air matanya kini sudah meluruh.

"Naya bodoh...Naya kotor..."
Naya menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya,bahunya bergetar karena isak tangisnya.

•••

"Pagi pak,"sapa seorang wanita dengan stelan formal khas orang kantoran.
Wanita itu sedikit membungkukkan tubuhnya sebagai tanda hormat kepada atasannya.

"Jadwal"ucap seorang pria yang kini sudah duduk di kursi kebesarannya.
Mata tajamnya kini menatap beberapa lembar kertas yang berada di atas mejanya.

"Nanti jam delapan bapak ada meeting dengan pak Adrian pemilik Glo Tc dan ini beberapa berkas yang harus bapak tandatangani."sahut Jenny selaku sekertaris Alka.

"Hm"sahut Alka masih fokus dengan berkas-berkasnya.
Sementara Jenny,wanita dengan bibir berlipstik merah tebal itu membungkukkan tubuhnya dan seraya pergi dari hadapan Alka.

__

"Mbak Jenny!!"

Jenny segera menghentikan langkahnya tatkala ia mendengar namanya di panggil oleh seseorang yang tidak asing baginya.

Jenny menatap Mauren yang saat ini sedang mengatur nafasnya.
Wanita dengan kemeja putih yang kancingnya sengaja di buka dua dan rok span dengan panjang di atas lutut itu menatap Jenny dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Mbak emmm pak Al nya ada di dalam nggak?"tanya Mauren membuat sebelah alis Jenny terangkat.

"Kenapa memangnya?"tanya Jenny menatap Mauren curiga.

"Emm nggakpapa saya cuma ada kepentingan aja sama pak Al"

"Pak Al masih sibuk,kalo kamu mau kasih tau sesuatu kamu kasih tau ke saya saja biar nanti saya yang kasih tahu ke pak Al"ujar Jenny membuat Mauren menggelengkan kepalanya.

"Nggakpapa mbak biar saya saja"ucap Mauren dengan senyum andalannya.

"Maaf Mauren tapi buat saat ini Pak Al nya masih banyak kerjaan "sahut Jenny membuat Mauren terpaksa menuruti kemauan wanita itu.

"Yaudah kalo gitu tolong berikan ini kepada pak Al,kalo gitu saya permisi .."sahut Mauren memberikan sesuatu kepada Jenny.

Jenny menatap punggung Mauren dan kotak kecil yang ada di tangannya itu secara bergantian.

Tidak bisa di pungkiri jika sudah banyak yang tahu kalo Mauren adalah salah satu karyawati yang begitu menggilai Alka yang notabenenya laki-laki dingin dan datar.

•••

"Jadi begitu?"

"Hm,jadi gimana kamu setuju kalo perjodohannya kita tunda saja?"ucap Burhan membuat Habib menganggukkan kepalanya.

"Sekalian nunggu anak aku lulus kuliah"sahut Burhan membuat Habib menganggukkan kepalanya lagi.

"Baik,jadi deal ya perjodohan ini tetap berlanjut,"

"Ya..tapi gimana sama anak kamu?dia setuju?"tanya Burhan

"Mau setuju atau tidak yang jelas perjodohan ini tetap berlanjut,kamu tahu sendiri kan Han?anak aku sudah cukup dewasa buat membangun rumah tangga?"

"Tapi apa dia tidak keberatan jika dijodohkan dengan anak aku?"

"Jangan berfikir begitu Han,aku percaya sama Al kalo dia laki laki yang bertanggung jawab."

Burhan hanya mengangguk.
Kedua laki-laki parubaya itu saat ini sedang berada di cafe dekat dengan kantornya.

"Kamu tenang saja Han, semuanya sudah aku atur dengan matang"sahut Habib meyakinkan Burhan salah satu sahabatnya.

"Aku percaya sama kamu Bib."sahut Burhan.
Kini keduanya lanjut mengobrol hal-hal lain.[]

TBC🌼🌼



AlkanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang